Cemburu 2

26 30 0
                                    

"Cemburu pada orang yang tidak pernah kita miliki memang sangat menyakitkan." _Author

Happy Reading

Aletta terdiam sesaat lalu dia memutuskan untuk menghapus air matanya. Lalu dia mengobati luka yang ada di kepalanya.

"Mulai sekarang aku benar-benar tidak akan percaya pada laki-laki, karena semuanya sama, semuanya tidak punya hati. Semuanya hanya memikirkan perasaan sendiri-sendiri. Enggak ada yang pernah memikirkan perasaanku." Batin Aletta.

Saat Aletta selesai mengobati lukanya, pintu kamarnya berbunyi yang menandakan ada yang mengetuk dari luar, Aletta dengan cepat membuka punya kamarnya.

"Al, kamu kenapa nak?" tanya bundanya Aletta.

"Iya Al, lo kenapa? Kok lo nangis lagi? Kan lo sudah janji enggak bakal sedih-sedih lagi." tambah Chika.

"Itu hanya omong kosong Ka, dan Aletta tidak mungkin bisa berhenti menangis, karena Aletta di lahirkan hanya untuk melihat dan menyaksikan kejamnya dunia." jawab Aletta dengan tatapan kosong.

Tanpa menunggu balasan, Aletta kembali menutup pintu kamarnya. Didalam kamarnya Aletta tidak berhenti menangis.

Cukup lama Aletta menangis, tanpa terasa waktu sudah siang dan telpon Aletta kembali berdering. Aletta yang menganggap telponnya tanpa melihat siapa yang menelpon, dan dia di kejutkan dengan suara Damar. Ya Damar yang menelpon, Damar bilang kau dia sudah ada didepan rumah Aletta. Tadinya Aletta tidak mau keluar tapi setelah dia pikir-pikir akhirnya dia memutuskan untuk keluar menemui Damar. Tentunya di tonton oleh Bundanya Aletta dan juga Chika.

"Damar? Ngapain Lo kesini?" tanya Aletta.

"Justru gue yang nanya sama lo, kenapa lo sudah pulang dan lo enggak ngabarin gue sama sekali." ujar Damar bertanya.

"Sudah deh, mending lo sekarang pergi jauh-jauh dari hidup gue." ujar Aletta dengan tatapan dingin dan kosong.

"Lho? Al? Kok lo balik lagi jadi lo yang dingin sih? Kan lo sudah janji enggak bakal balik dingin lagi gini." ujar Damar.

"Sudahlah lo enggak usah banyak tanya, mending lo sekarang pergi dari sini." ujar Aletta.

"Pergi? Lo kenapa Al? Tiba-tiba marah-marah dan ngusir gue kaya gini? Apa salah gue Al? Apa gue sudah nyakitin lo? Kalau memang iya lo bilang, dimananya gue nyakitin lo? Dan itu kepala lo kenapa di plaster kaya gitu? Sumpah gue enggak ngerti apa-apa Al, kenapa lo jadi dingin lagi kaya gini, gue suka lo yang ceria Al." ujar Damar dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sudahlah Damar, lo itu sama aja kaya semua cowok. Lo itu egois, lo hanya memikirkan perasaan lo sendiri, oh apa jangan-jangan lo kerjasama dengan Bima dan Michel untuk nyakitin gue? Iya? Lo kerja sama dengan mereka?" Bentak Aletta.

"Maksudnya apa Al? Gue aja enggak tahu apa maksud lo." tanya Damar.

"Sudah deh lo enggak usah pura-pura bego, gue sudah tahu kok kalau niat lo ngedeketin gue itu cuma untuk menambah luka dan kesedihan gue, iya kan? Lo kerjasama dengan mereka berdua?" Bentak Aletta.

"Sumpah demi apapun gue enggak ngerti lo ngomong apa, gue aja kaget tiba-tiba lo sudah pulang dan pas gue samperin lo malah marah-marah." ujar Damar yang kini meneteskan air mata.

"Dahlah capek ngomong sama lo, mending gua istirahat, daripada ngurusin cowok kaya lo." ujar Aletta yang masih dalam keadaan menangis.

"Enggak, lo enggak boleh masuk sebelum lo jelasin ke gue lo kenapa?" ujar Damar yang menghentikan langkah Aletta.

Aletta Inara [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang