Seusai sekolah Candra tidak langsung pulang ke rumah, iya mampir sebentar ke bengkel.
"Gimana bang, jadi nggak? "
Atuy yang sedang menguras oli motor menoleh ke belakang.
"Lumayanlah, besok antar ya. Duitnya gue transfer."
"Duitnya TF aja,ngga bisa nganter gue bang,nanti malem ambil di apart gue ya"
"Kalian pindah?rumah Lo mana? dijual"
"Gue doang pindah,ngga punya rumah lagi soalnya,hehehe"
"Buset, jatuh miskin Lo"kata bang Atuy.
" to the point banget"
Atuy tertawa keras,"dari muka Lo keliatan banget kek orang susah"
Chandra membuka kamera ponselnya,mengecek kondisi wajah nya.
"Ganteng gini, tapi emangnya nampak banget ya"gumamnya.
"Iya"sahut Atuy lalu masuk ke dalam setelah membereskan sisa Oli,Chandra juga hendak pulang.
"Pulang dulu Bang!"Chandra pamit dengan sedikit berteriak, memutar arah menuju tempat barunya.♡||||||||||♡
Jinan menerima Jus Mangga dari Juna.
"Bang Chandra beneran ngga mampir kesini Bang?"tanya Jinan untuk kesekian kalinya.
"Dari gue belum masuk sampe sekarang udah Sepuluh kali lu nanya gitu, sekali lagi lu nanya gue lelang lu"
"Kan cuma nanya"kata Jinan.
Juna ingin sekali menggigit pipi sedikit tembam milik Jinan,kalau dipikir-pikir kemana Chandra? bahkan di grup WhatsApp Chandra tak muncul sama sekali,anak itu tiba-tiba menghilang.
"Kalo bang Chandra kesini Wa-in Jinan ya Bang, makasih Jus Mangga nya, kurang gula"Jinan lebih dulu berlari keluar sebelum Juna mengomel.
"Syalan,Persis Chandra"Juna mencoba menelpon Chandra lagi, meskipun entah sudah kali keberapa telpon nya tidak diangkat.
Juna mengacak rambutnya gusar,Kemana anak itu?
Chandra yang baru saja menemui Atuy di parkiran apartment nya untuk mengambil mobilnya yang sudah ia jual pun men-charge ponselnya Yang sudah mati sejak sore dan saat layarnya hidup puluhan pesan masuk,dan 50% dari semua pesan adalah dari Juna, Chandra merasa lucu saja,dari sekian banyak manusia yang ia kenal kenapa hanya ketiga teman dan adiknya saja yang khawatir ketika ia tiba-tiba tak ada kabar.
Chandra memandang apartment nya,tak banyak barang-barang,sebab ia belum mengambil barang-barang dikamarnya.
Dering ponselnya membuat Chandra tersenyum saat mengetahui siapa yang menelpon."Halo ji?'
"Lo dimana sih? seharian gue cari juga,dimana Lo?!"
Chandra menjauhkan ponselnya,
"Buset,bisa budeg gue""Iya Lo budeg,punya hp tuh ya pake!dimana Lo?cepet pulang!"
"Ngga usah ngegas ngapa! lagian pulang kemana?"
"Lo juga ngegas bangsul,ya pulang kesini lah,buta arah Lo?"
"Iya buta arah,besok mulut lu dikasih pendidikan,disekolahin,ngga ada akhlaknya"
"Iya besok gue sekolahin,udah masuk juga besok, makanya lo pulang biar bisa anterin gue"
"Ngebabu dong gue,idih."
"Terserah Lo lah bang,cepet pulang"
Chandra berpikir sejenak.
"Bang?"
"Gue nginep dirumah Juna,besok gua balik,bye"
"Ngga usah Ngadi-ngadi,bang Juna ngga nemuin Lo dari sehabis pulang tadi "
Tuuut...
Chandra mematikan teleponnya.
Chandra merebahkan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit kamar apartemen nya.
Sepi,iya Kesepian.
Banyak orang disekitarnya, tawa,canda yang sebenarnya Chandra umbar itu hanya sebuah cara untuk mengisi sebuah ruang yang kosong dan sepi didalam sana, Chandra hanya mencoba mengisinya,namun tetap saja selama ini ruang itu tak terisi,bukan rasa peduli dari Juna,Jaenar maupun Jeno yang ia mau,Bukan.
Bunda, Ayah, keluarga,kita,itu yang Chandra harap untuk mengisi penuh kekosongan itu.Dering telepon lagi-lagi membuyarkan pikiran nya,ia melirik ponselnya,'Juna',Chandra tertawa pelan.Pasti Juna akan menceramahinya,bisa bisa sampai besok baru selesai, Chandra menarik selimutnya, mencoba tidur diiringi dering telpon yang berulang kali,dan bisa Chandra tebak raut kesal Juna disana.
Setelah mendapat pesan dari Jinan bahwa Chandra sudah memberi kabar,Juna langsung sigap menelpon Chandra.
Namun panggilan yang tak kunjung dijawab itu membuatnya merutuk Chandra.
Habislah Chandra besok.♡||||||||||♡
Sebenarnya Jinan tau bahwa Chandra berbohong perihal menginap di rumah Juna,saat ini pun ia disuruh mengemasi baju-bajunya,ia dan bunda akan pindah ke apartment bundanya sebelum benar-benar pindah ke rumah suami baru Bunda.
Juna tiba-tiba menjadi kesal, kesal kenapa ia harus secepat ini pergi dari tempat ini,ia baru sampai,tapi sudah mau pergi saja.
Pintu yang dibuka membuat Jinan menoleh,Ayah dan Bundanya.Tak terlihat bersahabat sekali raut wajahnya."Adek ikut ayah ya"pinta Haris lagi entah untuk keberapa kalinya.
"Ngga bisa,dia sendiri yang bilang ikut aku"kata Farah dingin.
Lalu menghampiri Jinan ditempat tidur,mengelus rambutnya,"tidur ya,besok kamu berangkat sekolah sama bunda,nanti barang barang kamu biar pak Harto yang bawa kerumah kita"Kata Farah.
Jinan menatap Ayah dan Bundanya bergantian, keduanya tak ada niatan menanyakan abangnya?
"Bun, Yah, kalian tau nggak sekarang Bang Chandra tidur dimana?"
"Adek,ngga usah dipikirin dulu ya,soalnya be..."
"Temen-temennya ngga ada yang tau,Jinan juga nggak tau,Ayah Bunda tau?" Jinan lebih dulu menyela Bundanya ,sebenar benarnya ini bukanlah pertanyaan,ini sindiran atas ketidak-ingin-tahuan dua orang dewasa didepannya ini.
Keduanya diam.
"Ngga ada yang peduli kan?kenapa sih?dari dulu Abang selalu dibiarin sendiri?Jinan bilang ke Abang kalau Jinan ngga mau bunda sama ayah pisah,Jinan tau Abang berusaha bujuk kalian supaya Jinan ngga harus ngerasain kesepian apalagi ngga punya keluarga utuh,kaya Sekarang. Jinan tau Abang berusaha buat Jinan,tapi Jinan juga marah sama Bang Chandra kenapa dia berusaha supaya orang lain bahagia tanpa mikirin kebahagiaan dia juga,bang Chandra tu egois,bodoh.Dia lupa sama dirinya sendiri."Jelas Jinan panjang lebar, menumpahkan semua resah yang selama ini ingin ia tumpahkan.Haris keluar tanpa sepatah kata, sedangkan Farah mengelus Surai Jinan dengan lembut, diciumnya pelan.
"Belum saatnya kamu tau sayang...tidur ya"setelahnya Farah keluar dari kamar.
Jinan memandang pintu dengan perasaan kesal luar biasa,ia menarik selimutnya kasar, menutupi seluruh tubuhnya.••••••••••
New Cast
Yuta Sianbura Jazaqi(Atuy)
O.Allo!
Back again...
Semakin tidak jelas saja rasanya,tapi ngga papa lah, nyicil juga walaupun lama,hehehe😅
Akhir-akhir ini padahal ngga banyak kesibukan tapi molor banget buat ngelanjutin kisah si Chandra soalnya otak sama tubuh lagi capek banget, padahal ngga ngapa ngapain tuh,cuma jadi beban negara aja badan sama otak capek.😌Eittt,
Jangan lupa,vote dan comment nya ya sayang-sayangku.❤️Senin,15 November
~Dari Bumi Sepintu Sedulang
KAMU SEDANG MEMBACA
RENGKUH (HAECHAN)
AcakChandra dan semua kerumitannya. ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Mengandung kata-kata kasar⚠️⚠️ Harap bijak dalam membaca.