Salah Paham

106 21 4
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka apabila ada kesamaan nama, tokoh, tempat, semuanya tidak disengaja.

Cerita ini bisa saja menggunakan aktor aktris sbg casts, ga lebih dan ga ad sangkut pautnya dgn aslinya

Ambil baiknya, buang buruknya ya! Bijaklah dalam menanggapi suatu bacaan~~

Jgn lupa baca sampe cuap2 author dibawah ya mwehehe:) jgn lupa klik vote, share and komen jugaa ^^

Lagu utk menemani,
SHINee_Kind

Happy Reading~~

***

Helena tak tau sudah berapa kali ia menghela napas berat sejak tadi. Saat ini ia tengah menatap langit malam yang berbintang melalui balkon kamarnya dilantai 3 rumah ini. Bayangkan betapa tingginya jarak antara balkon dan tanah dibawah. Melihat kebawah saja sudah ngeri, tapi Helena sendiri merasa betah berdiam lama-lama disini.

Udara malam yang dingin pun tak juga berhasil menurunkan nyalinya. Ia masih betah berlama-lama ditempat yang sama meskipun piyama yang ia gunakan sekarang tak setebal itu hingga mampu menghalau rasa dingin yang menusuk tulang. Tanpa sadar bibir gadis itu sedikit bergetar.

"Udah gila apa Lo betah banget diem disini, udah dua jam Hel!"

Helena baru saja hendak berbalik namun pergerakannya terhenti tatkala menyadari Areksa yang langsung menyampirkan hoodie kebesaran milik cowok itu dibahu Helena, sekaligus menahan pergerakan gadis itu, mencegahnya berbalik.

"Kamu ngapain masuk kesini?" Saat ini posisi mereka masih sama. Areksa masih memegang kedua bahu Helena dari belakang, menahannya sebisa mungkin, mencegah gadis itu berbalik dan melihat kearahnya.

"Harusnya gue yang tanya, Lo ngapain betah banget dibalkon, gue panggilin juga daritadi, sampai serak nih suara gue, tapi lo nya malah gak denger-denger juga, jadi ya terpaksa gue terobos aja masuk kesini, gue gak salah kan?"

"Kamu nyariin aku?" Ada sedikit nada bersemangat dalam suara Helena, yang bahkan gadis itu sendiri tidak sadari. Ia entah kenapa merasa agak sedikit senang mendapati Areksa mencarinya, mencemaskannya, bahkan perhatian seperti saat ini. Rasanya semua seperti mimpi yang berubah menjadi nyata.

Areksa berdehem pelan, cowok itu melepaskan pegangannya dari bahu Helena, kesempatan bagus yang tak gadis itu biarkan berlalu begitu saja.

Helena berbalik dengan cepat, melihat raut wajah Areksa yang tampak datar, gadis itu kembali menghela napas.

"Menurut kamu? Biasalah, mommy minta aku ngecek kamu udah tidur atau belum, kayak anak kecil aja pake dicek segala, Aksa aja gak pernah gue cek sampe segininya, nyokap jadi lebay gini gara-gara lo tau ga?!"

Helena diam saja mendengar itu semua.

Beberapa saat berlalu, barulah gadis itu berani angkat bicara lagi, "Kamu kenapa Sa? Jangan ngomel-ngomel mulu, aku bakal tidur kok bentar lagi"

Areksa menggeleng tak percaya, "udahh, naik ke ranjang, tidur, selimutan baru gue tenang, kalau engga, yang ada nyokap neror gue lagi nanyain Lo, cepetan!"

"Gak apa-apa, kamu tidur aja, aku yakin Tante Mia gak akan nanyain kamu lagi, nanti aku sendiri yang bilang ke Tante Mia"

"Enggak enggak, lagian Lo ngapain sih betah banget diam disitu, udah tidur buruan" Areksa mendorong bahu Helena menuntun gadis itu ke ranjang, yang mau tak mau gadis itu turuti karena malas berdebat.

AREKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang