Keputusan Areksa dan Helena

120 23 2
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka apabila ada kesamaan nama, tokoh, tempat, semuanya tidak disengaja.

Cerita ini bisa saja menggunakan aktor aktris sbg casts, ga lebih dan ga ad sangkut pautnya dgn aslinya

Ambil baiknya, buang buruknya ya! Bijaklah dalam menanggapi suatu bacaan~~

Jgn lupa baca sampe cuap2 author dibawah ya mwehehe:) jgn lupa klik vote, share and komen jugaa ^^

Lagu utk menemani,
SHINee_aside

Happy Reading~~

***

Warning 18+!!

Gadis itu melihat sekitar nya dengan was-was. Ia sendiri bingung saat ini ada dimana. Ia tidak mengenali tempat ini sama sekali.

Hingga terdengar suara derit pintu yang sangat mengganggu, disusul oleh kedatangan sosok yang ia kenali. Reno. Cowok itu datang, dengan rambut acak-acakan dan topless.

Gila!

"Gimana? Lo mau seneng-seneng lagi sama gue?"

Helena menggeleng dengan cepat. Ia tak mau. Ia ingin pergi. Baru saja hendak bangkit, cowok itu malah menariknya dengan paksa. Menidurkannya kembali, menindih kedua tangannya dan menciuminya dengan paksa.

"Gausah sok jual mahal lo" sakit. Perasaan Helena benar-benar sakit ketika mendengarnya.

"Lepas!! Aku bilang lepassssshh---"

Helena mendorong paksa tubuh cowok itu hingga Reno menjauh. Semua tiba-tiba berganti. Sekarang ia seolah berada di dimensi lain.

Napas gadis itu masih memburu. Ia melihat sekitar. Gudang? Ruangan ini penuh barang tak terpakai dan berdebu seolah tak terjamah cukup lama.

"Aku ada dimana?" gumamnya pelan.

Hingga kembali pintu berderit terbuka menampakkan wajah samar-samar.

"Gimana kalau kita bersenang-senang sekarang?"

Gadis itu menggeleng kuat. Ia berusaha menyeret tubuhnya sendiri buat menjauh. Ia menyipit memaksakan diri melihat wajah asli sosok itu. Percuma, semua buram.

"Enggak aku gak mau lepasssshhh---" tapi sialnya sosok itu malah menciuminya dengan paksa. Helena mulai ketakutan. Napasnya tercekat. Kenapa semua orang terkesan menatapnya murahan? Apa yang salah dengan dirinya?

Lalu semua rasa sakit itu seolah menghilang kembali, "Buka mata kamu ini aku"

"Vino? Kamu? Aku takut Vin, tadi ada orang yang mau-----"

"Ssshhhh kamu gak perlu takut ada aku disini, ijinin aku buat ngehapus jejak cowok brengsek itu di tubuh kamu"

"Gapapa ya? Aku janji bakal selalu lindungin kamu" lanjut Vino lagi. Helena tanpa sadar menganggukkan kepalanya. Ia begitu terlena dengan ajakan Vino. Ia hanya ingin cepat-cepat menghapus jejak kotor si cowok brengsek itu ditubuhnya.

Perlahan Vino mencium dahinya, lalu turun pada kedua mata lalu terakhir pada bibirnya. Semua cowok itu lakukan dengan hati-hati seolah Helena sesuatu yang rapuh yang mudah pecah dan rusak selamanya.

AREKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang