-
Siang hari yang terik membuat ruangan kelas terasa pengap walaupun kipas angin sudah mencoba menyingkirkan hawa panas yang ada. Ditambah lagi dengan pelajaran matematika yang membuat otak seluruh siswa MIPA 2 bertambah panas.
Pembelajaran yang menguras tenaga membuat Lusya dan Melati hendak beranjak untuk sekedar mencari minuman penyegar. Namun langkah mereka terhenti ketika Dafa terlihat memasuki ruang kelas MIPA 2.
"Mau makan kan?"
Menjawab dengan anggukan mantap.
"Makan ke kantin belakang apa gimana?"
Alusya yang mengerti posisi segera keluar dari percakapan dua sejoli yang sedang mesra-mesranya. "Gue ke toilet dulu ya Mel, lo duluan aja."
"Beneran?"
"Iya, nanti gue sama Railin aja."
Lusya segera mendahului mereka menuju toilet. Tidak bohong, Alusya memang benar-benar ingin ke toilet untuk buang air kecil yang sudah ia tahan dari saat jam pelajaran masih berlangsung.
Setelah keluar dari dalam bilik toilet, Alusya menyempatkan mengoleskan sedikit liptint ke bibir kecilnya agar nampak lebih segar.
'Byurrrr'
Belum sempat Lusya menginjakkan kakinya keluar toilet ia sudah merasakan tubuhnya basah karena air. Alusya diam sejenak karena terkejut dengan dinginnya air yang mengguyur tubuhnya.
"Eh sorry. Nggak sengaja." Siapa lagi kalau bukan si lampir Nada yang melakukan hal tersebut. Tidak hanya Lusya atau orang yang dibuli olehnya saja, tetapi orang-orang disekitarnya mungkin juga sudah muak dengan kelakuan Nada.
"Huh." Lusya menyerah, ia muak dengan kelakuan Nada padanya.
"Maksud lo apaan sih?! Orang bodoh mana yang buang air kotor nggak didalam bilik toilet?" Posis Lusya saat disiram oleh Nada sudah berada di ambang pintu paling luar dari toilet, didalam toilet terdapat banyak bilik.
"Kan gue nggak sengaja." Nada langsung berjalan santai meninggalkan area toilet. Lusya tidak mungkin mengejarnya, ia sadar sekarang sedang basah dan mana mungkin ia keluar dari toilet dengan baju putihnya yang sekarang nerawang, apalagi sebelah adalah toilet laki-laki. Apabila ia melawan pun tidak mungkin, karena Nada tidak sendirian.
Lusya langsung mengeluarkan ponsel di saku roknya.
AlusyaVgn
Lin, tolong ambilin kardigan gue di kelas.
Baju gue basah.
Alusya memandang pantulan dirinya dicermin. Memang Nada sudah tidak bisa dibiarkan, ingin sekali ia membawakan Nada air toilet untuk disiramkan padanya, tetapi ia tidak boleh melakukannya. Ia harus main dengan cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALusya
Jugendliteratur"Sya." "Hmm?" Lusya menjawab seadanya karena makanan masih ada dimulutnya. "Kayaknya aku suka deh sama kamu." - "Jangan senyum!" "Kamu cantik kalau senyum. Senyum-senyum mulu bikin deg-degan tahu nggak?!" Protes Aldino dengan wajah serius. - - Alus...