"BAGAS...!!"
Teriakan nyaring sosok yang terkenal pendiam selama ini menarik perhatian penghuni kantin.
Clara, gadis itu dengan senyuman lebarnya berjalan kearah cowok yang baru saja ia teriaki."Hallo, pacar sayang!"
Sontak saja ucapan Clara membuat mereka semua melongo, karena setahu mereka Clara dan Bagas sudah berakhir dari beberapa bulan lalu..
"Njirr bikin malu ae lo Ra, bukan temen gue!"
Clara mendelik menatap kesal Kiyah, kemudian melangkah ke arah Bagas meninggal kan Kiyah yang malah cengo.
"Karena kamu nggak ada pas aku pulang dari rumah sakit, jadi, ayo pesen makanan sana!" ujar Clara yang kini sudah duduk di samping Bagas sembari menatap binar lelaki itu.
Gila lo Ra, ngelepasin cogan kayakk gini. Emang lah ya Clara itu jodohnya bernama Bagas.
Bodo amat mau batal mau kagak yang pasti Bagas pacar gue!Clara tak melunturkan senyuman nya, bahkan ketika punggung tangan Bagas menempel di dahinya wajah gadis itu malah memerah.
"Bagas sayang, ayo dong pesen makan. Aku lapar loh."
Rengek Clara selembut mungkin seraya menggoyang-goyangkan lengan Bagas."Perasaan ada deh kemaren orang yang nggak mau di anggap pacar," ujar Bagas seraya menyeruput minuman nya.
"Khilaf aku tuh. Kamu mah dendaman banget sih." Gerutu Clara
"Ra, lepas!" geram Bagas.
"Nggak mau, mau sama kamu."
"Katanya mau di pesenin makanan, kamu tunggu sini."
"_suruh teman kamu aja lah, punya temen kok gak di manfaatin sih " ujar Clara santai.
Dan lagi ujaran Clara membuat shock se isi kantin. Begitu pun dengan Bagas, pasalnya selama ini yang mereka tahu Clara tak begitu suka ngomong panjang lebar, apalagi bersikap seperti sekarang ini.
Biasanya gadis itu hanya akan tersenyum manis jikalau ada yang menyapa atau menjawab seadanya saja.
"Aku pacar kamu loh, masa nggak mau turutin permintaan aku," Clara mengedipkan matanya dengan tampang memelas.
"Ra jangan kelewatan!" kali ini Bagas menyentak tangan Clara.
"Loh siapa yang kelewatan?" Clara menatap Bagas bingung.
"Kamu dan sikap kamu yang sekarang!"
"Kata siapa?"
"kamu tanya sama orang disini tingkah kamu kelewatan banget!"
Clara tersenyum miris didalam hati mendengar penuturan Bagas, tapi bukan Clara namanya jika ia harus down cuma karena kata- kata itu. Ayo lah, semasa ia hidup sebelumnya celetukan maminya plus kekasihnya lebih parah malah dari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara Is Clara
Teen Fiction"Kenapa? kenapa gue yang ngalamin semuanya? apa emang hidup gue sebelumnya menyedihkan banget sampai semua yang gue anggap nyata hanya halu doang?" Clara menatap pantulan wajahnya dari kaca riasnya. "Lo menyedihkan tahu Ra, hahaha saking menyedihka...