Sekitar jam tiga pagi Chandra sudah bangun,dan mendapati Jeffrey yang tidur pulas disampingnya.Dengan pelan ia membuka selimut,ia melepaskan infus dengan pelan, rasanya perih, beruntung di nakas ada tisu, Chandra menekan darah tangannya dengan tisu,lalu keluar dengan pelan,ia berjingkat di atas tangga,tapi percuma,ketiga temannya sedang berkumpul di meja lesehan depan tv, sedang belajar untuk persiapan ujian hari ini.
"Lo pada dapet bisikan setan mana, tumben banget belajar"sindir Chandra.
"ngapain lu bangun elah, Udah kek maling aja jalan kek gitu"kata Juna.
"Maksud lo gue nggak usah bangun-bangun gitu,tega bener Lo Jun.Amal gue masih kurang nih"kata Chandra sambil mendudukkan dirinya di sofa.
"Nggak gitu elah,Lo nyabut sendiri itu?"tunjuk Juna pada tangannya yang tisunya sudah berubah merah.
"Kan bang Jeff tidur deket Lo"kata Jeno, sedangkan Jaenar sudah mengambil P3K.
"Nggak tega gue, mulutnya udah mangap, untuk ganteng.Gatengan gue sih"kata Chandra, Jaenar sudah membaluti tangannya dengan perban.
"Lo kok bisa segalanya sih Nay, Masak bisa,beres-beres bisa,gini-ginian bisa,udah kek calon bini idaman"
"Lebih tepatnya kek pembantu"celetuk Juna
"Gue iket leher Lo berdua pake perban mau?"
"Anterin gue yok,mau pulang."
"Kemana?"tanya Jeno.
"Ke apartemen baru gue, nggak punya rumah lagi soalnya,hehehehe"Chandra bangkit lebih dulu, mengambil kunci mobil di tempat gantungan kunci-kuncian.
"Jam segini?"
"Iya Jun,gue mau ujian hari ini,baju gue kan nggak ada disini"
"Kan nggak mungkin pake baju mini Lo"kata Jaenar sambil membereskan buku-bukunya.
"Sumpah gue pengen ngelempar lo neraka Jae"
"gue anter"putus Jeno, meminta kunci mobilnya."gue ikut, mau lihat apartemen Lo"kata Jaenar sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
"Gue mau ikut,tapi bang Jeff gimana?"
"Nggak ada yang mau nyulik dia juga"kata Jaenar.
Juna pun bergegas kembali ke kamarnya, mengambil seragam nya,dan menyusul kawan-kawannya yang sudah menunggu di mobil.
Sebelum itu Juna sudah menghubungi Jeffrey melalui pesan bahwa mereka akan mengantar Chandra.
Pagi itu udara cukup dingin,kaca-kaca berembun dan jalanan yang lumayan lengang.Chandra yang di kursi depan memejamkan matanya, mencoba tidur, entah kenapa ia lagi-lagi merasa agak lelah.
Dan pagi itu ketiganya tak membahas sedikit pun mengenai kejadian semalam, begitu juga Chandra tak menanyakan apapun tentang Jinan setelahnya.
Jaenar yang asik memahami materi memecah keheningan,"mampir ke minimarket dulu Jen,mau beli bahan sarapan"kata Jaenar.
Jeno mengangguk sebagai jawaban,dan Chandra ikut terbangun karenanya.
"Lo kebangun?"
"Nggak papa"
"Tidur lagi sana, semalem Lo juga abis pingsan"
"Pingsan lagi?"Jeno tidak tau apa yang terjadi saat ia mengantar Jinan,tak ada pula yang bercerita.
"Semalem udah banyak tidur, ntar kalo kebablasan nggak bangun-bangun gimana?"
"Dark banget"timpal Juna.
Chandra terkekeh.
"Mau nitip apaan?"tanya Jaenar sebelum keluar mobil, mereka mampir di minimarket 24 jam.
"Kinderjoy"jawab Juna dan Chandra bersamaan.
"Dih,kayak nggak ada yang lain aja"
Namun ia tetap turun bersama Jeno.Di mobil Chandra mencoba memejamkan matanya lagi.
"Lo baik-baik aja kan?"tanya Juna.
"Enggak"balas Chandra cepat,ia jujur kali ini.
"Kalau gitu hari ini nggak usah pura-pura ketawa"kata Juna, matanya menatap Chandra.
Chandra tersenyum tipis,"masak iya gue nangis seharian"
"Ya nggak gitu goblok"
"Iya-iya lu yang pinter,sok sok an nyebut gue goblok,Lo aja baru buka buku berapa jam yang lalu,Lo pikir tuh isi buku bisa langsung pindah ke kepala Lo?"
"Emang Lo pernah belajar?!"sudah mulai nancap gas ini.
"Nggak usah ngegas dong, lagi sakit nih gue"
"Kan Lo yang ngomel duluan"balas Juna tak terima.
"Iya juga sih,tapi kan Lo yang ngengas!"
"Ya Lo juga ngegas!"balas Chandra
"Lo juga teriak!"teriak Juna sambil menempeleng kepala Chandra dari belakang.
"Sakit anjirr,gue masih pasien nih"
"Iya,pasien Rumah Sakit Jiwa"
"Mulut Lo Jun, akhlakless banget"
"Berisik setan!dari luar kedengeran"bentak Jaenar yang baru saja membuka pintu mobil.
"Mana kinderjoy"tagih Juna, Chandra ikut-ikutan berbalik kebelakang, menadahkan tangan.
Jaenar menyerahkan masing-masing kresek, kalau dibeli di satu kresek terjadilah World War.Jeno memarkirkan mobil di parkiran kemudian membantu Jaenar membawa barang-barang yang mereka beli tadi, Jaenar sudah teriak sambil mengumpat pada dua orang makhluk didepannya yang sibuk dengan kinderjoy.
"Lo berdua emang lahir nggak pake akhlak apa gimana? bantuin elaaah"
"Ngga kedengeran"sahut Juna yang malah sibuk melihat mainan dari kinderjoy.
"Tuli bener Lo,Lo kalo keselek sendok kinderjoy itu doa dari gue yang nggak ikhlas"
"Jahat bener"kata Juna,lalu merebut kantong roti dari tangan Jaenar.Chandra memasukkan pin pintu nya.
"Pin nya apaan Chand?"tanya Juna
"Tanggal Ultah Jinan"
"Settt,bucin bener,kenapa nggak tanggal Ultah Lo aja,Lo nggak love yourself ya?"
"Gue lupa,dah ah, daritadi Lo nggak berenti komen perasaan"
Mereka masuk ke apartemen.
"Rumah Lo udah kayak rumah bujangan aja"komentar Juna,Lagi.
"Gue mau ubah doa gue deh Jun,keknya.Mau doa buat nukerin jiwa Lo sama Jeno"
"Ngga mau gue,dih kembaran Ama bocil Cepu, amit-amit"sahut Jaenar sambil menaruh barang belanjaan.
"Bocil pala lu!bentar lagi lulus nih gue"balas Juna tak terima.
"Tau ah capek gue"kata Chandra lalu merebahkan diri di sofa.
"Masih setengah lima, lanjut belajar apa gimana?"tanya Jeno.
"Udah mumet otak gue, ilmu nya kebanyakan masuk kayaknya"kata Juna.
"Belajar lu baru dua puluh menit, katanya pertumbuhan otak sama kayak pertumbuhan tubuh"
Juna yang mendengar kata-kata Jaenar langsung melemparkan bantal kursi dengan keras.
Tepat sekali sampai pada sasaran,headshot.
"Berarti otak Juna kecil dong"
Satu lagi bantal kursi melayang,kali ini sasarannya Chandra.
"Jen Lo nggak mau belain gue gitu?"Juna meminta pembelaan pada Jeno yang mulai nge-game.
"Lo siapa"jawab Jeno datar.
"Lo nggak mau ngaduin kita ke mama Lo kan Jun"olok Chandra.
Juna mendelik sinis lalu bangkit mencari kamar mandi.
"Gue mandi duluan"kata Juna lalu menaiki tangga ke kamar Chandra mencari handuk.
"Nggak!nggak!Lo selesai mandi kita semua udah lumutan,gue duluan,Lo terakhir"teriak Jaenar sambil mengejar Juna dan berakhir rusuh.
Chandra menghela nafas lalu beranjak naik ke atas
"Mandi bareng ayok,WC nya dibawah wahai kawan-kawan ku"tawar Chandra dengan senyum penuh arti.
Tiba-tiba Juna merinding dibuatnya.
"Geli njeng!"Juna melempar handuk ke muka Chandra.
"Ayok ahhh,mau bareng"Chandra menarik dua lengan kawannya,menarik mereka kebawah dan masuk kamar mandi dengan paksa lalu menguncinya.
"Chandra bangsat! nggak usah buka celana Lo sembarangan!"bentak Juna.
"Kita sama Jun,lo udah kayak anak perawan aja"
"Diem njeng!mandi aja Napa!"bentak Jaenar.
"Juna noh, rusuh amat"adu Chandra.
"Lo yang nggak punya adab buka celana depan gua!"bentak Juna.
"Lo kan laki-laki bego!"balas Chandra.
Begitulah seterusnya...Jeno hanya bisa menghela nafas berat, untung Tuhan menciptakan nya dengan rasa sabar yang overdosis, ternyata ia akan dipertemukan dengan tiga manusia yang sedang mandi bersama itu.
••••••••••
O.Allo!
Alurnya terlalu bertele-tele nggak sih?
Rasanya kek lama banget ya,tapi sudah kepikiran sih endingnya mau seperti apa,maaf ya dianggurin sebulan.salam sayanggg❤️❤️❤️🥰
Sabtu, 15 Januari 2022~Dari Bumi Sepintu Sedulang
KAMU SEDANG MEMBACA
RENGKUH (HAECHAN)
RandomChandra dan semua kerumitannya. ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Mengandung kata-kata kasar⚠️⚠️ Harap bijak dalam membaca.