Yuk bisa yuk! VOTE duluuuu biar author semangat buat nulis ❤️❤️Mari sama-sama belajar menghargai sebuah karya ✨
-
-
-
-Jam pulang sekolah telah tiba. Semua siswa sibuk membereskan alat tulis kedalam tas. Dan kini XI IPA3 sudah menjelma seperti sarang tawon. Sangat berisik dan heboh.
"Jadi kan?" Tanya Hally pada ketiga temannya.
"Jadi dong, btw di apart lo gada siapa-siapa kan?"
"Emang gue tinggal sama siapa?"
Fifah menyengir "Sapa tau kan lo nyimpen gadun."
Hally tersenyum kecil kemudian memajukan tubuhnya dan pleetak ! "Besok otaknya di laundry ya, biar gak kotor." Fifah mengusap-usap keningnya yang sudah dipastikan meninggalkan jejak kemerahan "Sakit bego!"
"Guys, aduh kayanya gue gak bisa ikut," ujar Safa yang membuat ketiga temannya kompak menoleh.
"Kok tiba-tiba?" Tanya Nara.
Safa menggigit bibir bawahnya gugup "Soalnya, gue ada perlu."
"Gak bisa gitu dong ,Saf. Kan udah pada janji buat ngosongin acara." ujar Fifah dengan raut kesal.
"Tapi, ini diluar rencana. Gue juga ma ----- "
"Safa!" Panggil seseorang yang membuat semua mata tertuju kearah pintu.
"Guys, maapin gue. Sumpah kali ini aja."
Hally menatap Safa tidak percaya, sebab ini sudah direncanakan dari jauh-jauh hari "Lo mau kemana sih?"
Safa mengigit bibir bawahnya ragu "Nanti gue ceritain. Gue duluan ya, moon maap banget. Janji gak ngulangin. Please.. " Safa berjalan mundur seraya mengatupkan kedua tangannya. Safa nampak tersenyum girang sebelum benar-benar pergi dengan Bimo.
"Ck! Bucin!" decih Nara kemudian keluar kelas diikuti oleh Hally juga Fifah.
"Panas, bro?" Ledek Aldo yang membuat Gala tersadar dari lamunannya.
"Enggak, b aja." elaknya.
"Mulut sama mata gak sinkron tuh." Tandas Aldo yang mendapat delikan tajam Gala.
"Udah ada Irene, jangan main-main." Leon ikut menimpali.
Gala berdecak "Apaan sih lu pada?" Kemudian ia berjalan terlebih dahulu dengan misuh-misuh. Kontan hal tersebut membuat Edo tertawa puas, sedangkan Bara hanya terkekeh melihat tingkah kekanak-kanakan Gala.
Bara berjalan santai bersama teman-temannya, semua nampak memperhatikan ke empatnya, atau lebih tepatnya curi-curi pandang kearah Bara.
"Hai, Rere." Sapa Aldo genit seraya menggerlingkan sebelah matanya. Sementara yang sapa tersenyum malu-malu.
"Ah, gemes bangettt!" ujar Aldo sembari meremas baju Leon. Hal tersebut langsung mendapat tepisan kasar dari pemilik baju.
"Bang Bar, Eon galak." adu Aldo yang kini menempel pada Bara.
"Gak usah deket-deket gue. Ketek lu bau comberan."
"Idih masa?" Aldo menjauh dari Bara dan mencium bau badannya.
"Wangi gini dibilang bau. Rusak idung lu bos!"
Bara hanya tertawa kecil, namun tawanya tiba-tiba lenyap ketika tak sengaja ia melihat Nara yang sedang tertawa bersama seorang laki-laki. Dan Bara tau siapa laki-laki tersebut.
"Itu sejak kapan mantan lo deket sama Sagara?" Tanya Gala yang juga sedang memperhatikan keakraban keduanya.
"Kaya serasi gitu gak sih?" ujar Aldo dengan suara kagum. Bukan Aldo Gautama namanya kalau tidak bicara sembarangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-boyfriends (On Going)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA ☺️ MARI SALING MENGHARGAI SEBUAH KARYA 🤗 - - Siapa yang tidak sakit hati bila kita diputuskan secara sepihak? Hal itu dirasakan oleh Nara. Kekasihnya yang sudah satu tahun bersama dengan tiba-tiba mengakhiri hubungan mereka...