Another Fight🤧

70 14 1
                                    

Haloo semuaaa akhirnyaaa aku bs update jugaaaa terharuu bgt🤧🤧

Okee ga usah lama2, yukk cushh ak
Jgn lupa vote dan spam koment yahhhhh

Lagu utk menemani,
SHINee_Beautiful

Happy Reading~~~

***

Waktu berlalu begitu cepat. Sudah dua tahun Helena ada di Indonesia.

Hari ini hari Senin. Hari yang paling tidak disukai oleh sebagian orang atau setidaknya oleh Helena.

Senin pagi ini bahkan harus dimulai dengan cara paling buruk yang bahkan Helena sendiri tidak bisa bayangkan sebelumnya.

Dasinya tertinggal dirumah! Dan seorang Areksa bahkan tidak mengingatkannya padahal cowok itu sadar bahwa Helena lupa memakai dasinya. Dengan tega, cowok itu malah menertawakannya.

Mau tak mau Helena harus berurusan dengan Ketua OSIS yang terkenal galak, Andreas.

"Maaf ya aku bener-bener kelupaan tadi buru-buru"

"Lo tau udah berapa lama gue menjabat sebagai ketua OSIS?" Helena diam. Ia menggeleng pertanda tidak tau. "Yaudah gausah dijawab, lagian juga ga penting"

Ya terus kenapa tadi nanya?! Ingin rasanya Helena membentak tapi apa daya dia juga tidak berani.

"Masih pagi udah marah-marah aja Lo" Helena menoleh dan mendapati Gabriel, duduk dengan tenang.

Loh tunggu.. ternyata siswa diluar OSIS bisa masuk dan pergi sesukanya ke ruang OSIS seperti ini? Ahh Helena baru tau.

"Kenapa Lo liatin gue segitunya? Naksir?" Andreas menepuk bahu Gabriel, menahan tawa.

"Jangan ganggu, gue mau marahin dulu"

"Jangan dimarahin Ndree.."

"Lah Lo siapa ngatur" sahut Andreas cepat. Sebenarnya tidak susah untuk menebak bahwa Gabriel sahabatnya itu merasa tertarik pada Helena, gadis yang selalu langganan dipanggil olehnya karena hal-hal sepele seperti lupa membawa dasi, lupa memakai ikat pinggang atau yang terakhir yang paling membuat Andreas geleng kepala, gadis itu mengenakan aksesoris serba pink seperti anak TK.

"Lo kayaknya harus gue kurangin lagi poinnya, coba gue liat dulu" Andreas membuka buku biru sakti berisikan nama dari tiap siswa yang mendapat poin karena melanggar. Jadi kalau sampai poin yang ia dapatkan mencapai 100 maka sudah pasti akan berpengaruh pada boleh tidak nya ia dalam mengikuti ujian akhir.

Helena baru saja hendak berkata, tapi sudah lebih dulu dipotong Gabriel.

"Potong poin gue aja lah, poin itu penting buat dia tapi gak buat gue, kasih aja lah Ndree.. gue minta sekali ini kok"

"Lo mau gue menyalahkan tugas nih ceritanya?"

"Ahh punya sahabat lurus banget elah.. nih gini aja.." Helena menatap bingung Gabriel yang melepas dasinya lalu mengalungkannya secara sembarang ke leher Helena.

"Gimana sekarang? Udah beres kan? Gausah protes lagi lu"

Andreas tertawa pelan. Sebenarnya sudah tidak kaget lagi dengan apa yang dilakukan Gabriel. Ia sudah bersahabat sejak lama dengan cowok itu.. tapi karena suatu dan lain hal, cowok itu mesti pindah selama setahun sebelum akhirnya kembali lagi kesini.

"Yaudah nih, Lo dapat poin lagi, puas Lo?!" Mungkin hanya Gabriel yang akan senang ketika tau dirinya dapat poin pelanggaran dari ketua OSIS.

"Tapi gausah gitu El.. kamu ambil aja dasinya lagi, gapapa biar aku aja yang dapat poin" Andreas melirik Helena, gadis itu sepertinya tidak peka bahwa Gabriel menaruh perhatian lebih padanya.

AREKSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang