Bab 18

59 13 1
                                    

"Aku mencintai kalian berdua."

"Aku-aku juga sangat mencintai kalian berdua." jawab minseok mencengkram erat lengan sehun menenggelamkan kepalanya ke dada sehun.

Sehun terus saja melontarkan permintaan maaf atas yang terjadi di kediamannya. Tidak mudah memang meluluhkan hati ibu sehun. Namun ia yakin suatu hari minseok dapat meluluhkan hati ibunya. Ia berharap kedua orang tuanya bisa datang menghadiri pernikahan keduanya yang akan dilangsungkan kurang lebih 2 hari lagi. Mereka memutuskan untuk pulang menuju apartemen milik sehun, melihat seehan yang kini sudah mulai mengantuk dalam pelukan minseok.

Sepanjang perjalanan sehun tidak melepaskan genggamannya pada tangan minseok. Minseok sendiri tidak keberatan dengan apa yang dilakukan sehun, walau minseok sudah menegur sehun untuk lebih memperhatikan jalan namun tetap saja.

.

.

.

.

.

.

Ketika semua persiapan sudah mencapai 80% membuat keduanya semakin gugup. Harusnya sehun tidak gugup ini bukanlah pernikahan pertamanya.

Namun, ia gugup karen ia akan menikahi gadis yang sangat ia cinta. Iya itu minseok namanya. Sekarang ini sehun dan minseok tengah tidak diperbolehkan untuk bertemu karena besok adalah hari pernikahaan bagi keduanya.

Sehun yang merasa gelisah dilanda rindu dengan minseok. Berjalan bolak-balik menatap keluar jendela kamarnya. Ia mencari ponselnya dan menghubungi seseorang.

Minseok yang tengah menatap ke halaman rumahnya tiba-tib adikejutkan suara dering ponsel miliknya.

Sehunniee calling....

Hallo tuan putri eh maksudku nyonya oh

Hai sehun, ada apa?

Kenapa kau biasa saja sayangg? Kau tidak tau aku sedang merindukanmu. Atau jangan-jangan kau tidak merindukanku sama sekali eoh?!

(minseok menghela nafas sambil tersipu malu) Aku juga merindukanmu sehun, kau hanya perlu bersabar satu hari ini. Lagian kita besok akan melangsungkan pernikahan kita bukan?

Tapi aku merindukanmu. Kenapa semua orang melarang kita bertemu!?

Sudah selayaknya begitu sehun. Bukankah kau dan luhan dulu juga begitu?

Tapi aku ingin melihatmu sayangg

Aku juga sehun, bagaimana dengan seeha?

Kenapa kau malah menanyakan seehan, bukan mennayakan aku?

Sehun kau ini mendekati hari pernikahan jadi uring-uringan hmm, lagian seehan juga akan menjadi putraku kan apa ada yang salah jika aku menanyakanya.

Hmm, aku tidak sabar membuatkan adik untuk seehan hihi

Sehuuunnnn!

Hehe aku kan benar sayang, sampai jumpa besok nyonya oh. Aku men cintaimu ...

Aku juga mencintaimu tuan oh, pabo.

.

.

.

.

SECOND LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang