RENGKUH|Cerita Dari Rumah.

747 71 1
                                    

"Bang kalo pertandingan beneran kayaknya posisi lo cuma tukang bagi minum,masa iya kebobolan lebih dari dua puluh kali?"
Mereka sedang mengambil barang-barang di kursi belakang.
Chandra menatap Jinan kesal,
"Anjir ni bocah,heh!gue biasanya ngga gini ya!tanyain Chenda sehebat apa gue,keknya hari ini gue sial karena bawa lo,lain kali ngga usah ngikut!"
Sedangkan Jinan hanya menyinyir ucapan Chandra barusan.

Ceklek.
Lampu ruang tamu masih menyala,
"Belum tidur bund?"tanya Jinan pada bundanya yang duduk di sofa ruang tamu sedangkan di seberangnya ayahnya masih sibuk di depan laptop.
"Darimana sayang jam segini baru pulang?"tanya Farah lembut pada Jinan sambil menarik tangannya,Chandra bisa melihat bundanya mengantarkan Jinan ke kamarnya.

"Kamu main futsal?"suara dingin itu membuat Chandra tersentak.Gawat,ia belum mengganti baju nya.
Dengan sedikit takut Chandra membenarkan perkataan ayahnya.
"Kamu lupa saya benci liat baju futsal kamu itu?"
Chandra menggeleng sambil mengulum bibirnya dan memikirkan jawaban.
"Maaf yah,nanti ayah nggak liat baju ini lagi deh,janji."Chandra memberikan tanda peace sambil tersenyum kaku.
Haris mendekati Chandra.
"Kamu benar-benar tidak tau cara menjadi berguna ya?"suara Haris yang bagai bisikan itu sukses membuat jantung Chandra berdegup dua kali lebih cepat.
Haris membereskan barang barangnya lalu masuk ke dalam kamar meninggalkan Chandra yang akhirnya menghirup napas lega setelah menahannya saat Haris berbicara begitu dekat dengan telinganya.
Chandra menuju kamarnya yang bersebelahan dengan Jinan,namun sebelum menyentuh kenop pintu,Chandra berhenti,dari pintu yang sedikit terbuka Chandra bisa melihat bahwa bundanya tertawa entah karena apa sebab Jinan juga tertawa,Chandra tersenyum turut berbahagia walau tak tau sebabnya lalu masuk ke kamarnya.

♡||||||||||♡

Di tempat lain Juna sedang ngambek dengan Mamanya yang tiba-tiba sudah di apartmen nya tanpa memberi kabar.
"Ayo dong Jun makan dulu,Papa nanti kesini,kamu ah kayak umur 5 tahun aja"bujuk Mamanya sambil mengetuk pintu Juna beberapa kali.
Juna akhirnya keluar dengan muka yang ditekuk lalu mengikuti langkah Mamanya ke meja makan.
"Lagian udah hampir setahun nggak pulang,sekali pulang malah ke kantor,jadi berasa anak pungut."
"Kok kamu tau kamu anak pungut?"Sera tertawa setelahnya.

"Mama....males ah,Juna mau kabur aja"Juna merengut.

"Kabur kemana?"suara berat khas laki-laki membuat Juna menoleh kebelakang.
"Kenapa pulang?ngga sekalian Papa tidur di kantor?angkat aja tuh dokumen-dokumen jadi anak,lebih penting dokumen kan dari Juna?"Juna nyerocos saat melihat Papanya lalu memalingkan wajah.
"Sayang,Juna kita udah gede"Papanya menangkupkan wajah mungil Juna,memperhatikan wajah putra tunggalnya yang sudah tak ia jumpai hampir setahun itu sambil tersenyum.
"Lepas ih,malu sama umur"
"Kamu umur berapa Jun?"iseng Vincent pada anak satu-satunya itu.
"Kan ngga tau!"Juna melepaskan tangan papanya yang berada di pipinya itu dengan sedikit kasar.
Vincent tertawa keras,
"Ngambekan ah kamu kayak anak perawan"
Vincent duduk di meja makan,
"Papa beli rumah baru loh Jun"kata Vincent sambil mengunyah Ayam Kecap yang jadi makanan kesukaan Juna.
"Lagi?!!"
"Ngga usah teriak Juna"tegur Sera lembut.
"Ya lagian buat apa rumah banyak di diemin enggak?"Omongan Juna ada benarnya,buat apa rumah tanpa penghuni.
"Mungkin mau papa kontrakin?kamu mau ngontrak disitu?papa kasih diskon setengah deh"
"Papa!"
"Hahaha,iya-iya,marah terus dari tadi,Papa ngga di Beijing lagi kok,udah disini"
"Seriuss?"Juna hampir tak percaya bahwa ia tak akan sendiri lagi.
Sera mengangguk membenarkan pertanyaan antusias anaknya.
Juna tersenyum lebar.

