-"......Eojeye ildeureun ijeo, nuguna jogeumsshigeun teullyeo, wanbyeokhan sarameun eopseo, shilsutuseongigo oeroun nareul bwa... Nan dashi taeeonan geonman gata, geudaereul mannagobuteo, geudae naye chorahan maeumeul, badajun sunganbuteo rallararilla." Lusya menyanyi dengan percaya dirinya diiringi alunan gitar dari Aldino. Lusya tidak tahu sebelumnya kalau Aldino bisa memainkan gitar. Tadi Aldino yang memaksanya untuk bernyanyi sebuah lagu. Ia bahkan meminjam gitar milik salah satu temannya, Gavi.
Tepukan tangan terdengar dari teman-teman Aldino setelah Lusya selesai menyanyikan lagunya. Lusya yang merasa malu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sebelumnya Lusya khawatir ia tidak bisa bergaul dengan teman Aldino. Ternyata ia salah, teman-teman Aldino sangat menyenangkan begitu pun yang perempuan.
Jika dihitung yang sudah berkumpul disini ada 18 orang termasuk Lusya serta Aldino. Jadi suasana ramai tidak bisa dihidari. Mereka memilih bernyanyi menunggu sunset tiba.
"Mela sama kak Dafa masih lama ya Al?"
"Kenapa? Bosen?" Tanya Aldino sambal merapikan Rambut Lusya yang tidak berhenti bergerak karena angin pantai.
"Nggak. Cuma nanya."
"Mau kesana?" Tawar Aldino. Ia merasa Lusya ingin keluar dari suasana ramai di sekitarnya.
Lusya tidak menjawab, rautnya seperti ragu ingin mengatakan sesuatu.
"Yaudah ayok berdiri. Sepatunya lepas aja." Aldino lebih dahulu berdiri dari duduknya.
Lusya ikut berdiri melepas sepatunya sesuai perintah Aldino. Aldino membawa Lusya mendekat ke bibir pantai hingga ombak laut bisa menyentuh kaki mereka. Lusya lebih terlihat senang sekarang, memainkan air dengan kakinya.
Aldino mendekati Lusya, cukup dekat jarak diantara mereka. Lusya sedikit terkejut, tapi karena ini bukan yang pertama kalinya ia bisa dengan cepat keluar dari keterkejutannya dan menyingkirkan mimik memalukan tersebut.
Aldino berjongkok menggulung celana Lusya yang sudah sedikit basah karena air. "Celananya basah Sya." Aldino berbicara masih dengan dirinya yang berjongkok dan mendongak melihat wajah Lusya.
Lusya mengelus rambut Aldino. "Makasih." Ucap Lusya dengan senyuman.
Aldino segera berdiri. "Jangan senyum!" Perintah Aldino sambil menunjuk dekat wajah Lusya yang membuat Lusya sedikit memundurkan wajahnya.
"Kamu cantik kalau senyum. Senyum-senyum mulu bikin deg-degan tahu nggak?!" Protes Aldino dengan wajah serius.
Mereka diam sejenak dengan terus menatap satu sama lain. Sampai akhirnya Lusya mengeluarkan lagi senyuman termanis yang ia bisa dan menggerakkan kepalanya ke kanan dan kekiri mencoba menggoda Aldino.
Selang 10 detik Lusya sudah mengganti ekspresi wajahnya dengan mimik muka terkejut karena Aldino yang tiba-tiba menarik dan memeluknya. Jantung Lusya tiba-tiba berdetak lebih cepat. Ia juga merasakan hal sama terjadi pada Aldino karena kepalanya yang menempel pada dada laki-laki tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALusya
Teen Fiction"Sya." "Hmm?" Lusya menjawab seadanya karena makanan masih ada dimulutnya. "Kayaknya aku suka deh sama kamu." - "Jangan senyum!" "Kamu cantik kalau senyum. Senyum-senyum mulu bikin deg-degan tahu nggak?!" Protes Aldino dengan wajah serius. - - Alus...