Prequel : Idol Love Story P.4

40 6 0
                                    

Summary : ”Kalau begitu aku perlu bukti,”

”Aku benar-benar menyesal. Aku benar-benar minta maaf. Aku benar-benar tidak akan melakukannya lagi. Ak-

”Dan aku benar-benar marah!” potong Renjun. Matanya menatap tajam Hime, membuat gadis itu menelan ludahnya dengan susah payah.

”Aku mohon maafkan aku. Jangan memecatku, eoh?”

”Tsk. Seharusnya aku memang memecatmu!” perkataan Renjun membuat Hime terkesiap. Oh, tidak jangan sampai pria itu memecatnya. Menjadi asisten Renjun adalah mimpinya sejak dulu. Betapa dia mengagumi pria imut yang manis dari luar tapi begitu cerewet jika kamu sudah mengenalnya lebih dalam. Ugh, lupakan soal betapa cerewetnya Renjun yang sudah diterimanya selama lima bulan ini.

”Renjun-ssi kamu tidak serius kan mau memecatku?” tanya Hime pelan.

”Ehem, ya itu awalnya tapi setelah kupikir-pikir-

”Kamu yang terbaik!” tiba-tiba Hime memeluk Renjun membuat pria itu hampir jatuh dari kursinya.

Yak! Yak! Lepaskan!” Renjun mendorong Hime hingga pelukannya terlepas. Gadis itu cuma tersenyum dengan lebar membuat Renjun sebal.

”Aku ini sedang marah!” kentara pria imut itu masih kesal.

”Tapi kamu tetap terlihat imut walau sedang marah,” kata Hime polos. Renjun melongo. Lalu dia kembali mengatupkan bibirnya dan berdeham pelan.

”Apa kamu sedang mengejekku?”

”Tidak. Apa kamu tidak tahu aku ini fans sejatimu,” jelas Hime seraya mengedipkan sebelah matanya.

”Kamu berusaha mengambil hatiku ya? Supaya aku tidak memecatmu kan?” selidik Renjun yang langsung dijawab gelengan kuat dari Hime.

”Aku serius.”

”Kalau begitu aku perlu bukti,” tantang Renjun.

”Tentu saja. Akan kutunjukkan padamu,” setelah mengatakan hal itu serta merta Hime membuka kancing kemejanya satu persatu membuat mata kecil Renjun melotot.

Yak! Yak! Apa yang mau kamu lakukan eoh?!” Renjun menahan tangan Hime yang sudah melepas tiga kancing kemejanya. Gadis itu hanya menatapnya polos.

”Membuktikan bahwa aku penggemar setiamu,”

”Ck, kamu pikir aku mau melihat tubuhmu?” kesal Renjun.

”Siapa juga mau menunjukkan tubuhku padamu. Aku kan cuma mau menunjukkan ini.” dan pemandangan didepan Renjun membuat pria itu tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Sebuah tato berinisial RJ dengan dua bentuk hati dikanan kirinya terletak diatas dada sebelah kiri Hime, dibawah tulang selangka. Walaupun letak tato itu jauh dari daerah milik pribadi Hime tapi tetap saja Renjun bisa melihat dengan jelas bra hitam berenda yang dipakai gadis itu. Membuat wajahnya memanas seketika.

”Kamu membuat tato dengan namaku?” tanya Renjun ragu setelah mereka saling diam beberapa detik. Hime mengangguk.

”Tidak permanen sih. Cuma tahan satu bulan,” Hime kembali mengancingkan kemejanya.

”Lalu apa sekarang kamu percaya?” tanya Hime kemudian.

”Ok ok. Aku percaya,”

”Jadi, aku tetap jadi asistenmu kan?”

”Nanti kupikirkan lagi,” mendengar kalimat itu membuat Hime sedih. Renjun menghela napas panjang.

”Hime-ssi, aku. . . Ehm. . Kamu”

”Iya, aku? Kenapa?”

”Kamu akan-

”Ok, aku akan tetap jadi asistenmu.”

”Ck, aku kan belum selesai bicara. Kenapa kamu hobi sekali memotongnya,” kesal Renjun yang hanya dibalas cengiran oleh asistennya.

”Ngomong-ngomong, siapa bocah blonde kemarin?” tanya Renjun kemudian.

Eoh, dia Lee Jeno,” jawab Hime seadanya. Tangannya kini tengah sibuk merapikan ruangan ganti Renjun yang berantakan.

”Pacarmu?”

”Bukan,” jawab Hime dengan nada tak berminat. Renjun mengerutkan dahinya.

”Temanmu?” tanya Renjun lagi. Penasaran.

”Tunanganku,”Jawab Hime datar seraya membuka pintu keluar sambil membawa dua plastik sampah. Seiring dengan pintu yang kembali tertutup Renjun tersadar dari terkejutnya.

”Tunanganku,” beonya kemudian.


Jeno | Tears Are Falling [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang