minggu ini aku telat update lagi karena malem jumatnya aku ketiduran, jadi aku update malem minggu aja buat nemenin malam mingguan kalian. as always, makasih buat kalian yang tetap nunggu dan stay commented ♡
Jimin bersitegang dengan laptopnya sedari tadi, ia bahkan tidak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya. Aneh bukan, ia disuruh sang Ayah untuk mengurus perusahaan cabang di sini, namun malah lebih sering berkutat dengan pekerjaan keduanya. Bukan karena Jimin wakil direktur utama dari perusahaan, jadi seenaknya menyelewengkan kekuasaan. Tetapi Jimin sedang mencoba mengimbangi pekerjaannya.
Saat ini perusahaan cabang yang di Inggris sedang berjalan damai tanpa halangan, jadi ia bisa mengurusi pekerjaan yang satu ini. Toh kalau ada apa-apa, asistennya pasti akan segera menghubunginya.
Tok, tok. "Tuan Park, kau masih ada di dalam?" sahut seseorang di balik pintu.
"Ya, Tuan Ha. Ada apa?" Jimin membalasnya setelah menyeruput kopi dari paper cup yang sempat ia seduh sebelum memulai pekerjaannya tadi. "Masuk saja, aku tidak sibuk kok."
Lalu begitu Jimin berucap, material panjang tersebut terbuka dengan sosok Ha Youngsoo—sang kepala informasi, bersama dengan Hyun Kwanghoon—direktur agensi yang ia naungi. Jimin sontak melebarkan mata dan beranjak bangun, membungkuk hormat sekilas. "Aku tidak tahu kalau kau datang dari Korea, Tuan Hyun. Maafkan aku," tutur Jimin ramah.
Pria itu tertawa ringan, "Kau bukan sopirku, Jimin. Itu bukan kewajibanmu. Oh ya, Tuan Ha, tolong tinggalkan kami berdua, terima kasih telah mengantarkanku."
Kini hanya tersisa Jimin dengan si direktur, Jimin tidak merasa terancam. Sebab Kwanghoon terkesan ramah pada semua orang. Positive vibe yang ia bawa selalu tertuang di mana pun ia berada, selayaknya ada ekor yang membuntutinya. Kwanghoon beralih duduk di sofa hitam panjang di dekat kaca besar yang telah ditutupi tirai sebab ini sudah larut malam—atau mungkin terbilang pagi, ini jam 2 pagi.
Jimin ikut duduk ketika Kwanghoon menyuruhnya duduk. Ia duduk di sofa yang berhadapan dengan sofa yang diduduki Kwanghoon.
"Aku selalu menyukai kegigihanmu, kau tahu itu kan?" Kwanghoon berbicara dengan nada santainya, sembari menelisik material yang dapat ia jelajahi—seperti bulu lembut sofa yang mereka duduki.
Jimin mengangguk, "Tentu."
"Karena itu aku ingin kau jadi orang pertama yang mendengar kabar bahagia ini."
"Kabar apa itu? Kau bahagia sekali ketika mengatakannya."
"Aku akan mengadopsi sebuah agensi, di dalamnya ada banyak anggota underrated yang benar-benar hebat. Temanku yang memegang agensi tersebut, dan dia berniat mengenalkan anak didik kebanggaannya kepadaku. Aku juga begitu, sangat ingin mengenalkan kalian semua karena kalian hebat, tapi aku tidak bisa karena itu akan memakan waktu. Jadi karena kau yang paling terbaik, aku akan mengenalkanmu pada mereka. Kau tidak keberatan 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STARTED BY MISTAKE | PJM
FanficSatu hal terumit yang pernah Miran temui di sepanjang kehidupannya adalah-bertemu dengan Jimin. Malapetaka yang mampu memporak-porandakan hatinya. Jimin mengajarkannya apa itu jatuh cinta dan apa itu patah hati. Jimin mengenalkannya pada pengkhianat...