♡||||||||||♡

"Maaaaa Jeno dari tadi ngga keluar keluar!jangan-jangan udah mati?!"Jaenar berteriak di depan pintu kamar Jeno yang bersebelahan dengan kamarnya,
"Maaaa,Jeno nya ngga keluar-keluar!kalo nanti dia udah mati gimana?!"teriak Jaenar.
Kirana menghela napas dan mematikan kompor lalu naik ke atas.
"Kalo ngomong disaring dulu Jae"kata Kirana.
Kirana mengetuk pintu tapi tidak ada sahutan,pintu juga di kunci,akhirnya ia membuka pintu dengan kunci cadangan.
"Woi!!!"Teriak Jaenar sambil menendang pintu namun tak digubris sama sekali oleh Jeno sebab ia menggunakan Headphone dan fokus dengan game nya sampai Kirana menghidupkan lampu kamar yang tadinya gelap,Jeno menoleh lalu tersenyum kikuk.
"Ampun maaa,ampun.Iya-iya ngga lagi"Jeno mengaduh kesakitan saat Kirana menarik telinganya dan menarik nya turun kebawah,Jaenar tertawa mengejek."Mampus lo,mati beneran"
"Mama bakar nanti semua perangkat game kamu itu!main ngga inget waktu makan ya!engga mandi juga!sampe Jaenar teriak teriak ngira kamu udah mati!"Kirana memarahi Jeno yang kini sudah duduk di meja makan bersama Jaenar,sedangkan Kirana melanjutkan masaknya yang sempat tertunda.
"Lo sebut gue udah mati?!"
"Iya,hampir aja gue ke masjid buat ngumumin ke warga,innalillahi wa"belum sempat Jaenar melanjutkan kalimatnya sudah di tendang Jeno duluan.
"Syalan lo!sakit pantat gue!"Jaenar terjungkal dari kursi.
"Siapa yang ngomong?!"Gawat Kirana berubah wujud,Jaenar dan Jeno menunduk sambil saling melirik.

"Gara-gara mulut kotor lu gue harus buang-buang energi"Jeno memercikan air cucian piring ke muka Jaenar yang sedang menyabuni piring sedangkan ia membilasnya.
"Dih perhitungan banget,otot doang gede giliran nyuci piring ngeluh,ngga guna otot lo,lo pikir tenaga lo doang yang sia-sia?semua kan lo yang mulai, lo maen game sampe budek dan nendang gue,jadi salah siapa?"
"Mulut kotor lu"kekeuh Jeno.
"Lo pikir mulut lo suci?"
"Iya"
"Gue bakar ya perangkat game lo!"ancam Jaenar dengan sedikit teriak.
"Lo pikir gue ngga tau gelas sisa kopi di dalem lemari punya siapa?siap siap lo ngepel rumah malem ini,"ancan Jeno sambil seakan bersiap mengadu ke mamanya yang asik nonton drama korea di ruang keluarga.
Jaenar panik,lalu menarik tangan Jeno mencegah nya pergi untuk mengadu.
"Temen mabar lo pasti nungguin,bisalah gue beresin sisanya"Jaenar tersenyum manis.Juna tersenyum dengan eyesmile nya yang manis.Tanpa Jaenar sadar bahwa Jeno menuangkan sabun cuci piring ke piring yang sudah di bilas.
"Bangsat ya lo Jen!"teriak Jaenar sedangkan Jeno sudah lari ditangga menuju kamarnya.
"Siapa yang ngomong!"bentak Kirana.

●●●●●●●●●●

New Cast
Bonyok Juna yang ketcheh

New CastBonyok Juna yang ketcheh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vincent Diaksa

Sera Juniar Parasvati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sera Juniar Parasvati

O.Allo!
Upadate lagi.
makin ngga jelas ya??
Maaf ya kalo penuh makian dan kata kata kasar ya...
Vote dan comment qaqa🤗
Terimakasih

Selasa,12 September
~Dari Bumi Sepintu Sedulang

RENGKUH (HAECHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang