ALusya9

11 1 0
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

"GUE CAPEK"
"KENAPA SEMUANYA BISA JADI GINI, EMANG SALAH GUE APAAN?! KENAPA SEMUANYA DIPERSULIT KAYAK GINI HAH?!" Lusya berteriak dengan penghayatan seperti akting Seo Ye Ji.

"SETAAAN." Teriak Lusya, lagi.

"Astaghfirullah." Ucap Aldino spontan.

"Hah?"

"Gila boleh, tapi tetep sopan."

"Pingin nyoba kayak yang di film-film, enak juga ternyata teriak-teriak tanpa alasan."

"Malu-maluin."

"Nggak ada orang juga kan. Lo coba deh. "

"Nggak mau, menurunkan wibawa seorang Aldino aja." Tolak Aldino mentah-mentah.

"Ya terserah."

Lusya dan Aldino sedang berada di pinggir rawa dengan keindahan alam yang masih terjaga untuk hitungan daerah tempat tinggal mereka yang cukup padat. Ditempat ini juga sepi orang dan sangan recommended untuk tempat mencari ketenangan.

"Mendung Al, pulang yuk."

"Ayok."

Mereka berjalan beriringan menuju tempat motor Aldino berada. Jika dilihat  dari belakang mereka lebih mirip adik kakak ketimbang teman seumuran, posisi badan mereka juga sedikit berjauhan.

Aldino memacu motornya dengan kecepatan sedang, tidak seperti biasanya saat ia sendiri. Memilih menikmati waktu saat ini.

Tanpa mereka sadari air hujan mulai turun dan memaksa mereka menghentikan perjalanan.

"Lo sih Al jalannya kepelanan, keburu hujan kan." Kesal Lusya.

Tanpa menghiraukan perkataan Lusya, Aldino menggandeng dan menarik pelan tangan Lusya menuju salah satu tenda bakso untuk berteduh sekalian makan.

Lusya menurut saja, karena bakso cukup menarik pada suasana hujan seperti ini.

"Dingin ya? Mau pakek jaket aku aja apa gimana?" Tawar Aldino merasa peka terhadap gerak-gerik Lusya yang menggosok kedua tangannya.

"Nggak usah, hoodie lo kegedean. Kayak nggak pakek rok gue nanti . Lo juga sih ngapain muter-muter nggak jelas kayak gini. Sama aja nanti sampai rumah udah kesorean. Nggak ada bedanya dong sama nungguin Railin kelompo.." Lusya menghentikan ucapannya karena ulah Aldino yang meletakkan kedua tangannya di pipi Lusya. Aldino tadi menggosok kedua tangannya, dan tentu saja hal ini membuat Lusya terdiam. Entah apa yang ada di otaknya saat ini, badannya tidak bisa memilih respon yang tepat.

ALusyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang