Pagi ini 3 jam sebelum berangkat sekolah Chandra sudah dikamarnya, mengemasi barang-barang nya setelah tadi sempat mampir ke kamar adiknya dan mendapati Jinan yang masih terlelap.
Barang-barang nya sudah dimasukkan semua, Chandra mengambil Foto keluarga yang ada diatas meja belajar, Chandra ingat betul cerita dibalik Foto ini,tepat sebelum keluarga nya akan pindah ke Singapura,enam bulan yang lalu.Ayahnya sudah marah-marah, bundanya yang mengomel bahwa mereka seharusnya tak perlu melakukan hal konyol ini,dan Jinan satu-satunya orang yang bersemangat ketika Chandra meminta untuk foto keluarga yang pertama kali selama 17 tahun hidupnya.Dimasukkannya foto itu kedalam tas.Lalu beranjak pergi.Dibawah sana Ayahnya sedang mengambil minum di dapur dan mendapati Chandra yang sedang menuruni tangga bersama satu tas besar dan koper.
"Kemana kamu?"tegur Haris.
"Chandra pindah ke apartment Yah,oh ya, bunda mana?"
"Dia bukan bunda kamu"Haris mempertegas lagi bahwa Chandra harus tau posisinya.
Chandra mengangguk-anggukkan kepala,entah ekspresi apa yang harus ia tunjukkan.
Ayahnya lebih dulu beranjak pergi kembali ke kamar dan ia menyeret kopernya dan pergi dari rumah yang memang dari dulu tidak selayaknya disebut dengan rumah,itu bukan tempat untuk pulang.Sebelum kembali ke apartemen Chandra memilih berhenti sebentar ke minimarket,membeli bahan untuk dimakan nanti,lebih tepatnya mie instan, Chandra tau nanti ia tak akan punya banyak waktu untuk makan,sebab sehabis ujian dia sudah menghubungi Mark untuk Join mengelola Cafe,namun nyatanya laki-laki itu malah menyerahkan Cafenya kepada Chandra,Mark yang entah kenapa secara tiba-tiba memutuskan untuk berhenti kuliah dan melanjutkan pendidikan nya di Kanada,Negara asal ayahnya.Chandra yang tak enak hati akhirnya mentransfer paksa uang sisa penjualan mobil dan sisa dari pembelian apartment nya ke rekening Mark meskipun laki-laki itu hampir marah karena enggan menerima uangnya, Chandra tak peduli ,ia bilang akan mentransfer lagi nanti saat Cafe sudah dikelola nya dengan sebenar-benarnya.
Setelah membayar cukup banyak mie instan Chandra bergegas ke apartemen,ia tidak boleh terlambat hari ini,besok adalah hari-H ujian kelulusan nya, dan pastinya hari ini penting sebab banyak wejangan yang akan diberikan wali kelas maupun kepala sekolah.
♡||||||||||♡
Setengah jam sebelum bel masuk Juna,Jaenar dan Jeno menatap kesal Chandra yang kemarin menghilang.
"Lo bales chat gue aja enggak!"sentak Jaenar.
"Astaghfirullah,kaget njir"
"Lu Budha Chand!"gertak Juna.
"Iya-iyaaaa,China!"
"Rasis lu ya!"
"Lama -lama gue syahadatin kalian!"gertak Jeno.Mereka berdua kicep.
"Bisa ngga sih lu-lu pada serius,"
"Mau diseriusin?ngga ah,gue masih Fall in love banyak-banyak sama Sisi"
Jaenar menoel Chandra.
"Lo kemana kemarin hah!"
"Pindah,udah ah,Bu Reta noh,bayyy"
Chandra lebih dulu berlari ke kelasnya.
"Woi!njing gue belum selesai!"teriak Jaenar,namun setelah nya ia mengaduh, telinga nya ditarik.
"Aaaww,aww,ampun Bu,Aww,Bu Reta Cantik banget kemarin deh, lepasin dong,aww"
"Maksud kamu hari ini saya nggak cantik hah?!"
"ehhhh,Pak Gading"kata Juna
Bu Reta menoleh kebelakang,namun ketiganya sudah lari ke kelas setelah membohongi Bu Reta.
"Heh,kalian!"Di kelas IPA, Jaenar-Jeno dan Juna sibuk menyalin kisi-kisi dari buku catatan Akbar yang si empunya sudah mengomel tanpa henti.
"Ujian nya besok kalo lo Lo pada lupa.Hari ini baru mau nyatet kisi-kisi,belum nyari materi nya,belum belajar,kalian tuh sebe...""Stop ah Bar,ngomel Mulu kek Juna,cukup Juna aja yang ribet lu jangan ikut-ikutan"potong Jaenar.
Lalu pulpen Juna sukses mengetuk kepala Jaenar.
"Mulut Lo perasaan nggak pernah salah kalo ngomong"
"Kalian tuh denger nggak gue ngomong apa hah?!"bentak Akbar.
"Astaghfirullah kaget,Bar."kata Jeno.
"Denger Bar,kita masih punya kuping,lagian ntar juga gue nyontek lo"kata Juna enteng.Akbar hendak mengomel lagi.
"Diem dulu Bar,ngga bisa fokus nyatet nya gue kalo lo ngomong terus"Potong Jeno.
Mereka bertiga sibuk tanpa peduli bahwa Akbar sudah merah padam,lalu laki-laki itu bangkit untuk keluar kelas.Sementara di IPS, Chandra sudah belajar disamping Hyunjin.Mereka berbagi buku yang sama.
"Lo ngerti Chand?"tanya Hyunjin pelan,tidak mau mengganggu teman teman yang lain,yang entah kenapa kawan sekelasnya seperti dirasuki sesuatu, Hyunjin merasa ngeri saat melihat bagaimana kawan-kawannya dalam beberapa hari terakhir menjelma bak anak IPA unggulan.Semua sibuk belajar,benar-benar sibuk.
"Enggak,dari tadi gue coba ngertiin nih materi,tapi materi nya aja nggak mau ngertiin gue,kita nggak jodoh keknya deh Njin"balas Chandra pelan"Chand kelas kita bener-bener mistis njir"
"He'e,arwah anak IPA disini semua njir"
"Lo lanjut kemana?"
"Apanya?"
"Abis ini"
"Apanya?"tanya Chandra dengan sedikit keras.
"Kuliah nya goblok!"
"Santai njing!"balas Chandra tak kalah keras.
Teman-teman kelasnya sontak menatap sumber keributan.
Mahes bangkit dan menarik Chandra paksa ke bangkunya, sementara ia pindah di tempat Chandra.
"Chand,Chand.Sini ayok,astaga Chand,gue suap deh,kinderjoy dua ntar"pinta Hyunjin yang malah di balas dengan tatapan tajam Mahes.Hyunjin itu takut Mahes.Chandra memeletkan lidah, mengejek nasib Hyunjin.Setelahnya kelas kembali hening.
Setelah wali kelas memberikan wejangan lagi, wejangan yang sama dengan kepala sekolah saat mereka kumpul di lapangan tadi pagi.Chandra dan kawan-kawannya sudah di kantin sekolah.
"Lo belum jawab pertanyaan gue, kemana Lo kemarin?"tanya Jaenar lagi dan lagi.
"Pindah"Chandra hendak menyuap kan bakso.
"Kemana?"
"Apartemen"
"Dimana?"
"Diatas tanah"jawab Chandra sekenanya, bakso nya sedari tadi gagal masuk.
"Yang bener,dimana?"
"Gue makan dulu ya Jae,pegel nih tangan gua"lalu menyuapa bakso nya.
"Ntar nginep ya"pinta Juna.
"Tunawisma lu?"
Pertanyaan tersebut sontak membuat Jaenar dan Chandra tertawa dan hampir tersedak bakso.
"Lu kayaknya kekurangan kosakata buat ngomong deh Jen,tuh mulut jarang kepake, sekali kepake jatuhin mental"cerocos Juna.
"Kemarin juga lu WA gua mau nginep dirumah gua,nih rumah Chandra,rumah Ama apartment lu give away-in aja"
"Ngomong lagi gue kirim lu ke akhirat pake J&T"
Namun ditengah-tengah Senda gurau itu, seorang adik kelas datang.
"Kak Chandra, dipanggil kepala sekolah,ada orang tua kakak "
Semuanya terdiam, Chandra bangkit sambil menghela nafas pelan, meninggalkan Bakso setengah hangat itu untuk menjadi dingin.••••••••••
O.Allo!
Ketemu lagi kan,sloww update pake bangett, soalnya si beban negara ini lagi sibuk-sibuknya dikejar tugas kuliah segunung gede.Ada beberapa komen yang buat makin semangat buat update,yang vote juga.Yang sider ayo dong vote juga, walaupun ngga komen, setidaknya sedikit menghargai saya.Setelah tugas negara ini selesai semoga bisa update secepatnya lagi.
Terimakasih yang sudah setia membaca,vote dan komen sampai sejauh ini,sampai jumpa lagi di chapter selanjutnya.
Babayyy❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Jumat,04 Desember
~Dari Bumi Sepintu Sedulang
KAMU SEDANG MEMBACA
RENGKUH (HAECHAN)
RandomChandra dan semua kerumitannya. ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Mengandung kata-kata kasar⚠️⚠️ Harap bijak dalam membaca.