Sebelum baca VOTE duluu sama komenn yaa sayangg ❤️❤️
-
-
-
-"Ay, ngapain sih tarik-tarik aku kaya gini?" Nara menggerutu ketika kakinya kembali terselandung akibat jalannya yang terburu-buru.
Cowok yang kini tengah menarik pergelangan Nara sama sekali tidak perduli dengan protes yang dilayangkan gadis tersebut.
Sampai ketika langkahnya terhenti pada suatu tempat yang berada dibelakang lab. Bahasa yang sudah tidak terpakai. Tempat dimana pertama kali ia mengubah status mereka menjadi sepasang kekasih. Mungkin tempat ini juga yang akan menjadi saksi keputusan finalnya setelah satu minggu seorang Bara berfikir panjang.
"Ra, aku mau kita... udahan." dengan menahan rasa perih, akhirnya Bara mampu mengucapkan kalimat tersebut.
Nara membeo tidak percaya, menyelipkan anak rambut kebelakang telinga Nara bertanya "Ini.. ini maksudnya, apa?"
"Putus. Aku mau kita putus!"
Nara menggeleng cepat. Wajahnya memanas seketika "Ini bukan april mop, sayang. Jadi, kamu gak usah bercanda."
Bara menghembuskan nafas kasar, kemudian memegang bahu Nara dengan kedua tangannya "Aku tau kamu pinter, Ra. Please.. ngerti."
"I don't want to know."
"Terserah." Tukas Bara.
Nara mencoba untuk tersenyum dengan air mata yang sudah menggenang "Ini sama sekali gak lucu,"
"Aku serius." Nara mencoba mencari kebohongan, tapi nihil.
Nara menutup mulutnya dengan kedua tangan, ini adalah anniversary hubungan mereka yang kesatu tahun, tapi Bara kini memutuskan untuk mengakhiri semuanya begitu saja.
Air mata lolos dengan sempurna dari setiap sudut mata Nara "why?" Nara menatap nanar wajah Bara yang bahkan terlihat tanpa ekspresi
Nara menarik seragam Bara dengan kedua tangan mungilnya "Kenapa kamu kaya gini? Aku sayang sama, kamu. Aku selalu ada disaat kamu butuh aku. Aku... aku punya salah apa sama kamu huh?!"
"Kamu gak salah." Bara nampak frustasi melihat reaksi Nara "cuma hubungan kita aja gak seharusnya ada."
"Maksud kamu hubungan kita ini sebuah kesalahan?"
Bara tak menjawab matanya menatap iris Nara dengan penuh arti. Kemudian menarik Nara dalam pelukannya.
"Aku gak nyangka kamu setega sama aku," Nara berkata sirat akan kekecewaan. Dengan sisa tenaga yang ada, ia mencoba melepaskan pelukan Bara, namun usahanya tidak membuat cowok tersebut bergeser satu inci pun. Nara segukan didalam rengkuhan Bara.
"Kalo kamu sadar ini kesalahan. Kenapa satu tahun yang lalu kamu minta aku jadi pacar kamu, Bara."
Bara memejamkan matanya. Tangannya semakin mendekap erat gadis lemah yang dulu mati-matian ia lindungi, namun kini waktu sudah berubah karena di jam dan di detik ini, Bara telah dengan tega menghancurkan sisi terlemah gadis tersebut dengan kedua tangannya sendiri.
"Maaf. Dan aku harap ini pertemuan terakhir kita." bisik Bara yang membuat Nara semakin meraung dalam pelukan terakhir yang mungkin ia terima.
Setelah puas menangis akhirnya Nara bisa sedikit mengontrol perasaannya. Merekapun kini sudah duduk di bangku yang terletak dibawah pohon tak jauh dari tempat mereka sebelumnya.
Hanya keheningan yang terjadi diantara mereka. Sudah tak ada lagi rengekan Nara yang meminta penjelasan. Dan juga tak ada lagi kata maaf yang terucap oleh Bara.
Sampai ketika suara bel sekolah menginterupsi keduanya untuk beranjak pergi dari tempat yang setiap detiknya terasa menyesakkan. Nara kembali mengusap pipinya yang lagi-lagi basah.
Usai.
Semua telah usai. Tak akan ada lagi hari-hari menyenangkan bersama Bara. Semua sudah usai hanya dengan beberapa detik. Nara tersenyum kecut. Seminggu tak saling sapa, Nara tak pernah mengira bahwa Bara akan mencampakkannya dengan se-menyedihkan ini.
Nara menatap ponselnya yang bergetar, ada beberapa pesan WhatsApp yang masuk secara beruntun.
Safaa
lo dimana?Nara sama sekali tak berniat untuk membalas pesan tersebut.
Hally
Ra, are u oke?Fifah
Nara gak papa?Nara menggertakan giginya seraya meremas ponselnya dengan sepenuh hati. Bukan seperti ini akhir yang Nara harapan.
Sungguh ini adalah patah hati paling parah yang pernah ia rasakan.
"Bara brengsek najis!"
- TO BE CONTINUE -
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-boyfriends (On Going)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA ☺️ MARI SALING MENGHARGAI SEBUAH KARYA 🤗 - - Siapa yang tidak sakit hati bila kita diputuskan secara sepihak? Hal itu dirasakan oleh Nara. Kekasihnya yang sudah satu tahun bersama dengan tiba-tiba mengakhiri hubungan mereka...