Ayah mengajak makan siang, bersama Jinan juga Bunda,gue tentu saja senang bukan main.
Ujian sekolah selesai, gue bersiap dengan rapi hari ini.Nggak ada Harsa Chandrawintara yang urakan.
Nih,kalo Neng Sisi liat gue versi gini,pasti nyesel dia milih si memble.
Gue terus memuji diri di depan cermin."Cerah amat Lo"manusia sirik 1 masuk ke kamar gue.
"Mau ngedate"
"Mending periksa mata kata gue mah tuh cewek"Sisir yang sedang gue pegang tanpa aba-aba melayang ke Juna.
"Pergi lu, rumah gue bukan penangkaran satwa liar ya"
"Idihh,kek bagus aja nih rumah"
"So so'an anying, makanan di kulkas juga Lo yang ngabisin!"
"Lambe mu,Jeno ya! nggak doyan gue makanan Moluska"
Gue mengambil tas hitam kesayangan gue,kado ulang tahun dari Jinan dua tahun lalu beserta obat di laci nakas.
"Nih kunci kafe, nanti kasih ke bang Mark ya""Ngapain nitip ke gue"tanya Jaenar.
"Lo mau ke Kanada kan minggu depan?, bilangin sekalian, nggak sanggup gue ngelola kafe,gue mau ambil break time aja dulu, traveling,hahahaha"
"Jadi lu?"
Gue mengangguk, mengenai rencana gue buat solo traveling ke beberapa tempat."Naik apa lu?"tanya Jeno.
"Motor"
"Lu masak apa Nay?"tanya gue sesaat sebelum keluar pintu rumah.
"Nasi bakar ayam suwir,nggak ada ya jatah Lo"
"Sisain satu,Lo mah pelit"
"Nggak usah panggil gue Nay anying"
"Hehehe"gue menutup pintu, dengan wajah senang gue berjalan menuju vespa hitam kesayangan.
Gue menyemprotkan minyak wangi lagi, mengambil hp lalu mengirim foto selfie ke Haje.
[Memble]
Ganteng banget gue,simpan buat kenangan Lo,mana tau Sisi buka hp Lo terus nemu foto gue yang ganteng sejagat semesta ini, hati-hati tikungan tajam gan 😛.
Najis"Hahaha"gue tertawa setelah mendapati pesan dari Haje.
Vespa matic itu membelah jalan dan sampai di tujuan, sebuah restoran nuansa Jepang.Jinan suka makanan Jepang.
Gue memarkirkan motor,lalu masuk dan menuju ruangan tempat kami makan siang, ruangan itu letaknya sangat privasi dari area publik.
Diruangan itu belum ada siapapun, sengaja gue datang cepat.
30 menit waktu berlalu,Ayah,Bunda juga Jinan datang bersamaan.Gue tersenyum lebar.
Makan siang dilalui dengan diam.Gue merasa kikuk.
Ayah meletakkan sumpit nya setelah melahap makan siangnya.
"Mama kamu masih hidup"makanan yang hampir masuk ke mulut itu jatuh kembali kedalam mangkuk, tiba-tiba tangan gue menjadi lemas.
Gue menatap Ayah, bingung harus berekspresi seperti apa.Napas gue serasa tertahan."Wanita yang kamu lihat di parkiran supermarket tempo hari,saya tau kamu di dalam mobil, Saya ketemu teman-teman kamu"
"Lo udah liat kan?! karena nyokap Lo keluarga gue hancur, nyokap Lo ngegoda Ayah buat balikan dengan alasan Lo butuh sosok keluarga, katanya Lo kesepian dan butuh figur keluarga yang lengkap!shit!Lo nggak tau kan?!karena Lo nggak pernah peduli!Lo nggak pernah mikirin gue juga Bunda!Lo egois!Juga nyokap Lo yang selama ini nggak pernah muncul harusnya diam aja kayak orang udah mati,Lo juga harusnya nggak pernah ada!"kata Jinan dengan marah.
Perasaan gue makin gundah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENGKUH (HAECHAN)
RandomChandra dan semua kerumitannya. ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Mengandung kata-kata kasar⚠️⚠️ Harap bijak dalam membaca.