RENGKUH|anak haram kata Jinan

915 80 1
                                    

"Mana bang Chandra?"suara yang penuh amarah itu membuat Jaenar diam,tak pernah ia dapati Jinan seperti ini.
"Didalam kan?"Jinan bertanya lagi saat tak mendapat jawaban.Lalu ia menerobos masuk dengan langkah cepat yang membuat Jeno dan Jeffrey yang sedang menonton bingung.
Langkahnya menuju kamar.

Juna yang sedang membaca materi ujian besok kaget saat pintu dibuka kasar.
"Ji?"
Jinan menarik paksa baju Chandra lalu menghantamkan sebuah pukulan, Jaenar yang menyaksikan kaget luar biasa dan menarik Jinan hingga mundur ke belakang, sementara Jeffrey dan Jeno membantu Chandra.

Jinan memberontak,"lepas!"
"Lo kenapa sih Ji?!Abang lo lagi sakit!"
Bentak Jaenar.
Jinan menatap tajam Jaenar lalu meneriaki Chandra yang duduk di pinggiran kasur menatapnya bingung.
"Lo selama ini pura-pura kan? pura-pura jadi Abang Jinan,lo kenapa bohong selama ini kalau Lo bukan Abang gue?!Lo juga penyebab Ayah sama Bunda pisah!gue nyesel bangsat kenal sama Lo! seharusnya Lo nggak pernah ada bangsat!Anak haram!"Teriak Jinan.
Jeffrey menarik Jinan paksa keluar kamar.
Sedangkan Chandra yang baru saja mendengar umpatan penuh benci dari Jinan mencoba menarik nafas dengan benar,ada sesak di sana.Sangat menyesakkan.
Jaenar dengan cepat memeluk Chandra.
"Chand? Chandra,tenang dulu.Chand,Lo denger gue kan?"seru Jaenar sambil menepuk-nepuk pelan punggung Chandra.
Chandra benar-benar mematung matanya kosong, sebelum tersadar saat Juna meneriaki nya.
"Chandra, sadar woy!"
Chandra terkejut, setelah nya baru tersadar akan kejadian barusan.Dilepas nya paksa pelukan Jaenar dan infusnya lalu berlari keluar, mencari Jinan.

Diruang tamu, Jeffrey sedang menatap Jinan yang menangis.
Chandra mendekat.
"Ji, Abang nggak pernah tau kalau akhirnya bakalan kayak gini, beneran Ji.Jangan marah Ji,Abang nggak punya siapapun selain Lo,Ji jangan sebut Abang anak haram lagi ya, cukup bunda sama ayah aja yang ngomong gitu."kata Chandra lembut sambil menatap adiknya yang sedang tertunduk menangis.
"Bunda Lo udah mati, jangan sebut bunda gue bangsat!"teriak Jinan lagi, matanya merah karena air mata.
Kali ini Jeno menarik tangan Jinan, mengajaknya keluar rumah.

"Chand?"panggil Jeffrey.
Chandra yang menatap Jeffrey yang tepat didepannya, matanya berkaca-kaca dan setelahnya kepala Chandra mendarat di bahu Jeffrey dengan tubuh yang meluruh.Jaenar dan Juna panik saat melihat Chandra tumbang untuk kedua kalinya hari ini.
"Bawa ke punggung gue"perintah Jeffrey, Jaenar dan Juna membantu Chandra naik ke punggung Jeffrey.
Lalu kembali ke kamar.

♡||||||||||♡

Sedangkan Jeno sudah mengantar Jinan pulang kerumahnya.Yang di sambut wajah khawatir Bundanya.
"Ya ampun dek,kamu kemana? seharian ini Bunda cariin kamu"Farah Sangat khawatir seharian ini ditambah Jinan pulang dalam keadaan kacau,Jeno terdiam melihat kekhawatiran Farah.Ia jadi berpikir, apakah Farah se khawatir ini saat melihat Chandra kacau,namun nyatanya Jeno tidak pernah tau kebenaran nya, Chandra menutup rapat-rapat semuanya.

"Ini Jinan nya tadi dimana Jeno?"tanya Farah.
"Udahlah bund"Jinan menarik tangan bunda nya kedalam tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Jeno, pintu tertutup sebelum Jeno sempat menjawab.

Sebelum pulang Jeno mampir dulu ke apotik, membeli beberapa Vitamin.
Dan ke nasi goreng langganan.

Jarak apartemen Juna dan tempat nasi goreng tidak terlalu jauh,saat Jeno sampai Jaenar didapur, sedang mencuci piring makan mie tadi.
"Nih Jae,makan dulu"kata Jeno sambil meletakkan nasi goreng di meja makan.
"Gue aja yang cuci piring nya"lanjut nya,ia menggulung lengan bajunya.
"Uluuhhh,uluhhhh,soswit bangettt"Jaenar sudah dalam mode lain,kata Juna saat mereka masih kelas 1 SMA di awal awal perkenalan, Jaenar adalah dua orang.Jaenar mencuci tangan nya hendak mencubit gemas pipi Jeno yang langsung dijauhkan Jeno kepalanya dengan telunjuk.
"Geli njeng"celetuk Juna yang masih di tangga saat melihat adegan menyebalkan didepannya.
"Iri dengki Lo,gue tau lo anak tunggal.Makanya suruh mama Lo buat adek"
"Lo kira bikin anak segampang bikin donat hah?!"
"Kan bikin donat sama aja, gampang juga tinggal di colokin tengahnya biar ada lubangnya,baru kelihatan kek donat"
jangan berpikir kejauhan ya readers ku sayang...
Juna yang duduk di kursi makan sambil melihat bocah itu melahap nasi goreng diam diam mengambil sandal rumah yang di pakainya, berjalan mendekat,dan..
Plak!sandal itu mendarat di kepala Jaenar lalu berakhir di atas nasi goreng yang masih setengah.
Jaenar terpaku sebentar.
"Juna bangsat!!!!"si pelaku sudah berlari dan terjadilah peristiwa kejar kejaran.

Jeno yang sudah menyelesaikan cucian piring nya pun membersihkan nasi goreng ber toping sandal rumah tersebut.
Setelah menyelesaikan semuanya,ia berniat naik ke atas,namun gagal saat melihat Juna yang ditindih Jaenar sambil sambil menjambak rambut nya.Ia harus menyelesaikan yang ini dulu.

"Jen,Jen tolongin gue.Jaenar nyekek gue tadi,Aawwhh, sakit Naya Bangsat, sakit njeng!"teriak Juna disela-sela rasa sakit jambakan Jaenar,
"Udah Jae, lepas..."Jeno mencoba menarik Jaenar yang tidak melepas kan tautan tangannya dari rambut Juna, dengan segenap kekuatan otot nya,ia menarik Jaenar mundur.
"Gue bilangin mama gue Lo!"
"Dih Cepu,bocil!"balas Jaenar, hendak ingin menyerang lagi,namun ditahan oleh Jeno.
Jeffrey yang baru saja memasang kembali infus Chandra turun kebawah.
"Woi bocil,PS yok"ajak Jeffrey.
"Ngga boleh, harus tidur besok ujian"kata Jaenar saat Jeno hendak mengambil stick PS.
Ia menarik tangan Jeno untuk tidur, sedangkan Jeno hanya manut-manut saja.
Ditengah tengah tangga,ia berbalik,"pendek,bocil tukang cepu"katanya pada Juna yang mengekori mereka.
Juna kembali terpancing, hendak menyerang lagi,namun ditahan oleh Jeno, sedangkan si pelaku sudah berlari lebih dulu ke kamar.

••••••••••

O.Allo!

Ketemu lagi,Maaf ya udah sebulan nggak update, soalnya lagi sibuk-sibuknya.Ini sebagai permintaan maaf sayanya double update.

Disini sebenarnya saya juga kesel sama Jinan yang nyebutin Chandra anak haram,saya yang bikin saya juga yang kesel.
Enaknya dibuat berapa Chapter ya?


Sabtu,15 Januari 2022

~Dari Bumi Sepintu Sedulang

RENGKUH (HAECHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang