Clara .3.

2K 151 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

....

"Sayang...."

Clara melotot kaget ketika ada yang tiba-tiba memeluknya.

Bajingan!!

Plakkk

Clara menatap tajam sosok yang kini sudah menjaga jarak darinya, setelah Clara melepas paksa lalu menampar keras wajah cowok yang sembarangan memeluknya.

Ia kira Clara cewek apaan, main sentuh sentuh aja.

"Ra.. Ka-kamu?" Cowok yang tidak Clara tahu namanya itu menatap cengo Clara yang menatapnya bengis.

"Lo siapa sih? Gak sopan banget jadi orang!" Bentak Clara.

"Kamu yang apaan!" Jawab cowok itu yang kini sudah memperbaiki posisinya berdiri menatap lekat Clara yang duduk di atas ranjang.

"Gak jelas banget lo. Sana keluar kalau gak ada perlu," jawab Clara sekenanya.

"Ra?!" Geram cowok itu yang kini mendekat, mencodongkan tubuhnya menatap lekat Clara.

"Gak lucu!" Lanjutnya.

"Emang gak ada!"

"Kamu udah beraninya sekarang, hmm?" Cowok itu menatap sinis Clara.

"Sumpah! Lo nyebelin banget jadi cowok. Gini deh kayaknya lo salah orang deh, gue gak kenal sama lo. GAK KENAL!" Tekan Clara di akhir ucapan nya.

"Aku Bagas! Pacar kamu, gak usah becanda Ra!" Cowok yang bernama Bagas itu menatap tajam Clara.

Uhukkk uhukk

Clara tersendak salivanya sendiri, menatap horor Bagas yang kini balik menatapnya seolah ia mangsa yang siap untuk di santap hidup hidup.

"Ba..Bagas? Pacar? Ahahahahaha"

Clara tiba-tiba terbahak, tangan nya memukul kepalanya sendiri. Sadar atau tidak, tapi perban putih di tangannya suda berubah warna, seperti nya tamparan yang Clara berikan tadi lumayan kencang.

"Lo tahu aja nama pacar gue Bagas, tapi lo terlalu ganteng untuk ngaku ngaku jadi Bagas," lanjut Clara setelah tawanya lumayan reda.

"Bentar, bentar aku panggilin dokter dulu."

Clara hanya mengangkat bahunya acuh, ia menghela nafas ketika sadar telapak tangannya berdarah kembali.

ia menoleh ketika cowok tadi yang bernama Bagas datang bersama dokter dan perawat.

"Dok coba periksa lagi. Yang teliti!" Tegas Bagas.

"Baik, sus ganti perban nya."

Suster itu mengangguk kemudian melangkah ke arah Clara. Clara hanya diam sedekali meringis, luka nya perih banget.

"Kamu baru aku tinggal sehari udah kayak gini?" Bagas mengomel denhan nada frustasi

"Lo kira gue juga mau? Kalau gak gara-gara tu cewek dorong gue, kepala gue juga gak bakal bocor kek gini tahu gak!"

Clara Is ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang