Note : Ini cerita sebelum Hime & Jeno nikah ya
—
Sudah setahun Lee Jeno tinggal di Amerika. Semenjak lulus dari SHS, Jeno memang memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke negeri paman sam itu untuk mendalami ilmu bisnis management. Walau jauh dan tak bisa lagi bertemu orang-orang yang dicintainya secara rutin, Jeno tak pernah mengeluh dan selalu bersemangat tiap harinya.
Namun sepertinya berbeda untuk hari ini.
Jeno selalu mengeluh sepanjang hari dan terlihat lemas tidak bersemangat. Ada apa gerangan dengan Lee Jeno?
Selidik punya selidik ternyata pria yang makin hari makin terlihat tampan itu sedang menggalaukan sesuatu.
Suatu hal yang baru dilihatnya tadi pagi ketika ia baru bangun dari tidur nyenyaknya.
Sebuah foto candid yang diambil oleh calon kakak iparnya, sepupu dari gadis yang sangat dicintainya, Han Jisung alias Hanji.
Begini ceritanya,
Kemarin Jeno tiba-tiba mendapat video call dari Hanji yang mengatakan jika ia sedang pergi liburan musim panas ke Maldevis bersama teman-temannya. Jeno sempat iri karena pria itu tidak mendapat liburan musim panas karena materi kuliah yang menumpuk dan Hanji sempat-sempatnya memanas manasi Jeno.
Tetapi setelah video call itu berakhir, Jeno seolah tak menganggap lagi cerita-cerita Hanji yang seolah luar biasa itu. Namun pagi harinya, Hanji kembali mengganggu Jeno dengan sebuah foto candid yang—entah kapan diambil pria itu—menampilkan wajah seorang gadis yang sekarang ini tengah memenuhi pikirannya.
Gadis itu, Hime. Kekasih sekaligus tunangannya.
Didalam foto itu, Hime nampak tertawa lepas hingga kedua matanya membentuk eyesmile yang sangat cantik. Wajahnya terlihat bahagia sekali dan gadis itu nampak baik-baik saja meski sudah ditinggal Jeno selama setahun.
Hal itu membuat perasaan Jeno diliputi rasa rindu yang membuncah. Keinginan untuk bertemu, memeluk, mencium, dan menyentuh-ok abaikan yang terakhir-menggentayangi otaknya sekarang. Andaikan saja ia punya liburan yang sedikit panjang maka dipastikan Jeno sudah menggeret kopernya, pulang ke Korea untuk menemui Hime.
Namun sayang, keinginan hanya sebuah keinginan. Jeno tak bisa seenaknya meninggalkan kuliahnya yang sangat menyita waktu sedang dosennya sangat tidak mentolerir apapun yang diluar urusan kuliah.
Bisa saja Jeno pulang ke Korea namun itu masih sangat lama, mungkin liburan musim dingin nanti. HELL NO! Itu terlalu lama dan kerinduan Jeno sudah tak bisa ditahan lagi. Salahkan Hanji yang sudah mengirimi foto itu padanya.
*
*
*"Jeno-ya!"
"Eoh? Soojung," Jeno yang sedang menyantap makan siangnya mendongakkan kepala. Seorang gadis cantik berpakaian modis dengan wajah oriental tersenyum kearahnya, manis sekali.
"Makan sendirian? Biasanya kamu bersama Hyunjin," Soojung duduk dikursi depan Jeno lalu meneguk jus pria itu tanpa permisi hingga tandas.
Jeno menggeleng pelan lalu kembali menekuni makan siangnya yang sudah mendingin karena terlalu banyak diaduk-aduk dan dipandangi saja dengan pria itu. Mendapati wajah Jeno yang ditekuk dan sikap ogah-ogahannya, Soojung menyadari jika teman sejurusannya itu sedang ada masalah.
"Kamu kenapa?" Tanya Soojung kemudian yang kembali dibalas gelengan pelan oleh Jeno. Gadis itu terlalu hafal dengan sikap Jeno hingga decakan malas keluar dari bibir tipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno | Tears Are Falling [COMPLETED]
Fanfiction[PG+16] | Completed "Sampai napas terakhir, aku selalu mencintaimu," Jeno Lee :: Part sudah lengkap :: Don't be silent readers