"In the whole other life, there was this boy that I knew. He made me feel like a woman. We were young and silly fools. Anyway, he was in a band. Wrote love songs about me. I wasn't crazy 'bout the word, but the melodies were sweet. And when he start acting dumb, then I'll be on my way to leave. But I stopped in the tracks when I heard this melody."
Jeno tersenyum, menatap cerita yang baru saja Karina bagikan di Instagram pribadinya. Berisi potongan nada yang Jeno buat, dan penggalan lirik lagu Little Mix, Sweet Melody.
Ini aneh, bagaimana rasa penasaran bisa berkembang menjadi cinta dalam waktu singkat? Tidak masuk akal sedikit pun. Beberapa hari yang lalu, Jeno hanyalah seorang berandalan nakal yang tertarik pada gadis bersifat sejenis dengannya. Tetapi dilihat dari sisi mana pun, Karina itu berbeda. Mungkin Yin-Yang tidak bekerja di Indonesia?
"Yin-Yang-nya disita bea cukai kali ya?," ujar Jeno dengan tawa kecil.
Tok! Tok! Tok!
Pintu kamar Jeno diketuk beberapa kali. Malas bergerak untuk membuka pintu, akhirnya Jeno berteriak.
"Buka aja!"
Titan masuk dan melemparkan sekaleng soda ke arah Jeno yang sedang berbaring di ranjang.
"Kasmaran sih kasmaran, jangan lupa makan, bego!"
Jeno mengambil soda dingin di dekatnya, kemudian berdiri.
"Tadi sayurnya belum mateng, makanya gue nunggu di kamar."
Yang lebih tua hanya menggelengkan kepala. Jeno memang sangat tertutup, bahkan mungkin Reino tahu lebih banyak daripada keluarganya sendiri. Setidaknya Jeno memiliki seseorang untuk dituju ketika sedang kelelahan. Titan menyadari sebagian besar sifat buruk Jeno hanya pengalih perhatian. Seperti benteng yang menutupi kelemahannya.
Ini kali pertama mereka duduk dalam satu meja tanpa rasa canggung. Seolah menemukan kehangatan di sebuah rumah, Jeno makan dengan gestur natural. Titan dan ibunya bertukar tatapan sejenak.
"Katanya nggak makan karena nungguin sayur, kok sayurnya nggak dimakan?"
Jeno tersedak dibuatnya. Bukannya memberi minum, Titan justru menertawakan Jeno.
"Aduh bisa suka sama cewek juga lo?," ledek Titan. Dewi buru-buru memberi si bungsu minum.
"Lo tuh jahat banget jadi abang!"
Tunggu, Titan tidak salah dengar, 'kan?
"Apa, No?"
"Gue nggak ngomong apa-apa..."
Titan mendengus. "Dasar gengsian."
"Nggak denger. Lagi makan."
Jeno memang tidak bisa menunjukkan perasaannya. Banyak orang yang salah paham karena itu. Tapi, alih-alih memaksa Jeno, Titan memilih untuk membiarkannya mengalir secara alami. Siapa yang tahu, apa yang dapat terjadi besok?
[◇♤♡♧]
Hari ini, di antara semua pikiran dan kata-kata normal yang Karina tulis di buku catatan, ada lirik lagu yang mengambang di kepalanya. Beberapa orang mungkin menganggapnya gila karena bersenandung di kelas. Karina baru saja keluar, menghadiri kelas pagi. Ada dua kelas lagi nanti sore, rugi jika pulang. Dia berencana menulis beberapa lagu lagi, cadangan kalau-kalau Titan tidak menyukai lagunya.
"Jeno?"
Pria ini, selalu muncul tiba-tiba. Entah di pikiran Karina, atau di hadapannya langsung. Di tangan Jeno, ada sebuah kaset dengan judul "Suicide Squad", Karina paham betul apa yang pemuda ini inginkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/283001849-288-k813578.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yin-Yang [SUDAH TERBIT]
Fanfiction_____________________________________________________ Lee Jeno of NCT. A story by: @fifoldiar Genre : fiksi penggemar, lokal au, roman. Jeno tidak pernah tertarik pada gadis polos dan pendiam, dia bukan Nagendra yang suka mencari topik hingga...