Yang mampir dari mana ini?
***
"Diandra sayang. Yuhuuuuuuuuu "
Teriakan nyaring itu menggema hingga ke kamar gadis yang baru saja selesai memasang slingbag nya.
Sekarayu. Gadis itu geleng geleng kepala melihat ke barbaran sahabatnya. Tak pernah berubah bahkan mereka sudah duduk di bangku kuliah sekalipun.
"Ayo." Ajak begitu turun dari tangga.
"Gini nih, kebiasaan banget. Minum dulu kek gue Di. Serek nih tenggorokan gue." Dumel Clara seraya berlalu kedapur.
Diandra hanya mengedikkan bahunya acuh, lalu melanjutkan jalannya keluar rumah.
"Gue keluarin dulu mobilnya. Nanti kalau udah sampai jalan raya tukeran kita, biar nggak ketahuan kulkas berjalan lo."
Diandra hanya mengangguk patuh. Dalam hati ia deg deg an, sekaligus senang banget, pasalnya ini kali pertama ia mengemudi dalam jangka waktu yang lama. Biasanya paling jauh hanya sebatas dari halaman rumahnya hingga depan rumah Clara.
Kekasihnya sangat melarang keras ia mengemudi, awalnya Clara pun menolak keras tapi bukan Diandra namanya kalau tidak bisa membujuk seorang Clara Devina emak dadakan nya itu.
"Kalau gue di omelin Deltan sama Bagas lo yang tanggung jawab ya Di." Ujar Clara di sela sela mengemudi.
Diandra mengangguk lagi sekaligus jengah mendengar penuturan Clara menyangkut hal yang sama sedari tadi.
Kini posisi mereka sudah bertukar, tampak Diandra di belakang kemudi dengan senyum cerahnya.
Clara bernafas lega ternyata otak encer Diandra berfungsi disini, sahabatnya itu mengemudi dengan sangat hati-hati.
"Nah gini terus, Di. Biar aman jantung gue." Diandra mengangguk paham dan tetap fokus menatap lurus kedepan.
"Jangan terlalu pelan juga Di. Nanti ketabrak kita dari belakang, gas dikit lagi manis.. "
"Tahan Di tahan"
"Ra bisa diem nggak sih, aku lagi fokus nih! " ujae Diandra yang jengah mendengar ocehan Clara sedari tadi.
"Iya iya diem nih gue." delik Clara.
Percayalah rasa takut menggerogoti diri Clara saat ini, terbukti dari pegangan kedua tangan nya yang erat di selbelt miliknya.
"DI JANGAN NGEBUT ANJIRR! TURUNAN INI DI, YA TUHAN! GUE BELOM NIKAH AMA BAGAS, DIANDRA!" Pekik Clara begitu ia rasa laju mobil lebih cepat dari sebelumnya.
"Ra.. Ini gimana nge rem nya.?" panik Diandra
"INJEK REM NYA DI, INJEKK DIANDRA!!"
"Udah gue injek Ra!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara Is Clara
Teen Fiction"Kenapa? kenapa gue yang ngalamin semuanya? apa emang hidup gue sebelumnya menyedihkan banget sampai semua yang gue anggap nyata hanya halu doang?" Clara menatap pantulan wajahnya dari kaca riasnya. "Lo menyedihkan tahu Ra, hahaha saking menyedihka...