Merasa Kehilangan

96 16 7
                                    

Halo semuaa lama tak bersua haha, sblm ak mulai ngalor ngidul kemana2, pertama2 aku mau minta maaf dulu sama kalian semua karena telah meninggalkan cerita ini begitu lama.

Jujur aja aku sibuk banget dgn segala urusan dan tetek bengek perkuliahan ku yg bner2 menyita waktu energi dan pikiran, lebay gak? Wkwk intinya karena skrg udh serba offline kan, yah meskipun campuran online offline, tp entah kenapa tugas dan ujian malah jd makin menumpuk...

Jadi aku putusin buat fokus satu persatu dlu khususnya kehidupan pribadi aku hehe.

Oh ya terima kasih juga buat pembaca ssotae304 dan Hiklimatul yg udah nanyain dan mendukung cerita ini, this is for you guys, dan juga utk semua pembaca yg msh setia menunggu cerita ini berlanjut~~ your wish came true, here u go~~

Oke gausah berlama2,

Lagu utk menemani,
Aespa_savage

Happy reading~~

***

Pagi ini menjadi pagi yang sangat berbeda untuk keluarga Areksa. Bagaimana tidak? Areksa yang biasanya dingin, cuek dan membenci Helena kini malah kedapatan menunjukkan perhatian kecil pada gadis itu namun sebaliknya Helena yang biasanya cerewet dan terus menempel pada Areksa, kini malah terkesan dingin dan menjauhi cowok itu. Mereka terlihat seolah baru saja habis bertukar jiwa.

Sejak pagi Areksa dengan segala keribetannya membantu menyiapkan sarapan, niatnya mau diam-diam saja, tapi sayangnya mulut bocor Aksa tak bisa diajak kerjasama.

"Kak Lo mau bikinin sarapan buat kak Helena kan? Ngaku aja deh Lo"

See?

Adiknya itu memang patut diselepet. Sejujurnya Areksa tak mau Helena sampai tahu, bisa besar kepala nanti anak itu. Oke, jujur saja bukan itu alasannya. Sebenarnya, Areksa malu. Ia mana mau gadis itu sampai tahu, harus taruh dimana mukanya nanti? Areksa dan ego tingginya, memang dua hal yang tak terpisahkan

Anggap saja ini sebagai bentuk rasa penyesalan dan permintaan maaf. Dan juga salah satu bentuk perjuangan yang Areksa lakukan diam-diam untuk mendapatkan kembali kepercayaan gadis itu.

"Diem Aksa, jangan ribut, masih pagi" sahut Areksa pelan. Tapi yang namanya Aksa dalam waktu beberapa detik kabar bahwa 'seorang Areksa yang pemalas hari ini bangun lebih pagi bahkan ikut membantu membuatkan sarapan untuk orang rumah' langsung tersebar dengan cepat seantero rumah ini.

Daddy dan mommy nya tentu saja menertawakannya. "Kenapa? Baru menyesal kan kamu sekarang? Mommy gak mau bantu ya, Helena pantas nya tuh dapat cowok yang lebih dari kamu" sahut mommy nya sewot. Sungguh, Areksa sampai skeptis, sebenarnya dia ini anak kandung mommy nya atau bukan sih?

Areksa hanya bisa menghela napas berat.

Dari ujung tangga teratas, tampak Helena yang sudah lengkap dengan seragam sekolah, berjalan pelan menuruninya. Sejujurnya berita yang menghebohkan rumah ini tadi pagi sudah sampai di telinganya. Suara Aksa dan kehebohan Tante Mia tak mungkin sulit untuk ia dengar.
Tapi Helena memilih untuk diam saja. Ia mengambil duduk disebelah Aksa meski sebenarnya jaraknya lebih jauh karena Helena harus memutari meja makan. Helena yang selama ini selalu memilih duduk disebelah Areksa, selalu menempel dan perhatian pada Areksa hingga membuat cowok itu risih, kini telah berubah. Dan Areksa menyadari semua perubahan itu.

Apakah Areksa boleh bilang bahwa perasaannya kosong karena gadis itu berubah? Kemana gadis yang selalu mengikutinya hingga Areksa kesal?

Tapi sepertinya Helena sudah tidak terlalu mempedulikannya lagi. Gadis itu kini malah sudah sibuk berceloteh ria dengan orang tuanya dan Aksa, mengabaikan keberadaan Areksa sepenuhnya.

AREKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang