ALusya3

18 4 0
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

Hari ini Lusya dan Railin berangkat agak pagi. Karena mereka tidak sarapan dirumah jadi keduanya menyempatkan untuk sarapan terlebih dahulu di sekolah.

Railin makan dengan cepat karena berniat kembali ke kelas lebih dulu untuk menyalin tugas dari temannya.

Berbeda dengan Railin, Lusya makan dengan santai karena hari ini adalah olahraga. Gurunya santai, biasanya jam olahraga baru dimulai setelah 15 menit dari bel masuk.

"Gue kira lo nggak masuk Sya." Kata Melati yang melihat kedatangan Lusya setelah lima menit jam tanda masuk berbunyi.

"Nggak ada sejarahnya Alusya nggak masuk sekolah." Lusya menghentikan langkahnya. Melihat kursi disebelah melati kosong. "Ini nggak masuk si Naila?"

"Sakit dia, tadi surat ijinnya dititipin ke gue."

"Gue duduk sini aja lah hari ini." Ujar Lusya dengan mata berbinar dan langsung meletakkan tasnya di kursi Naila. Lumayan, dia juga masih agak kesal dengan Aldino, karena kelakuannya kemarin, Lusya harus mendengar godaan dari Railin sepanjang perjalanan pulang.

Tanpa sadar dari tadi Aldino melihat gerak-gerik Lusya sejak ia datang.
Melihat gadis itu duduk di depan, ia langsung berdiri dari duduknya.  Menghampiri Lusya tanpa berkata apa-apa. Aldino langsung membawa tas Lusya dan dikembalikan ke tempat nya, di bangku pojok belakang. Lusya hanya bisa memasang ekspresi cengo melihat kelakuan Aldino.

Lusya segera berdiri menyusul Aldino yang sudah duduk kembali ke tempatnya. "Apaan sih Al. Gue mau duduk sama Mela."

Ketika hendak mengambil tasnya kembali, tas Lusya justru ditarik oleh Aldino.

"Apaan sih anjir childish banget."

"Kan lebih baik semuanya ada pada tempatnya. Kasian nanti guru bingung, kemarin nggak lihat lo di kelas kok tiba-tiba muncul didepan." Ucap Aldino dengan ringannya.

"Nggak lihat gimana maksud Lo?!" Lusya sangat kesal. Ia sudah tahu arah pikiran Aldino saat ini.

"Kan Lo dari depan nggak kelihatan dek."

"Gue bunuh lo."Lusya memukul lengan Aldino sampai yang dipukul terdebut meringis kesakitan.

Melihat Aldino kesakitan, Lusya langsung mendudukkan dirinya di kursinya.

"Badan kec-." Baru saja Aldino ingin menggoda Lusya lagi gadis itu sudah menatapnya tajam. Dengan matanya yang besar membuat Lusya terlihat mengerikan.

"Shut up." Ucap Lusya pelan, namun mengintimidasi.

Lusya segera bangkit dari duduknya setelah ia mengambil handphone dari dalam tasnya. Ia dan Melati segera keluar menyusul teman-temannya yang sudah ada di lapangan basket. Agak terlambat memang karena perdebatannya dengan Aldino.

ALusyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang