---
Sagara mengajak Kirana ikut masuk ke apartemen Juna. Memberikan sekaleng minuman dingin pada gadis yang kini duduk di sofa.
"Gue rencana mau kosongin hari ini. Kalo lo mau bantuin juga enggak apa-apa,"
Kirana hanya mengangguk kaku. Sagara yang tidak tahu harus mengatakan apalagi langsung memulai dengan ruang tengah tempat mereka berada. Beruntung Juna tidak suka memasang pajangan lain kecuali robot-robotnya.
Setelah merapikan semua perintilan di ruang tengah ke dalam dus yang sudah ia siapkan, Sagara melangkah menuju kamar. Kirana ternyata sudah ikut bergabung dengannya.
Setelah melepas bed cover dan melipatnya dalam koper, Sagara lalu membuka laci-laci nakas di samping kasur. Mengeluarkan beberapa buku dan kacamata dari sana.
Pada saat membuka laci paling bawah, tangannya menggantung di udara. Disana ada sekitar tujuh atau depan amplop berwarna coklat muda dengan ukiran nama Kirana diatasnya.
Sagara meraih amplop-amplop yang dipastikan berisi surat itu. Ia menoleh menatap pada Kirana yang kini sibuk dengan baju-baju Juna. Mengeluarkan dari lemari dan menyusunnya rapi di dalam koper.
"Kirana,"
Kirana menoleh mendengar panggilan Sagara. Ia terkejut ketika Sagara mengulurkan beberapa amplop padanya. Kirana lalu mendekat dan duduk dilantai bersandarkan kasur.
Tangannya dengan bergetar membuka amplop pertama.
Untuk Kirana
Apa kabar, Na?
Semoga kamu selalu sehat dan bahagia.
Na, aku minta maaf kalo aku ninggalin kamu dan enggak nepatin janji. Hari ini aku masuk sma lain, enggak bareng sama kamu. Bukan karena aku enggak mau bareng kamu, tapi karena aku mau kamu punya teman-teman lain dan enggak fokus sama aku terus.Aku sedih waktu denger anak-anak di smp kita ngomong kamu terlalu terikat sama aku sampe enggak punya temen lain, jadi ini saatnya kamu memikirkan diri kamu sendiri, Na.
Maaf juga kalo aku pindah tanpa ngasih tahu kamu.
Dari Arjuna
Kirana menaruh kertas itu setelah membaca tanggal yang ada disana. Itu adalah tanggal dimana untuk pertama kalinya ia berangkat sekolah tidak bersama Arjuna.
"Kalo lo gak sanggup baca nanti aja. Lo bisa nyimpen ini kok,"
Kirana menggelengkan kepalanya. Ia kembali membuka surat yang kedua.
Untuk Kirana
Nana, aku selalu berdoa agar kamu terus bahagia. Hari ini aku lihat kamu pulang sekolah, rambut kamu udah makin panjang dan makin hitam. Aku pengecut ya cuman berani liat dari jauh, aku takut.
Oh iya aku mau cerita, aku pikir aku enggak bisa menjalin persahabatan sama orang lain selain kamu. Ternyata aku salah. Beberapa bulan yang lalu aku dihukum gara-gara telat, terus ada anak lain juga yang telat. Namanya Sagara dan Raka.
Aku belum tahu siapa Sagara ini sebenarnya tapi aku rasa dia banyak rahasia kayak aku, Na. Kalo Raka dari awal udah blak-blakan ngomomg kalo dia anak koruptor. Padahal aku juga enggak peduli dia anak siapa.
Mungkin karena itu kita bertiga jadi cocok dan malah temenan sampe sekarang. Udah mau satu tahun.
Tapi tenang aja, walaupun mereka juga sahabat aku sekarang. Yang di hati aku cuman tetap ada kamu, Na.
Gak ada yang lain.
Dari Arjuna.
Kirana mengusap air matanya yang mengalir. Sagara yang duduk disebelahnya juga ikut membaca hanya bisa tersenyum pahit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Redup [FIN]
Teen FictionAir yang tenang justru menenggelamkan lebih dalam. Terbiasa mendapat perhatian banyak orang tidak membuatnya benar-benar tahu seperti apa rasanya diperhatikan. Menjadi figure skating hampir sepuluh tahun tidak menjadikannya merasa puas. Malam-malam...