Sebelum baca sabi kali VOTE dan KOMEN nyaa 😍❤️-
-
-
-Hari ini adalah hari keempat setelah Lenara resmi menyandang status jomblo. Ya, jomblo, status baru yang Nara terima setelah hubungan cintanya kandas dengan Barata Prayoga.
Sakit bukan main. Berulang kali Nara meremas kertas hingga terbentuk gumpalan yang berserakan dilantai, kebiasaan yang selalu Nara lakukan saat sedang kacau. Bahkan semua sahabat yang kini duduk melingkari Nara, hanya bisa menatap dengan kasihan. Bingung harus bagaimana lagi? Dinasehati sudah, dihibur dengan guyonan sudah, diiming-imingi dengan Lollipop aneka jenis juga sudah. Namun, semua itu hanya membuat Nara semakin terluka dan ujung-ujungnya menangis tersedu-sedu.
"Ra, udahan atuh galaunya, gue ikutan sedih tau." ujar Safa yang duduk didepan Nara. Nara lagi-lagi tidak menyahut, ia masih benci dengan status barunya ini.
"Bel pulang udah dari tadi loh, Ra. Lo gak ada niatan buat balik?" kali ini Fifah yang membujuk.
Nara mendongak, menatap Fifah dengan tatapan tajam "Lo, kalau mau pulang, ya pulang aja. Gak ada yang maksa lo, buat nungguin, gue!" Nara berdecih "Semua orang kan memang kaya gitu, suka ninggalin gue kaya... Bara."
Fifah menghela nafas berat. Kenapa Nara malah tambah marah?
"Bukan gitu, Ra. Gue cuma ---"
"Udah, Fah. Gak papa, lagian lo gak salah." Nara menjeda "Gue, aja yang terlalu childish."
"Iya, Chil-dish. Bara bilang gue ini childish!" Nara bersuara lirih sebelum ia beranjak pergi dan benar-benar menghilang dari balik pintu.
Nara meninggalkan ketiga sahabatnya yang kini serempak merosot kan bahu. Ketiganya merasa frustasi dengan sikap Nara yang saat ini.
"Dia cuma butuh waktu buat nerima kenyataan, kita ga bisa maksa." Hally yang dari tadi hanya terdiam kini mulai angkat bicara.
Safa menerjang kursi dihadapannya dengan penuh emosi "Semua ini karena cowok brengsek itu!"
"Pelanin suara, Lo. Kalau Nara denger lo ngumpatin Bara kaya gitu, Nara gak segen-segen buat marah sama kita." ujar Fifah memperingati.
"Terus kita harus gimana?" Safa mengerang frustasi. "Gak ngerti lagi gue sama orang yang patah hati."
Ketiganya terdiam cukup lama. Mereka sama-sama berfikir tentang jalan keluar dari satu masalah pelik yang menimpa sang sahabat. Nara terlalu rapuh untuk segala masalah yang menyangkut Bara. Apa lagi masalah kali ini benar-benar menguras emosi.
Lima menit berlalu begitu saja. Tak ada yg bersuara, yang ada hanya helaan nafas ketiganya yang terdengar bersahutan.
"Ada saran?" tanya Hally, memecah keheningan.
"Belum." jawab Safa lesu.
"Gue kepikiran sesuatu." timbal Fifah, yang membuat kedua sahabatnya menaikan alis mereka.
"Tapi, jujur gue sendiri masih kurang yakin sama ide ini." lanjut Fifah dengan nada sedikit ragu.
"Ide apa?"
"Sini ngedeket," Fifah membisikkan sesuatu pada kedua temannya.
"What?!" Pekik Safa setelah mendengar saran Fifah.
---- >> << ---
"Sial!" Umpat Bara yang lagi-lagi kalah dalam game online diponsel miliknya.
Ini benar-benar mengganggu aktivitasnya. Bara tidak pernah menyangka bahwa berpisah dengan Nara adalah hal yang tidak mudah. Berkali-kali ia berusaha mengenyahkan bayangan gadis itu, namun percuma. Kerena gadis itu selalu muncul dimanapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-boyfriends (On Going)
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM BACA ☺️ MARI SALING MENGHARGAI SEBUAH KARYA 🤗 - - Siapa yang tidak sakit hati bila kita diputuskan secara sepihak? Hal itu dirasakan oleh Nara. Kekasihnya yang sudah satu tahun bersama dengan tiba-tiba mengakhiri hubungan mereka...