ALusya5

16 2 0
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

Tiga orang siswi sedang duduk di salah satu spot kantin belakang yang ramai dikunjungi murid SMA Tunas Bangsa yang sedang kelaparan.

"Enak ya Sya punya abang kayak bang Rico, loyal banget sama adeknya." Tutur Melati di sela-sela waktu makan mie ayamnya.

"Loyal banget emang bang Rico, doi agak ngeselin sih. Tapi nggak papa yang penting setiap bulan dapet traktiran dari Lusya." Railin sudah biasa mendapat jatah makan setiap bulannya ketika Lusya diberi uang oleh sang kakak. Sekarang Melati juga mendapat cipratan keloyalan Rico.

"The best sih emang bang Rico. Gue suruh beli pembalut aja dia berangkat." Pamer Lusya pada Melati.

Sebenarnya tidak mudah membujuk Rico untuk membelikan Lusya pembalut saat pertama kali Lusya memintanya. Dulu Lusya sedang mengalami nyeri haid, jika tidak dimulai dari sana pasti Rico tidak akan mau disuruh membeli barang keramat tersebut. Tapi sejak saat itu, kadang Rico membelikan sendiri tanpa diminta oleh Lusya.

"Enak banget gila. Gue sikat aja kali abang lo. Ganteng kan ya?"

"Ganteng lah, tapi dia udah 22 tahun sih." Railin yang menjawab pertanyaan Melati.

"Halah 5 tahun doang nggak masalah."

"Emang Lo udah putus dari kak Dafa?" Melati sudah susah payah menyembunyikan hubungannya dengan kakak kelasnya itu. Bagaimana bisa Railin mengungkapkan hal ini pada Lusya dengan santainya.

"Heh!!." Pekik Melati kaget dengan ucapan Railin.

Dafa adalah siswa kelas 12 IPS 1, pacar Melati sejak 2 bulan yang lalu.  Melati tidak ingin mempublikasi hubungan mereka karena Dafa cukup populer di sekolah, ia terpilih menjadi wakil ketua OSIS saat kelas 11 dan masih menjabat sampai sekarang sampai pemilihan selanjutnya.

"Kak Dafa IPS 1?!" Ucap Lusya dengan suara menggelegar, membuat seisi kantin menoleh kepadanya.

"Pelan-pelan bisa nggak sih." Ucap Melati pelan karena mereka saat ini sedang menjadi pusat perhatian karena Lusya tadi.

Lusya yang sedang dalam mode malu karena kelakuannya sendiri hanya bisa menunduk sampai merasa sekitarnya sudah tidak memperhatikannya lagi.

"Maaf-maaf, tapi kenapa nggak lo publish aja hubungan lo sama waketos? Kan lo tau, banyak para penggoda di sekolahan kita tercinta ini." Lusya memelankan suaranya sehingga hanya bisa didengar mereka bertiga.

"Nggak ah. Gue lebih suka hidup gue tentram dari pada gerak dikit banyak yang julitin. Lagian gue percaya sama Dafa." Jelas Melati.

ALusyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang