Bbangnyu - Our Destiny [Completed]

Chapter 17 - END

Chanhee POV

Aku berada di depan jendela ruang gawat darurat dan melihat sesosok tubuh yang ditutupi kain putih terbaring di atas tempat tidur. Kami tidak diizinkan masuk dan hanya bisa melihat dari sini. Air mataku terus mengalir tanpa henti. Kurasakan tubuhku melemas dan untungnya Sangyeon Hyung berada di sampingku dan terus mengelus pundakku tanpa henti.

Younghoon Hyung...

"YOUNGHOON HYUNG!!! Hiks hiks... Bangun! Jebal! Kumohon Hyung, bangunlah! Hiks... Hyung... Ini tidak sungguhan, kan? Hiks..."

"Chanhee..." Sangyeon Hyung berusaha menenangkanku.

Tidak! Aku tidak akan bisa tenang sampai kapan pun. Dia, Kim Younghoon... Dia... Dia telah pergi... Dan... Yang paling menyakitkan, dia tidak akan pernah kembali lagi....

Aku terus memanggil namanya, menangis tersedu-sedu, dan menutupi wajahku dengan kedua tanganku. Aku tidak bisa melihatnya terbaring seperti itu... Aku tidak tega. Hatiku benar-benar sakit, sungguh... Seperti tersayat dan membuatku tidak bisa berhenti menangis.

Semua kenangan tentangnya tiba-tiba berputar kembali di otakku. Dimulai dari awal sekali, saat kami pertama bertemu. Saat kami berkenalan, saat kami menjadi sepasang kekasih, saat kami tumbuh dewasa bersama-sama, menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya bersama, hingga ia melamarku.

Bahkan kenangan terburuk tentangnya pun ikut terputar di kepalaku, ketika ia memutuskan untuk membatalkan pernikahan kami, ketika kami berpisah beberapa tahun lamanya, tapi akhirnya kami bertemu kembali. Saat ia dengan gigihnya berusaha meminta maaf padaku dan berusaha membuatku kembali padanya. Saat ia menjagaku, merawatku, dan menyayangiku saat aku tersakiti karena kepergian Juyeon. Bahkan, ia terus mencintaiku hingga saat ini.

Namun, sekarang....

Semua itu telah berakhir. Aku tidak akan bisa melihat senyumnya lagi, wajah tampannya lagi... Tidak akan bisa mendengar suaranya lagi memanggil namaku, berbicara, dan tertawa bersamaku... Tidak akan bisa merasakan pelukan hangatnya yang selalu membuatku tenang... Tidak akan bisa merasakan dirinya berada di sisiku lagi untuk selamanya.

Aku teringat pertemuanku terakhirku dengannya tadi pagi. Sebelum ia berangkat ke kantor, itulah saat terakhirku melihatnya. Saat itulah terakhir kalinya ia berbicara padaku dan... Ciumannya di pipiku tadi pagi serta kalimat 'saranghae'... Itu adalah tanda perpisahan terakhir darinya. Oh tuhan, sungguh aku tidak bisa tanpanya, jangan ambil dia sekarang, kumohon...

"Hyung, kumohon bangunlah, jebal... Younghoon Hyung... Hiks... Hyung... Jangan pergi... Kemarin kau memintaku untuk hidup bersamamu selamanya, kan? Lalu kenapa sekarang kau malah pergi meninggalkanku! Hiks... Bahkan... Kau belum mengetahui jawabanku... Aku mau Hyung, aku mau hidup bersamamu selamanya... Jadi, please buka matamu, Hyung... Nado saranghae, Kim Younghoon..."

"Sst... Chanhee, sudahlah... Jangan menangis lagi, relakanlah dia..." ujar Sangyeon Hyung sambil memelukku erat. Ia mengelus rambutku, aku pun memeluknya erat.

"Hyung... Aku salah Hyung, aku salah... Hiks... Selama ini aku tidak mengakui jika aku mencintainya dan sekarang... Dia pergi Hyung... Pergi di saat aku menyadari jika aku mencintainya... Hiks..."

Tepat ketika aku menyelesaikan kalimatku tiba-tiba saja lampu padam. Seketika itu juga semua menjadi gelap.

"Astaga, listriknya padam? Tunggu di sini sebentar Chanhee, aku akan memeriksa keadaan."

Sangyeon Hyung melepaskan pelukannya dan mendorong kursi rodaku mendekat ke arah jendela besar di lorong ini yang menghadap ke taman belakang rumah sakit. Aku terpaku di tempat, memandang keluar dengan pikiran yang kosong. Lorong yang berada di lantai tiga ini menjadi gelap sekali dan hanya dari jendela inilah sorot cahaya bulan bisa masuk mengurangi kegelapan. Rumah sakit ini memiliki halaman belakang yang indah, tertata rapi dan apik namun karena malam hari semuanya jadi terlihat gelap.