Bbangnyu - Our Destiny [Completed]

Chapter 7

-Hari pernikahan Chanhee dan Juyeon-

Younghoon pov

Akhirnya hari ini datang juga. Hari di mana pernikahan Chanhee dan Juyeon akan digelar. Aku sedang mematut diri di depan cermin sambil merapikan kemeja dan jasku. Setelah mengancingkan jas, tak lupa kusemprotkan parfum ke tubuhku juga sedikit membetulkan letak poniku. Sekarang aku sudah siap.

Aku mengambil undangan pernikahan mereka dari atas meja. Kupandangi undangan itu lekat-lekat, seolah meyakinkan diriku sendiri bahwa aku benar-benar akan menghadiri acara itu. Kuhembuskan nafasku, lalu kuraih kunci mobil dan langsung berjalan keluar dari apartemen.

Kulajukan mobilku ke gedung tempat di mana pernikahan itu digelar. Sepanjang jalan, setengah hatiku masih tidak bisa merelakan pernikahan itu. Yah... Bagaimana pun juga, aku masih mencintai Chanhee. Namun, beberapa jam lagi dia akan segera menjadi milik orang lain dan aku diminta untuk menyaksikan secara langsung prosesi pengesahan Chanhee menjadi milik Juyeon seorang. Hatiku sakit sekali jika mengingat hal itu akan terjadi sebentar lagi.

Tapi, mau bagaimana lagi? Mereka mengundangku dan sedikit memaksaku untuk datang, jadi... Mau tak mau aku harus datang, kan? Dan mau tak mau juga aku harus merelakan Chanhee menjadi milik Juyeon untuk selamanya. Hah... Andai saja aku diberi kesempatan kedua, aku berjanji tidak akan menyia-nyiakannya, akan kugunakan kesempatan itu untuk mengembalikan Chanhee ke pelukanku. Tapi... Ah, sudahlah! Sekarang semuanya sudah terlambat. Yang harus kulakukan adalah merelakan Chanhee bersama orang lain dan sebisa mungkin mengubur rasa kecewa, sedih, kesal, iri, cemburu, dan lain-lain ini dalam-dalam.

Kini aku sudah sampai di tempat yang dimaksud. Kuparkirkan mobilku dan langsung turun dari mobil, melangkah menuju pintu masuk. Sudah ramai rupanya. Aku pun memilih tempat berdiri di barisan paling depan. Ah, jadi begini ya rasanya menjadi Chanhee dua tahun yang lalu. Di mana menghadiri pernikahanku dan menyaksikan aku, orang yang 'masih' ia cintai saat itu, akan menikah dengan orang lain, bukan dirinya. Sungguh menyakitkan. Kurasa sekarang ini adalah balasan dari Tuhan untukku agar aku merasakan bagaimana sakitnya Chanhee ketika dia kutinggalkan begitu saja.

Kulirik jam tanganku. Menurut jadwal, seharusnya sekarang kedua mempelai sudah berada di dalam ruangan itu, atau setidaknya sedang berjalan di red carpet menuju altar. Tapi... Aku tidak melihat keduanya, baik Juyeon maupun Chanhee.

Lima belas menit kemudian, sama sekali tidak ada tanda-tanda kedatangan salah satu dari kedua mempelai. Aissh, kemana sih mereka berdua? Aku berdecak penasaran. Tak jauh dariku, pendeta yang bertugas menikahkan mereka berdua mulai gelisah karena tidak melihat kedatangan mereka. Kuarahkan pandanganku ke sekeliling ruangan itu, tapi tidak kutemukan kedua orangtua Chanhee maupun Juyeon. Bahkan Sangyeon pun tidak ada. Ck, sudah kedua mempelainya tidak ada, keluarga mereka pun tak ada yang muncul.

End of Younghoon pov

Chanhee pov

Kini aku sedang menunggu di ruang ganti. Aku tak sendiri, ada sepupu Juyeon, Jacob namanya. Ia menemaniku di sini. Kami berdua pun sudah berdandan rapi. Jacob, kakak sepupu Juyeon ini tidak tinggal di Tokyo. Ia tinggal di Seoul, dan kini ia rela terbang ke Tokyo hanya untuk menghadiri pernikahan Juyeon denganku.

Aku dapat merasakan gugup yang luar biasa dan detak jantungku terasa lebih cepat. Ah, aku benar-benar gugup! Ini hal terpenting dalam hidupku yang hanya akan terjadi sekali seumur hidup.

Aku melirik ke arah jam. Sudah lewat lima belas menit dari jadwal, tapi kenapa Juyeon tidak datang juga? Sangyeon Hyung juga belum datang, padahal dia seharusnya datang bersama Juyeon. Apa mereka terjebak macet?

Aku pun mulai gelisah di kursi rodaku, sudah tidak betah di ruang ganti ini dan ingin cepat-cepat keluar. Setidaknya aku ingin berada di ruang prosesi pernikahan ini digelar, bukan di ruang ganti ini.