Clara .7.

1.4K 111 2
                                    

"Clara... Kita perlu bicara!"

Clara menoleh kearah Bagas  yang kini menjulang tinggi di samping nya. Ia mengernyit bingung ketika Bagas menarik tangan nya.
Seolah paham, ia pun berpamitan kepada Kiyah dan Clary lalu mengikuti langkah Bagas yang masih menggenggam tangan nya.

Jantung Clara berdegub kencang hanya karna tautan tangan keduanya. Tatapan nya tak lepas dari bagaimana tangan Bagas menggenggam tangan nya,

Ia menggeleng cepat ketika sadar ini bukan jantung nya, ini bukan raganya jadi nggak heran kalau jantung di raga ini berdetak cepat ketika orang yang di cintai raga ini melakukan skinship dengan nya.

Ahhh jadi kangen Bagas juga yang ntah dimana, Bathin Clara.

"Maksudnya apa?"

Clara mengernyit bingung tak mengerti, kemudian mendengus kesal. "Maksudnya apa sih Gas? Aku nggak ngerti, ngomong yang jelas dong."

Bagas menarik nafas dalam, "bandel kamu sekarang ya, hmm?"

Clara mengangguk paham, "Edo cuma teman sekelas aku, aku tadi cuma main main doang."

"Berapa kali aku bilang, jangan dekat cowok lain apalagi skinship, kamu paham gak sih?!" Nada suara Bagas naik satu tingkat mendengar Clara yang terus keras kepala.

"Tapi aku cuma main gitu doang Gas! Sama temen sekelas juga malah," Ujar Clara tak kalah nyaring nya.

"Kenapa baru sekarang kamu berubah hah?!Selama  ini kamu kemana aja? Kemana kamu dulu yang selalu diam? Kamu yang nggak pernah bantah omongan aku? Kemana kamu yang dulu!"

Rahang Bagas mengeras, Clara dapat melihat dengan jelas urat urat leher Bagas. Clara mundur selangkah. Ia tertegun melihat Bagas yang kini bahkan tampak sedikit menyeramkan.

Jantung nya berdetak begitu cepat, kilasan kilasan masa lalu Clara berputar di kepala nya. Bagaimana perlakuan Bagas dulu, dan Clara yang hanya diam.

Apapun yang Bagas lakukan, Clara hanya diam. Hingga akhirnya Bagas memilih mengatur semuanya, Bagas dengan pikiran bahwa Clara hanya miliknya sendiri  bukan orang lain.

Lalu apa salahnya Clara sekarang juga bertingkah begitu? Sama halnya Bagas yang nggak suka berbagi, Clara juga tak suka berbagi.

"Apa karena sekarang kamu dekat sama Gladies?"

Klise memang, Clara hanya mencari alasan untuk membela diri. Bagaimana pun ia akan tetap mempertahankan apa yang harusnya jadi miliknya.

Clara ingin egois sekarang, ia menatap lekat mata Bagas.

"Nggak usah bawa bawa Gladies!"

"Tapi sekarang dia sekretaris kamu! Dan aku tahu dia selalu nempel sama kamu!"

"Ra, bisa nggak sih gak usah keras kepala!"

"Nggak aku tetap seperti ini, kamu masih pacar aku! Mama papa kamu juga bilang kita masih pacaran! Jadi jangan harap kamu ada kesempatan buat lirik cewek lain!" Kekeuh Clara.

"Nggak usah bawa orangtua aku dalam masalah kita Ra!" Ini yang membuat Bagas tak berkutik. Karena Bagas tipe anak yang selalu nurut apa kata orangtuanya.

Clara memamfaatkan kedua orangtuanya, bahkan di hari pertama Clara memanggil nya pacar beberapa hari yang lalu papa nya menelfon untuk tidak macam-macam dengan Clara. Dengan kata lain, ia harus mengikuti apa kata Clara.

"Gini deh. Kita buat kesepakatan. Kalau kamu bisa ngalahin nilai dan peringkat aku di kelulusan nanti aku bakal nurut seperti dulu, jadi gadis manis seperti harapan kamu."

Clara Is ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang