*26

388 70 96
                                    

Brothers

Haikyuu!! © Furudate Haruichi

Warn : OOC, typo, Sho-ai, harem-shoyo dan lain sebagainya.

Happy Reading~

Kei berjalan menuju parkiran, tangannya sesekali mengetikkan balasan pada pesan tobio dan atsumu yang juga sedang dalam perjalanan kerumah shoyo.

‘Aku sudah mau jalan kesana,’ balasnya sebelum mengenakan helm dan menaiki motor kesayangannya.

Ia berkendara dengan kecepatan sedang menuju rumah shoyo. Sebenarnya ia mau berkendara dengan kecepatan tinggi tapi atsumu melarangnya dengan kata-kata lebih baik lambat asal selamat. Daripada mengendara dengan cepat tapi kebablasan.

Jadilah ia menurut walaupun sekarang ia sangat khawatir akan keadaan shoyo.

Dapat ia dengar suara notif pesan dari ponselnya terus berbunyi.

“Dasar mereka, padahal aku sudah bilang aku sudah mau jalan ke rumah shoyo,” gumamnya mengabaikan notif pesan yang masuk.

***

Tetsurou mengikuti motor kei dari belakang sejak keluar dari area apartemennya, dengan wajah yang  nampak serius.

Jarak kendaraan mereka tak jauh, Tapi tetsurou tidak menyalip, ia membiarkan motor milik kei tetap di depannya. Dan anehnya,  jalanan sekarang terlihat sepi.

Hanya ada dirinya dan motor kei, apa keberuntungan berpihak padaku untuk menyingkirkan kei?  Pikir tetsurou senang.

Lampu lalu lintas menujukkan warna merah, kei memanfaatkan ini untuk  mengecek pesan masuk tadi, “Astaga, mereka ini tidak sabaran sama sekali, padahal tadi katanya biar lambat asal selamat,” gumamnya sembari mengetikkan balasan.

Tetsurou yang melihat kei fokus pada ponselnya tersenyum, tangannya memegang erat kemudi. Sungguh waktu yang tepat bukan? Jalanan sepi, dan lagi.. Lampu lalu lintasnya sudah akan berubah menjadi hijau tapi targetnya ini masih asik dengan ponselnya.

“Selamat tinggal Kei,” gumamnya sebelum menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya kearah kei yang masih fokus pada ponselnya.

***

Atsumu menghampiri tobio yang ada di pintu depan, “Kei belum sampai juga?”

Tobio mengangguk seadanya sebagai jawaban.

“Tidak biasanya..  Apa karena kusuruh berkendara dengan lambat?”

“Mungkin saja? Tapi walaupun begitu harusnya tetap cepat sampai karena apartemen miliknya lebih dekat daripada rumah kita kan?”

Atsumu mengangguk, “Benar juga, harusnya dia sudah sampai sekarang,”

Tobio mengecek ponselnya lagi,  “Pesanku hanya dia baca, padahal beberapa menit lalu kulihat ia sedang mengetikkan sesuatu.”

Atsumu diam, “Apa.. Terjadi sesuatu ya?” ucapnya khawatir.

Osamu menghampiri anaknya dan tobio yang terlihat serius didepan pintu, “Kalian sedang apa? Tidak menemani shoyo?”

“Sebentar lagi ma, kami tunggu kei dulu. Lagipula shoyo sedang tidur kan?”

“Ah iya sih, tadi paman Tendou bilang shoyo sedang tidur karena tadi malam ia kurang tidur. Kalau begitu nanti setelah kei tiba, langsung masuk ya? Temani shoyo,”

“Iya ma..”

Tobio mencoba menelfon Kei, namun panggilannya tidak masuk. Entah karena ponsel kei mati kehabisan batrai atau karena hal lain. Tapi yang pasti ia jadi cemas setelah mendengar atsumu berkata apa terjadi sesuatu.

BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang