Fight For You

85 12 1
                                    

Haloo semuaa maafkan bner2 udah lama yaa

Ak bner2 sbuk bgt akhir2 ini huhu🥺🥺

Lagu utk menemani,
NCT U (from home)

Happy reading ~~

***

Malam itu Helena duduk sendiri diatas ranjang rumah sakit tempatnya dirawat. Pandangannya kosong sembari menatap kearah luar jendela. Masih tampak jelas bekas air mata dipipinya yang bahkan masih belum mengering.

Tiba-tiba tangis gadis itu pecah lagi. Selalu begitu tiap kali memikirkan Areksa. Kenapa cowok itu selalu saja berhasil menyakiti hatinya secara telak? Helena selalu berusaha melupakan masa lalunya yang menjijikkan itu, ia selalu berusaha berdamai dengan masa lalunya, tapi kenapa terasa sulit? Semakin sulit tatkala melihat reaksi Areksa yang seolah menolak dirinya.

"Sakit... hati aku sakit banget..." Helena bahkan sampai memukul dadanya sendiri. Rasanya sangat sakit.

"Berhenti nyakitin diri kamu sayang, don't ever do that again, especially in front of me..." (Jangan pernah melakukan itu lagi, khususnya didepanku...)

Helena menoleh dan tangis nya semakin pecah begitu melihat Evan kakak laki-lakinya itu berdiri didepan pintu. "Heyyy adik ku yg paling cantik, paling manis, kenapa nangis? Kenapa pukul-pukul diri kamu kayak gitu, hmm? Jangan yaa, jangan lakuin itu lagi, gak boleh..."

Evan menarik Helena dan memeluknya erat, menenggelamkan wajah Helena di dadanya.

"Kak aku mau pulang, aku gak mau ada disini"

"Wait, look at me..." (Tunggu, lihat aku..)

Evan menyampirkan anak rambut Helena lalu menyelipkannya kebelakang telinga, "what happened? Tell me.. why you crying?" (Apa yang terjadi? Beritahu aku...kenapa kamu menangis?)

"Kak aku mau pulang..."

"Okay okay i got it...." (Baiklah, aku mengerti...) Hanya itu yang bisa Evan katakan. Ia yakin seratus persen pria yang duduk termenung didepan pintu kamar jelas punya andil besar dengan kesedihan adiknya saat ini.

"Okay lihat kakak, setelah kondisi kamu membaik, kita pulang ke Amerika... Okay? Kamu mau kan pulang sama kakak?"

Helena mengangguk dengan cepat.

Evan tersenyum ringan, "okay now its your time to sleep.. don't think too much, i will stay by your side, don't worry... No one gonna hurt you, i promise" (ini waktunya untuk kamu tidur, jangan berpikir terlalu banyak, aku akan tinggal disisimu, jangan khawatir, tidak akan ada yang akan menyakitimu, aku janji)

Evan mengusap kepala Helena pelan, berharap gadis itu bisa tertidur dan melupakan semua rasa sakit dihatinya.

***

Beberapa saat kemudian...

Suara deru napas Helena terdengar teratur. Gadis itu akhirnya jatuh tertidur setelah menangis cukup lama.

Evan masih setia duduk disana. Ia mengepalkan tangannya dengan erat. Tidak, sudah cukup. Ia akan mengurus semua remah remah menyebalkan yang mengganggu kehidupan tenang adiknya.

Tidak lagi. Ia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti adiknya. Sudah cukup. Kesabaran Evan juga ada batasnya.

Pintu ruang rawat terdengar bergeser. "Get out..." (Pergi!!) Suara rendah dan tajam milik Evan benar-benar berhasil membuat nyali Areksa menciut ditempat.

Tapi, ia merindukan Helena. Begitu rindu hingga hatinya begitu sakit karena hanya bisa mendengar suara tangis gadis itu sejak sore.

"Are you blind? She just fall asleep after crying for whole fuckin' time!! Its because of you!" (Apa kamu buta? Dia baru saja tertidur setelah menangis begitu lama! Semua karena Kamu!) Evan sampai hampir berteriak melihat Areksa hanya bergeming diam ditempat seolah mengabaikan ucapannya.

AREKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang