---
Sagara membuka matanya pelan ketika bahunya diguncang dengan kuat. Kirana, yang duduk disebelahnya menatapnya horor membuat cowok itu buru-buru membenarkan tubuh.
Saat ini mereka sedang berada di pesawat yang terbang dari Incheon Airport menuju Soekarno Hatta Airport. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ini kali kesepuluh keduanya pulang ke Indonesia. Perjalanan pasti masih sangat jauh karena butuh beberapa jam untuk mendarat dengan selamat di Indonesia. Jadwalnya yang padat membuat Sagara langsung jatuh tertidur begitu sampai di tempat duduknya di Korean Air yang mereka tumpangi.
"Wae?"
Kirana mengulurkan ponselnya. Menunjukkan sebuah berita dengan headline nama Sagara terpampang jelas. Merasa sudah biasa diberitakan macam-macam, Sagara merasa tidak perlu pusing.
"Kamu salah posting, Ga. Agensimu emang udah takedown tapi udah banyak yang capture."
"Ha?"
Kirana dengan gemas langsung membuka aplikasi twitter dan menunjukkan beberapa postingan pada cowok itu. Sagara yang awalnya masih mengantuk langsung segar seketika menatap postingan itu.
Sebuah foto yang ia upload kemarin mendadak ramai, bukan karena foto selfie atau apapun yang biasanya dikendalikan oleg agensinya. Tapi foto itu adalah sebuah foto yang memang Sagara unggah, yang seharusnya di akun pribadinya yang mungkin hanya segelintir orang yang tahu, tapi naas foto itu malah terunggah di official account yang biasa dikelola manajemennya.
"Bisa-bisa kamu salah akun. Orang-orang udah pasti mikir kamu punya second account, Ga,"
Sagara meringis. Sebenarnya ia tidak masalah perihal second account atau apalah itu, hanya saja kadang netizen dan paparazi suka keterlaluan mencari berita. Yang ia cemaskan adalah setelah ini kehidupan pribadinya akan makin diulik yang mana kini nama Arjuna mendadak jadi trending topic dibeberapa media sosial.
"Aish!"
"Jugeullae?!"
Sagara meringis. "Aku gak bisa ikut reuni atau apalah itu kayaknya. Manajerku pasti bakal marah banget abis ini,"
Kirana lalu tersenyum maklum. Tangannya terulur menepuk-nepuk pundak laki-laki yang tidak pernah meninggalkannya sepuluh tahun ini. Seberat dan sesibuk apapun hidupnya, Sagara tetap ada menjadi penolongnya nomor satu.
"Soal yang kamu tulis dipostingan itu--"
Sagara mengangkat wajah. Tangannya mengusap rambutnya yang mulai memanjang. Untuk jadwal syutingnya setelah kembali dari Indonesia memang mengharuskannya memiliki rambut yang lebih panjang, karena karakter yang akan ia ambil adalah anak seni dengan rambut gondrong.
"Aku denger obrolan kamu waktu nelfon mamamu, Na."
Kirana menautkan tangannya dan meremasnya pelan. "Kalo aku beneran akan menetap di Indonesia lagi gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Redup [FIN]
Teen FictionAir yang tenang justru menenggelamkan lebih dalam. Terbiasa mendapat perhatian banyak orang tidak membuatnya benar-benar tahu seperti apa rasanya diperhatikan. Menjadi figure skating hampir sepuluh tahun tidak menjadikannya merasa puas. Malam-malam...