MEB 16 - Cemburu

727 39 6
                                    

Bel pulang telah tiba sekitar lima menit yang lalu. Dan kini semua murid PELITA sudah berhamburan menuju gerbang utama.

Nara lagi-lagi mendumel ketika Sagara terus saja memangil namanya dengan nada tinggi. Sontak saja hal tersebut membuat kerusuhan disepanjang koridor kelas.

"NARA MAU KABUR, YA?!" Sagara lagi-lagi berteriak.

"Ra, ada apa lo sama si anak baru?" tanya Safa penasaran. Sebab sejak jam pelajaran terakhir, laki-laki itu terus saja mengganggu sahabatnya.

"Iya, gak jelas banget." kini Fifah yang bersuara.

"Gue mau diculik,"

Mendengar hal itu, membuat semuanya tertawa. Kecuali Hally yang hanya terkekeh kecil, sangat kecil hingga nyaris tak terdengar.

Safa menggebuk lengan Fifah gemas "Kocak banget temen lo! Ya kali ganteng-ganteng gitu dibilang tukang culik!"

"Kocak si kocak! Tapi gak pake otot juga kali. Gak sadar banget kalo tangan lo itu biasa buat mukulin orang." Kesal Fifah sembari mengusap-usap lengannya.

"Karate bukan buat mukulin orang, bodoh! Itu namanya bela diri." Sanggah Safa.

"Sama aja!"

"Beda njirr!"

Nara memejamkan matanya sebal. Kenapa dua orang ini malah ribut ditengah kepanikan yang ia derita saat ini. Harusnya saat ini mereka menyusun rencana agar ia bisa kabur dari Sagara. Nara menoleh kanan dan kiri. Sagara telah hilang. Nara mengembuskan napas lega. Sepertinya laki-laki itu memilih untuk menyerah dan pulang dengan tenang. Kini Nara bisa tersenyum ringan.

"Kena lo!"

"MONYET!!" Teriak Nara sambil memegangi dadanya yang tiba-tiba bergemuruh. Sedangkan yang mengagetkannya hanya menatapnya tajam. Apakah gadis itu baru saja mengatainya monyet?

Nara menggaruk kepalanya salah tingkah "So-sorry, gue keceplosan."

"Lo mau kabur?" tanya Sagara dengan alis yang naik turun.

Nara gelagapan bukan main.

"Mau kabur dari gue?" ulang Sagara.

"Ka-kagak!" Sentak nya. Namun tak lama ia menutup mulutnya rapat-rapat. Sabar-sabar.

"Terus kenapa lo menghindar?"

Nara memilih untuk tidak menjawab, ia hanya menyengir gugup.

"Lo ada hubungan apa sama sahabat gue?" tanya Safa penuh selidik.

"Belum ada hubungan apa-apa," jawab Sagara santai.

"Bukan belum tapi enggak Sagara!" Ralat Nara dengan kata-kata ambigu Sagara.

Fifah mendekati Sagara dengan memincingkan mata curiga "Gue mencium bau-bau gak wajar,"

Sagara menahan nafas. Ketika Fifah mengendus tubuhnya seolah ia adalah santapan lezat. Hal tersebut membuat Safa melotot kaget.

"Yak! Lo ngapain bego?!" Pekik Safa sembari menarik tubuh Fifah agar menjauh.

"Lo ngapain ganggu, Nara?"  Ya,  Hally memang orang paling waras diantara ketiganya.

Sagara menatap lawan bicaranya yang juga tengah menatapnya dengan raut tak bersahabat. Tak lama Segara meringis dikarenakan aura intimidasi yang keluar dari gadis yang mengikat rambutnya asal tersebut.

"Dia udah janji mau balik bareng gue,"

"Kalo dia gak mau jangan dipaksa." Lagi, Hally menatapnya dengan wajah datar. Manis, tapi terlalu dingin. Pikir Sagara.

My Ex-boyfriends (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang