Lapis Legit

19 23 0
                                    

"Lapis legit manis, tapi tidak semanis senyummu." _Damar

Happy Reading

Ternyata yang menelponnya adalah dekannya Aletta yang tidak lain Pak Burhan.

"Halo, Assalamualaikum pak." sapa Aletta.

"Waalaikumsalam, Aletta kamu ini apa-apaan sih? Bikin malu nama kampus saja." bentak Pak Burhan yang membuat Aletta sedikit mengingat apa salah dia.

"Maaf pak, salah saya apa yah?" tanya Aletta hati-hati.

"Pake nanya lagi, saya baru saja dapat telpon dari pak Bima pemilik perusahaan PT Bima Start, katanya kamu pernah bolos kerja, dan kemaren kamu terlambat masuk kembali saat jam makan siang." ujar pak Burhan.

"Astaghfirullah, pak sebelumnya biar saya jelaskan dulu semua kronologi kejadiannya. Biar bapak enggak salah paham." ujar Aletta.

"Sudah, enggak ada yang perlu di jelaskan lagi, bulan ini kamu enggak akan saya kasih nilai magang." ujar pak Burhan.

"Lah? Pak, enggak bisa gitu donk, kalau memang bapak mau menghukum saya silahkan, tapi sebelumnya dengar dulu penjelasan saya." ujar Aletta agak kesal.

"Sudah lebih baik kamu diam, atau kamu enggak akan saya kasih nilai magang sekalian." ujar pak Burhan yang langsung mematikan teleponnya.

Setelah telponnya dimatikan, Aletta pusing sendiri dan tentunya emosi. Itu membuat semuanya cemas, apa yang terjadi sebenarnya.

"Al? Lo kenapa?" tanya Chika.

"Iya, lo kenapa Al?" sambung Damar.

"Gila kali ya tuh orang, bisa-bisanya dia ngelaporin gue ke dekan, dia bilang gue pernah bolos kerja, terus kemaren gue telat masuk kembali setelah jam makan siang." ujar Aletta kesal.

"Lo ngomong Apasih enggak jelas banget tahu enggak." ujar Michel.

"Enggak jelas lo bilang? Cowok lo noh, dia laporin gue ke dekan gue, dan sekarang gue enggak dapat nilai magang satu bulan ini." ujar Aletta emosi.

"Dih, kok lo marah, ya itu kesalahan lo send.." ucapan Michel terpotong.

"Sudahlah, apa guna juga gue marah, enggak akan menyelesaikan masalah, yang ada gue emosi sendiri, mending gue happy saja, nilai bodok amat, enggak akan ngaruh juga buat nilai gue, nilai gue udah bagus kok, cuma gak dapet nilai sebulan doang gak ngaruh." ucap Aletta.

"Lo lihat saja Bim, gue enggak akan ngebiarin lo hancurkan hidup gue lagi, kalau bisa gue yang akan bikin nama lo jelek." Batin Aletta.

"Tumben lo enggak aut-autan," ujar Damar menatap Aletta.

"Hm," sahut Aletta senyum-senyum.

"Sudah selesai masalahnya kan? Kalau sudah kalian mau minum apa, biar tante buatkan." ucap maminya Damar menatap Aletta dan Chika.

"Enggak usah repot-repot te." ujar Aletta.

"Enggak, enggak merepotkan kok. Biar sekalian tante mau buat lapis legit, tante lagi pengen makan lapis legit, jadi abis tante buat minum baru tante buat lapis legit." ujar maminya Damar.

"Lapis legit? Wih, Aletta jago tuh te buat lapis legit, Aletta tuh dari dulu pintar masak lho te." ujar Chika.

"Eh enggak kok, biasa saja. Kan cewek memang harus bisa masak, kalau enggak bisa masak mah jangan ngaku cewek." ujar Aletta merendah.

"Merendah aaja lo, Al." ujar Aletta.

"Ih enggak merendah, memang benar kok gue cuma bisa tapi enggak jago." ujar Aletta.

Aletta Inara [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang