Clara.17.

393 32 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Sebelunya nggak pernah minta ini sih, sekarang boleh nggak minta votenya buat yang baca baik sebelum baca atau pun dah selesai, klik bintangnya? 

sekian terimakasih semuanyaa,.. 😘😊

Selamat membaca 😊

...

Clara tengah duduk tegap, dengan senyuman merekah yang tak luntur dari bibirnya. Yang melihat bukannya tampak manis tapi malah merasa horor.

"Gak usah senyum senyum gitu. Kamu keliatan kayak psikopat tahu." 

Clara mendengus kesal mendengar penuturan lelaki paruh baya di depannya itu.

"Gak usah sok gaya cosplay anak kalem gitu. To the point ada apa?"

Lagi dan lagi Clara mendengus kesal mendengarnya, 20 menit ia berusaha bersikap angguly, pura pura gugup seperti calon menantu yang sedang di introgasi camer nya.
Semuanya sia-sia karena tak mempan dihadapan Bapak bapak yang sialnya adalah Papa Bagas ini.

"Hmmm gini Om."  cicit Clara pelan seolah sedang gugup setengah mati.

" Om Om pala mu."_ Galak Arian.

"Duh papa ini gimana sih. Kita itu harus seperti calon menantu dan calon mertua pada umumnya. Ahh gak seru."

Clara kini berubah duduknya jadi santai.

"Helehh gayamu. Buruan mau ngomong apa, papa lagi sibuk Clara." Geram Arian dengan gemasnya.
Bagaimana tidak, sekitar 30menit yang lalu kekasih anaknya ini datang kerumahnya dengan tampang yang membuat Arian tak bisa menahan gelak tawanya, Clara yang terkenal barbar itu dengan sok malu malu nya bertemu dengan nya.

Bertingkah anggun dari biasanya yang mana jatuhnya horor dimatanya.  Karena ia terbiasa melihat Clara yang bar bar dan tak tahu malu.

"Papa  nggak mau punya menantu miskin kan?" todong Clara yang kini mengikis posisi duduknya semakin mepet kearah Arian.

"Kamu jatuh miskin?"

"Belum, tapi coming soon."  Kesal Clara mengingat beberapa hari lagi ia akan di tendang dari kediaman Bailey.

"Hmm.. Bentar lagi kan aku ulang tahun nih, papa mau kasih kado apa?" Lanjutnya dengan sumrigah.

"Kamu mau apa?"

"Beneran ini papa tanya aku mau apa?"

Melihat Arian yang mengangguk, Semburan bahagia di hati Clara semakin meruah. Tampak jelas dari wajahnya yang kini berseri seri, bersinar terang bak rembulan yang menerangi gelapnya malam, okayy lupakan terlalu alay.

"Papa tenang aja Clara gak bakal minta macam-macam kok, Clara kan anak baik hati dan tidak sombong." 

Mendengar itu Arian berdecih.

Clara Is ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang