Ketiganya tengah berada di dalam mobil menuju hunian rumah keluarga Ooh. Minseok dengan balutan dress sederhana miliknya menampilkan siis lembut minseok. "Cantikk.." batin sehun dalam perjalanan menuju rumah kedua orang tuanya.
Dalam isi kepala minseok masih terbesit apakah ia pantas menjadi pendamping seorang seperti sehun sedangkan ia tidak memiliki apapun yang dapat ia banggakan di depan kedua orang tua sehun nantinya. Ia mencoba percaya pada sehun. Ia tidak berfikir sesuatu yang buruk akan terjadi.
Sesampainya ketiganya di kediaman keluarga Ooh. Minseok dibuat takjub dengan bangunan megah yang kayak disebut dengan mansion mewah. Ia terkejut melihat pintu utama di tempat itu dapat terbuka secara otomatis. Memasuki kedalam tempat itu minseok di buat takjub lagi melihat berbagai macam koleksi vas yang terbilang mahal tertata rapi hampir pada setiap sudut ruang dan bingkai foto besar yang mana didalamnya terdapat potret keluarga besar milik Tuan Ooh. Sungguh melihat semua ini minseok semakin merasa tidak pantas. Ia menatap pada pakaian yang ia kenakan yang sepertinya lebih pantas dikenakan oleh para maid yang ada dirumah ini, atau bahkan mungkin milik para maid disini lebih bagus dari miliknya.
Sehun menatap kegelisahan minseok. Ia meraih salah satu tangan minseok dan mengusap ibu jarinya pada punggung tangannya. "Kau sangat cantik sayang, pakaian itu sangat cantik saat kau kenakan." ucap sehun lembut melemparkan senyum hangat pada minseok meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Sehunnie putraku!" terdengar suara wanita paruh baya berlari menuju minseok dan sehun. Dibelakaangnya berdiri seorang pria tinggi dan tampan yang minseok yaki ni sebagai ayah sehun. Dan wanita yang kini memeluk sehun adalah ibunya. Melihat kedua orang tua sehun minseok membungkukkan badannya sebagai bentuk rasa hormatnya.
"Apa kau minseok?" tanya ayah sehun.
"Anyeong, mohon maaf sebelumnya perkenalkan saya Kim Minseok" ucap minsoek sopan membungkukkan badannya dengan seehan dipelukannya.
"Jijijiiii...." gumam seehan sumringah melihat sang kakek. Ia merentangkan tangannya berharap sang kakek menangkapnya dalam gendongannya.
"Halo, cucu kakek yang tampan" ucap tuan oh sembari bermain dengan pipi gembil milik seehan.
Tuan Oh mengajak minseok dan sehun untuk berkumpul di ruang keluarga sementara masakan tengah disiapkan dimeja makan. Mata nyonya oh terus tertuju pada minseok seolah memberikan tatapan mengintimidasi pada minseok. Minseok yang ditatap sedemikian rupa merasa kurang nyaman dan melihat kembali penampilannya apakah ada yang aneh pada dirinya.
"Oh, jadi gadis ini yang menarik perhatianmu setelah luhan." gumam ibu sehun masih menujukkan tatapan tajam kepada minseok.
"Eomma, tolong berhenti menatap minseok seperti itu. Kau menakutinya." sahut sehun cepat melihat kegugupan pada diri minseoknya.
"Oh, iya apa yang kau miliki? Apa kau pemilik perusahaan besar? Kau lulusan dari universitas mana? Pengalaman terakhir kerjamu apa?.."
"...maafkan istriku minseok-aa dia memang banyak berbicara. Jangan dimasukkan ke dalam hati okey." sahut ayah sehun memotong ibu sehun yang tengah melontarkan berbagai macam pertanyaan kepada minseok.
"Emm..tidak apa Tuan Oh, sebelumnya saya meminta maaf jika saya bukan gadis yang berpendidikan tinggi saya hanya tamatan sekolah menengah atas. Saya bukan pemilik perusahaan atau anak dari seorang pengusaha. Saya hanya seorang pelayan kedai milik Paman Junmyeon. Saya hanya hidup bersama ibu saya." ucap minseok lirih menundukkan sedikit kepalanya.
"Oh, ternyata tidak lebih dari luhan." ibu sehu bergumam pelan namun minseok masih bisa mendengarnya. Sehun terbelalak ia tidak ingin minseok membatalkan pernikahan keduanya yang sudah direncanakan secara matang setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Ia tau bagaimana ibunya memiliki standar yang tinggi dalam memilih menantu untuk putra semata wayangnya.
Mendengar gerutuan dar ibu sehun minseok semakin menundukkan kepalanya dan menggenggam ujung roknya. Menarik nafas mencoba menenangkan dirinya agar air mata tidak jatuh membasahi pipinya.
"Eomma, appa aku ingin meminta ijin pada kalian jika aku akan menikahi minseok dalam beberapa hari kedepan." sahut sehu mencoba mengubah suasana.
"Apa!?" teriak ibu sehun
"Bagaimana kau bisa memutuskan menikahinya, mau ditaruh dimana derajat keluarga Ooh yang terkenal mendengar putra semata wayangnya menikahi gadis yatim yang bekerja sebagai pelayan kedai kopi ha!? Apakah kau sudah berkaca pada dirimu.."
"Sayang tolong bisakah kau mengerti putramu, ia menginginkan menikahi gadis yang ia cintai. Tidakkah kau meliht itu?" poton tuan oh mendengar istrinya meneriaki minseok dengan menggebu-nggebu.
"Bagaimana kau tau dia mencintai putra kita?! Jik aia hanya mengincar harta kekayaan keluarga kita saja bagaimana!?"
Minseok tersentak mendengarnya ia bahkan tidak pernah mengharapkan harta apapun dari sehun. Ia hendak mengangkat kedua kakinya untuk meninggalkan ruangan itu, ia tidak sanggup mendengar cacian yang dilontarkan ibu sehun kepadanya.
"Kau tau luhan lebih baik dari gadis itu!?"
"Eomma, tolonglah. Aku dan luhan sudah memilih jalan kami masing-masing. Luhan sudah memiliki keluarganya sendiri dan ia akan memiliki bayi tidak lama lagi. Dan aku disini hanya ingi meminta ijin untuk menikahi gadis yang teramat aku cintai yang mencintai aku dan putraku dengan sepenuh hati. Bahkan pada awal aku mengenal minseok, minseok tidak mengetahui apapun mengenai keluarga kita. Dan untuk pertama kali aku membawanya kesini untuk menunjukkan keseriusanku untuk menikahinya. Jika eomma tidak ingin merestui sehun disini, sehun tidak akan peduli. Eomma selalu mementingkan derajat dan nama keluarga ini tanpa memikirkan kebahagiaan sehun disini. Maka dari itu aku hanya akan meminta ijin kepada appa walaupun itu harus menentang eomma. Maaf sehun terkesan membangkang kali ini, namun sehun ingin meraih kebahagiaan yang sehun impikan tanpa diatur dengan embel-embel kesejahteraan keluarga."
"...Sehun sukup. Jangan melawan orang tuamu. I-ibumu benar aku tidak pantas menempati posisi luhan di sampingmu." minseok tidak bisa membendung air matanya lagi. Benar saja hal yang ia takutkan terjadi. Ia tidak sanggup melihat kebencian yang dilontarkan kepadanya.
"Aku merestuimu dan minseok sehun, apapun yang menurutmu menjadi kebahagiaanmu appa akan selalu mendukungmu. Dan minseok aku tau kau wanita yang baik, aku yakin kau bisa menjaga dan mendampingi putraku dengan baik pula." Tuan Oh mendekati sehun dan minseok dan memeluk sehun dengan seehan dalam gendongannya. Nyonya oh berdecak kesal melihat suaminya mendukung sehun menikahi wanita miskin yang ada dihadapannya kini.
"Tolong minseok, jaga putraku yang manja ini dan juga cucuku yang menggemaskan ini. Jangan tinggalkan mereka berdua oke. Tolong berjanji padaku" ucap tuan oh mengusap bahu minseok dan menyerahkan seehan dalam pelukan minseok.
"B-baik tuan oh, terimakasih." sahut minseok lirih.
"Panggil saja aku appa, kau sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarga kami minseok. Jangan dimasukkan ke hati okey ucapan ibu sehun. Ia sudah tua jadi maklum akan emosinya yang tidak bisa dikontrol seperti tadi." ucap tuan oh memberi senyum kepada minsoek.
"KAU BILANG AKU TUAAA!!" terdengar suara teriakan keras, sudah pasti nyonya oh tengah marah dan hendak mencincang-cincang suaminya.
Tuan oh menegug ludah mendegar gemlegar suara teriakan istrinya. "Sehun sepertinya kau harus mencari appa baru" ucap tuan oh membuat sehun terkekeh geli.
"maaamaaa....aisss..nii" gumam seehan melihat air mata jatuh membasahi pipi minseok.
"mama tidak apa sayang." ucap minseok lembut tersenyum memegangi jemari kecil sehan yang mengusap air mata dipipinya.
Pemandangan itu tak luput dari pandangan sehun. Ia menghampiri minseok dan memeluk keduanya. Memejamkan mata dan menyandarkan dagunya pada kepala minseok. Sedikit memberi kecupan lembut pada pucuk kepala kedua kesayangannya sambil membisikkan
"Aku mencintai kalian berdua."
Anyeong Chingu, Sorry telat banget buat update hehe..
Terimakasih Sudah menunggu
See you next chapt ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LOVE
RomanceSehun adalah seorang duda, belum lama ia bercerai dengan sang istri. Ketidak cocokan antar keduanya adalah faktor utamanya. Ditambah cinta sepihak yang terjalin dalam bahtera rumah tangga mereka berdua. Sang istri menyerahkan hak asuh sang putra yan...