***
Clara keluar dari kamar mandi dengan seragam lengkap dan handuk yang berada di tangannya. Langkah nya berhenti ketika matanya menangkap sosok yang tengah duduk di meja riasnya.
"Siapa lo?" Pertanyaan itu keluar dari mulut nya dengan tak santai.
Seseorang yang tengah sibuk merias diri itu diam kemudian membalikkan badan nya menatap Clara lalu tersenyum.
"Aku kira kamu masih mandi, eh udah ganti seragam ternyata." Ujar gadis itu masih tersenyum.
"Siapa lo beraninya masuk kamar gue, bahkan make alat rias gue, lagi?!" Clara tidak bisa bicara santai sekarang, secara gadis yang tak ia tahu ini main masuk kamar orang sembarangan, terus main makai makeup nya juga.
"Aku Sarah, masa kamu lupa sih." Jawab Sarah berusaha setenang mungkin. Ia tak mengira Clara akan berubah begini.
" lo gak sopan banget jadi orang, masuk kamar orang tampa izin, ini juga ambil barang orang tampa izin, LO PENCURI!?" Bentak Clara lalu merampas lipstik yang di tangan Sarah.
"Ka..kamu kok gitu sih Ra?" Sarah menunduk takut.
"Biasanya juga kamu bolehin aku kok makai ini." cicit Sarah.
"_lo kalau mau dandan pakai punya lo sendiri. Ngapain pakai punya orang lain, miskin lo?!" Hardik Clara.
" du..duit aku gak cukup buat beli yang kayak gini, tapi biasanya juga kamu kasih aku kok."
Clara tergelak mendengar penuturan Sarah yang selalu membela diri.l.
"Lo harusnya tahu, bergaya sesuai kemampuan lo. Gak usah sok meninggi kalau nyatanya lo itu RENDAH!"
" KELUAR LO!"
Sarah yang gelagapan pun langsung keluar dengan air mata yang mengalir di pipinya, dan tangan yang mengepal erat. Hatinya begitu sakit di rendahkan secara verbal oleh Clara.
Dengan semangat membara Clara menuruni tangga sembari menyambit tali tasnya, sesekali bersenandung ria tak lupa senyuman yang terus terukir di wajahnya.
"Awas tu gigi kering nyengir mulu."
Clara mendelik kesal mendengar penuturan si bungsu, "senyum itu ibadah tahu."
"Pagi mom, dad, abang abang ku yang ganteng dan adik ku yang cantik jelita." Clara mencium pipi keluarganya satu satu kecuali Alfie, sebelum akhirnya duduk di kursi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara Is Clara
Teen Fiction"Kenapa? kenapa gue yang ngalamin semuanya? apa emang hidup gue sebelumnya menyedihkan banget sampai semua yang gue anggap nyata hanya halu doang?" Clara menatap pantulan wajahnya dari kaca riasnya. "Lo menyedihkan tahu Ra, hahaha saking menyedihka...