ALusya7

8 1 0
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

'Mati gue' pekik Lusya dalam hati.

Merutuki kebodohannya, Lusya segera berdiri dari duduknya. Ia segera mengambil kopi dan membayarnya.

Lusya berjalan cepat meninggalkan Aldino yang menatapnya bingung. Setelah Lusya keluar dari cafe, Aldino baru menyadari apa yang terjadi. Aldino hanya bisa terkekeh geli, bagaiman Lusya bisa seajaib itu?

-

"Mamaaa! Maluuuu! Lusya malu." Teriak Lusya sesampainya di butik mamanya.

Lusya menyesali perbuatannya yang teriak tanpa melihat situasi, ternyata ada dua pasangan yang sepertinya sedang fitting baju pengantin.

Yulia melotot mendengar suara anak gadisnya itu. Ia memberi kode Lusya agar masuk ke ruangannya menggunakan ekor matanya.

Lusya segera masuk ke ruangan tersebut. Ia memikirkan bagaimana caranya ia sekolah besok kalau rasa malunya sudah setinggi gunung Fuji, entah seberapa tinggi gunung tersebut. Ia mendudukkan dirinya di kursi mamanya dan memukul meja dihadapannya.

Kelakuan random Lusya membuat Rico yang sedang duduk di sofa menjadi bingung. Ada apa dengan adiknya itu. Tapi ia tidak akan bertanya, lebih baik diam dari pada menjadi objek pelampiasan Lusya nanti.

-
-

"Siti, tolong minggirin kakinya." Suruh Aldino dengan muka serius namun dibuat-buat.

"Diem nggak!" Lusya mendorong kursi yang sebelumnya ia gunakan untuk tempat selonjoran dengan kakinya.

"Anjing." Aldino memekik keras karena kursi yang didorong oleh Lusya mengenai tulang keringnya.

"Eh-eh maaf, sakit banget ya?" Panik Lusya langsung berdiri mendekat pada Aldino. Ia tahu bagaiman rasanya jika tulang kering terhantam dengan benda keras. Menyakitkan sekali.

"Sakit lah ti, ati-ati dong."

Mendengar nama Siti lagi dari mulut berdosa Aldino, Lusya langsung memukul punggung Aldino dengan keras. Tidak peduli lagi dengan rasa sakit yang dirasakan Aldino, Lusya segera meninggalkan Aldino keluar kelas.

Lusya mendudukkan dirinya di kursi sebelah Railin dengan wajah kesal.

"Ngapain disini?"

"Nggak, cuma sumpek aja di kelas."

Lusya mengeluarkan ponsel yang ia rasakan bergetar sekali.

Alsaurus:p

Siti
Kemana lo, udah mau masuk ini.

Berhenti panggil gue Siti!


Kan lo sendiri yang menyatakan bahwa Lo itu Siti.

ALusyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang