Jangan lupa sebelum baca VOTE dulu yang banyakkk ,❤️❤️❤️
-
-
-"Gimana tadi sore?" Ujar Diana seraya menaruh lauk di piring Nara. "Maaf ya Mama jadi ngerepotin kamu."
Nara tersenyum "Gak repot sama sekali, Ma. Malah tadi tu seru banget, banyak yang dateng buat pesen bunga. Oh, iya. Tadi juga ada cowok tajir yang kesana."
Diana mengerutkan keningnya "Cowok tajir?"
"Iya, rapih banget. Macam anak sultan gitu."
"Ganteng?" Tanya Tara penasaran.
Nara menggeleng pelan "Gak tau. Nara gak sempet liat mukanya."
"Masa?"
Decakan kecil terdengar dari bibir mungil Nara yang masih asik mengunyah makanan.
"Yah, sayang banget dong." Itu suara Dito yang baru saja tiba.
Nara hanya mengangkat bahu tak acuh lalu kembali fokus pada makanan kesukaannya. Sesekali ia menyahut dan sedikit terkekeh ketika kedua orang tuanya saling melempar guyonan ringan.
Selang beberapa menit acara makan malam pun berakhir. Kini Nara sudah berada di ruangan kesukaannya. Kamar tidur. Entah mengapa Nara sangat menyukai ruangan bernuansa ala-ala Korea tersebut.
Ia kini tengah menatap layar laptopnya dengan serius, sesekali matanya membulat ketika melihat adegan romantis pada drama Korea yang sedang ia tonton saat ini.
Beberapa kali ia menggigit bantal yang ia peluk, menahan jeritan agar tidak terdengar oleh Tara yang kamarnya berada tidak jauh dari kamarnya.
Nara membayangkan bila saja kisah cintanya dengan Bara bisa seromantis drama yang sedang ia tonton. Mungkin saja ia akan menjadi gadis paling beruntung dimuka bumi.
Ngomong-ngomong soal cowok tersebut, Nara penasaran apa yang sedang cowok itu lakukan.
"Kenapa tiba-tiba kangen gini sih?" Gumamnya nya seraya menatap layar ponselnya yang kini menampakkan wajah cowok itu.
Nara mencari nomor cowok tersebut dikontak WhatsApp miliknya. Awalnya ia hanya ingin mencari tahu apakah ia sedang online atau tidak, namun karena jarinya yang kelewat lincah ia malah tanpa sengaja memencet tombol bertanda gagang telpon.
Ia gelagapan setengah mati kemudian langsung mematikan sambungan telpon sebelum si pemilik nomor mengangkatnya.
"Aishh, bego." Cicit Nara seraya menatap layar ponselnya yang kini telah redup dan mati.
Namun tak lama matanya membulat sempurna ketika menyadari sesuatu "Bara un blok gue?!" Nara kembali mengecek ponselnya "Demi apa si woy?!!"
Ia berjingkrak senang. Berjoget kesana kemari seraya memeluk ponselnya girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-boyfriends (On Going)
Ficção AdolescenteFOLLOW DULU SEBELUM BACA ☺️ MARI SALING MENGHARGAI SEBUAH KARYA 🤗 - - Siapa yang tidak sakit hati bila kita diputuskan secara sepihak? Hal itu dirasakan oleh Nara. Kekasihnya yang sudah satu tahun bersama dengan tiba-tiba mengakhiri hubungan mereka...