MEB 21 - Dikantin

920 58 22
                                    

Setelah kejadian masuknya Sarah ke SMA Pelita. Nara sudah jarang sekali melihat Bara tertawa bersama teman-temannya. Entahlah, yang Nara lihat saat ini. Adalah Gala yang banyak diam, juga Aldo yang lebih sering nimbrung diantara Nara juga teman-temannya. Sementara Leon, ia masih bersama Bara, tapi menjadi lebih dingin dari biasanya. Bahkan Leon beberapa kali tertangkap sedang menatap tajam kearah Sarah.

Nara tersenyum tipis ketika otaknya bisa menyimpulkan sesuatu, Sarah bisa bersama Bara. Tapi ia lebih unggul karena orang-orang terdekat cowok itu lebih mendukungnya.

"Udah gue bilang tanpa ayam telur itu gak ada!" Nara tertegun melihat perdebatan aneh antara Aldo juga Fifah.

Fifah menggeleng tak setuju "Gak ada!" Ia mengguncang lengan Safa kuat "Safa, ayam berasal dari mana?"

Safa tersenyum tipis "Telur."

"Nah kan! Gue bener!" pekik Fifah karena mendapat dukungan dari Safa.

Sementara Aldo berdecih sebal. "Safa! Lo kan mantan nya Gala! Gala temen gue, harusnya lo dukung gue!"

Fifah yang gemas, melayangkan jitakan keras kearah kepala cowok didepannya "Tapi yang temennya Safa itu gue bedebah!"

"Dih, Safa juga temen gue kali. Iya, kan?" Aldo menatap Safa dengan wajah memelas.

Safa menatap Aldo malas. "Bukan."

"Kalo gitu gue disini gak ada yang mau memihak?!"

"Lo temen gue." Semua orang menoleh kearah Nara dengan alis bertaut dan hanya dibalas tatapan malas oleh Nara. "Apa?" tanyanya.

"Lo beneran di pihak gue, Ra?!" tanya Aldo tak percaya. Nara menggangguk meyakinkan dan jangan lupakan senyuman menyebalkan yang kini gadis itu layangkan.  Melihat itu semakin membuat Aldo tersenyum bangga.

"Penghianat!" Kesal Fifah sembari membuang muka. Sementara Nara hanya mengangkat bahu acuh lalu melanjutkan aksi mengintainya. Jangan tanya siapa  yang kini ia intai? Karena jawabannya sudah pasti Bara, dan juga anggota baru yang kini tengah merengek-rengek meminta sesuatu.

"Cih, manja." gumam Nara yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

"Bara, aku haus," pinta Sarah.

Bara yang kini sedang bermain game online tidak menanggapi. Sesekali ia berdecak ketika Sarah mengacaukan kegiatannya.

"Bara ih!"

"Kamu kan bisa jalan sendiri, Sar. Aku tanggung bentar lagi menang." jawab Bara tanpa menoleh kearah gadis itu. Sarah mengendus sebal lalu menatap Gala.

"Gala, gue--"

"Jalan! Lo gak punya babu disini." Ketus Gala yang kini juga asik bermain shopee games diponsel miliknya.

Ia terdiam. Kini harapannya adalah Leon, namun belum sempat membuka mulut, tatapan tajam Leon lebih dulu memperingatkannya agar tidak bersuara.

Sarah menghentakkan kakinya kesal. Kemudian berjalan kearah stand minuman. Bisa-bisanya ia diacuhkan oleh ketiganya. Ia berdecak kesal. Apa posisinya saat ini sudah tak sepenting dulu?

"Nyebelin!" Gumamnya.

"Gak dilayanin mantan gue, ya?" Sarah menoleh ketika ada yang berbicara padanya. Disampingnya kini ada Nara yang tersenyum mengejek.

"Sok tau!" ketus Sarah.

Nara mengangguk "Iya, sih. Lo kan bukan putri yang harus disembah-sembah."

"Maksud lo apa?"

"Duh, benalu mana paham." Nara terkekeh geli. Kini ia mengambil hot cappucino yang baru saja diberikan penjaga kantin.

Sarah terdiam. Kemudian menatap sekitar dengan was-was"Jaga mulut lo jalang!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Ex-boyfriends (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang