help2

564 108 25
                                    

Ssst....18 coretnya masih lanjut

Happy reading





Malam makin larut, suasana hujan yang lebat menuntun kedua sejoli itu untuk melangkah lebih jauh.

Dengan sentuhan sensual Chanyeol melepas satu demi satu kancing piyama Kyungsoo dan mengekspos penutup renda yang melindungi benda kenyal idaman setiap pria.

Setiap erangan dan sentuhan Kyungsoo membuat pemuda tampan itu kalap. Baru kali ini ia berani berbuat tak semestinya seperti ini, juga karena dorongan yang terus dilakukan oleh Kyungsoo padanya.

Telapak tangan Kyungsoo sudah masuk ke dalam kaus dan menyentuh dada bidang yang berotot itu dengan sentuhan yang tak kalah memabukkan. Tak berhenti disitu dengan rasa penasaran Kyungsoo menyetuh area sensitif di dada kekasihnya dan mengusapnya lembut membuat si empunya terjenggit melengkung dan mendesah.

Suara deep manly yang keluar saat merasa kaget dan nikmat sekaligus menjadi candu dan membuat gadis manis itu melakukannya beberapa kali hingga kemudian tangan lincah Chanyeol sudah membuka renda yang sedari tadi mengganggunya.

Kyungsoo kaget dengan mata terbelalak tapi tidak teriak, dia hanya berusaha menutup asetnya dengan kedua lengannya.

Chanyeol menyunggingkan senyum jahatnya, mengurai lengan Kyungsoo dengan sentuhan lembut sembari berbisik ditelinganya. "Kamu sudah nakal, babe. Sekarang kakak akan membalasnya."

Kyungsoo sedikit panik, tapi tak menolak dengan keras saat tangannya ditarik perlahan.

Sebuah ciptaan Tuhan yang indah terpampang nyata di depan mata Chanyeol sekarang. Bagaimana seekor kucing mau melepaskan ikan yang sudah ada di genggaman? Tentu saja tidak. Chanyeol memperlakukan Kyungsoo dengan sangat lembut, kembali meraup bibir hati itu bebarengan dengan gerakan tangannya yang lincah menyentuh dan mengelus lalu mengusap tonjolan daging berwarna merah muda yang menantang dihadapannya.

Kyungsoo menjerit tertahan, membuat Chanyeol menarik diri dari ciumannya. Bukannya menjauh, pria berkharisma itu malah menurunkan wajahnya kebawah dan mengulum pucuk yang berwarna pink itu dengan sangat sangat lembut dan tangannya kembali mengusap dan memilin dengan sensual. Kyungsoo kembali menjerit tertahan, tubuhnya melengkung sensual.

Hujan masih deras, kilatan petir dan guntur seolah-olah meredam suara di dalam kamar itu, terpedar oleh hembusan angin, dan tercetak oleh kilatan petir. Malam itu lenyaplah sudah dinding kokoh yang dijaga Kyungsoo selama 21 tahun.

.
.

Pagi datang dengan cerah, mengganti suramnya malam sinar matahari masuk melalui celah jendela meradiasi wajah ayu yang masih malas bangun.

Kyungsoo tersadar setelah jemarinya menyentuh lengan kekar yang melingkari pinggangnya. Ia tidak sendirian sekarang. Ada kak Chanyeol yang juga masih terlelap.

Dengan gerakan pelan Kyungsoo membalik badan dan menatap lekat wajah tampan yang terlihat damai di hadapannya. Kesempatan langka ini dimanfaatkan Kyungsoo untuk menyentuh rambut, telinga, kelopak mata, hidung, pipi dan bibir juga dagu serta rahang tegasnya. Saat ini Kyungsoo merasa ia harus menyimpan semua memori tentang segala lekuk wajah kekasihnya.

Chanyeol membuka mata, menatap sayu kekasihnya menatapnya. "Good morning." Ucapnya.

Kyungsoo mengusap kembali setiap lekuk wajah tampan itu. Mengembangkan senyum dan menjawab salam dengan senyum terbaiknya. "Morning, kaka."

"Bahkan saat bangun tidur kau tampak seperti malaikat." Puji Chanyeol tulus.

"Kapan kita bisa bangun dan saling tatap seperti ini, kak?" Tanya Kyungsoo.

"Secepatnya. Aku sudah tak sabar, babe. I love you." Chanyeol mengecup pucuk kepala Kyungsoo, merengkuhnya dalam pelukan.

"Tetaplah bersamaku, Park Kyungsoo." Bisiknya.

Kyungsoo tak bisa menahan bahagia, ia segera membalas pelukan itu lebih erat. Sangat erat.

"Kak, aku tidak mau pisah." Tiba-tiba telinga Kyungsoo berdenging, terdengar kembali ucapannya saat kemesraan itu berakhir.

"Aku tidak mau pisah."

"Aku tidak mau pisah."

Dengan muka tegang Kyungsoo bangun dari mimpinya. Mimpi nyata yang terjadi sebulan lalu. Ia kembali teringat janjinya. Tak mau pisah. Tapi mengapa sekarang ia keras kepala? Meski ia berkata baik-baik saja, tapi kenyataannya berbeda. Ia tidak baik-baik saja. Ia tak bisa lupa bagaimana Chanyeol memanjakannya, mencurahinya dengan kasih sayang dan cinta.

Mendadak Kyungsoo lemas, pandangannya kabur. Dan ia jatuh pingsan saat beranjak dari tempat tidurnya. Untunglah bibi Do saat itu sedang membuka pintu kamar keponakannya dan terkaget melihat keadaan Kyungsoo yang sudah tersungkur di atas karpet.

"Kyung....kamu kenapa?" Teriak bibi Do. Lalu memanggil asisten rumah tangga dan memintanya membantu mengangkat ponakannya ke mobil dan membawanya ke rumah sakit.

Saat ini Kyungsoo dibaringkan di ruang IGD dan mendapat pemeriksaan dengan teliti.

Bibi Do menunggu di depan ruang IGD memegang erat ponsel Kyungsoo dan miliknya sendiri.

Dokter keluar, memberitahukan bahwa pasien tidak apa-apa hanya saja sedang mengalami kelelahan dan kurang vitamin. Dan kenyataan yang harus di dengar bibi Do adalah Kyungsoo sedang hamil.

Ya, hamil 4 minggu. Bibi Do kaget mengingat ia sudah mengusir Park Chanyeol sialan itu srbulan yang lalu. Dan laki-laki sialan itu telah menodai keponakannya. Dulu ia sudah merenggut nyawa kakak dan iparnya, sekarang keponakannya. Ia terlihat sangat marah. Buku-buku kukunya tampak putih menggenggam erat kedua ponsel ditangannya.

Dan tiba-tiba ponsel Kyungsoo bergetar menandakan ada yang sedang menghubunginya.

Terlihat nama di layar ponsel nama SEHUN.

Dengan cekatan bibi Do menarik garis ke atas dan menerima panggilan dengan tangan bergetar karena marah.

Diseberang sana, Sehun yang sedang menelfon terlihat kaget dan menutup panggilan lalu lari ke kamar kakaknya. Hari ini Chanyeol menginap di Mansion Park karena mama Park tak mau melihat anaknya mabuk. Chanyeol dalam pengawasan ketat.

"Hyung!" Panggil Sehun.

Chanyeol mengusap matanya, memutar kepala kearah sumber suara dan menjawab. "Ya?!"

"Kyungsoo noona. Saat ini ada di rumah sakit!" Mendengar berita yang mengejutkan membuat Chanyeol meloncat dari tempat tidurnya dan membelalakkan matanya makin membesar.

"Apa? Kyungsoo kenapa?"

"Kyungsoo noona di rumah sakit, hyung! Kita harus kesana!" Ajak Sehun tak sabar.

Chanyeol segera berlari ke kamar mandi.

.
.

Kaki jenjang kedua bersaudara Park itu menjejakkan kaki di lantai licin rumah sakit di daerah kaki gunung.

Keduanya berjalan kadang berhenti mencari informasi dimana Ruang Sakura 12 berada. Dan setelah beberapa waktu mereka berjalan terlihat plang penunjuk jalan menunjukkan area Ruang Sakura.

Dengan cemas keduanya mengetuk pintu ruangan nomer 12 dan terdengar suara dari dalam.

"Masuk."

Chanyeol membuka pintu perlahan lalu masuk. Disusul Sehun dan menutup pintu kembali setelah berhasil masuk.

Bibi Do yang sedang duduk di kursi dekat ranjang Kyungsoo yang sedang duduk bersandar tiba-tiba berdiri menyambut kedua Park bersaudara dan dengan muka datar bibi Do mendekat ke arah Chanyeol.

Mengangkat tangannya dan 'pplaakk' telapak tangannya mendarat mulus dipipi kiri Chanyeol hingga memperdengarkan bunyi yang nyaring.

Kontan Chanyeol meringis kesakitan lalu ia makin kaget setelah mendengar berita dari bibi Do. "Kyungsoo hamil! Kau sialan!"

Chanyeol melongo, begitu juga dengan Sehun dan Kyungsoo yang baru tahu ia sedang berbadan dua.










Tbc.

Gimana lanjutan 18 coretnya? Berhasil ngga? Mwehehehe......

Unspected Love   -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang