Summary : Kenapa aku baru menyadarimu sekarang?————
Pernikahan Hime dan Jeno dilaksanakan sore hari. Upacara pemberkatan berlangsung sakral di Gereja Katedral Myeongdong yang hanya dihadiri oleh keluarga dari kedua belah pihak. Lalu malam harinya diadakan pesta resepsi di Grand Hyatt Hotel. Resepsi yang begitu meriah rata-rata dihadiri oleh teman bisnis Lee Jeno. Sisanya adalah teman-teman sekolah mereka dulu dan rekan kerja Hime diagensinya. Semua memberikan selamat atas pernikahan kedua mempelai.
"Selamat atas pernikahannya, Presdir Lee dan juga Nyonya Lee. Semoga bahagia," Direktur muda Perusahaan Hyundai, Jung Yunho, menyalami Hime dan Jeno bergantian.
"Terima kasih banyak, hyungnim. Terima kasih sudah datang," Jeno tersenyum sambil membungkukkan tubuhnya sopan diikuti Hime yang berdiri disampingnya. Lalu ada Sutradara Seo.
"Selamat, Hime-ya! Waah kamu benar-benar bintangnya malam ini. Cahayamu benar-benar menyilaukan. Sampai-sampai aku langsung ingin menjadikanmu pemeran utama dalam film terbaruku," Jeno pura-pura batuk ketika mendengar perkataan Sutradara Seo kepada istrinya.
"Oh ya aku sampai lupa. Selamat juga pada Lee Sajangnim," Sutradara Seo membungkukkan tubuhnya sopan diiringi dengan senyuman khasnya. Hime mengulum senyum melihat tingkah Sutradara Seo.
"Terima kasih, paman," Hime menundukan kepalanya lalu tanpa diduga Sutradara Seo langsung memeluk Hime ketika gadis itu menegakkan kepalanya kembali. Mata Jeno langsung membulat.
"Yak! Aku saja belum menyentuhnya sejak tadi," Jeno menarik bahu pria tinggi itu membuat pelukannya terlepas.
"Ck. Aku kan cuma memeluknya. Nanti kan kamu bisa menyentuh semuanya," kesal Sutradara Seo yang hanya dibalas cengiran oleh Jeno.
Acara semakin meriah karena kehadiran penyanyi sekaligus aktor yang sedang naik daun. Siapa lagi kalau bukan Huang Renjun. Malam ini seperti janjinya, Renjun akan menyanyikan sebuah lagu untuk pernikahan Hime dan Jeno. Hime tidak sabar menantikan penampilan Renjun.
Lain halnya dengan Jeno yang sedari tadi ingin cepat-cepat ke inti acara. Kenapa? Apa karena tidak sabar ingin beristirahat? Atau karena dia ingin segera melaksanakan ritual pengantin baru alias malam pertama? Oh tentu saja tidak. Karena acara inti pesta pernikahan yang diselenggarakannya adalah penampilan The Gazzete. Jeno benar-benar mengidolkan band tersebut. Sampai pria itu rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk bisa mengundang The Gazzete.
Kembali ke Renjun yang sekarang sedang bersiap-siap diatas panggung. Hime melambaikan tangan ketika Renjun tersenyum kearahnya. Jeno langsung menangkap tangan Hime yang melambai antusias lalu menautkan jari-jari mereka. Pemandangan itu entah mengapa membuat Renjun merasa tidak nyaman.
"Tes. Tes. Ehem. Hai semuanya. Aku Huang Renjun. Sebelum aku menyanyikan sebuah lagu untuk kedua mempelai, aku ingin mengucapkan selamat. Selamat atas pernikahan kalian. Semoga. . . Semoga berbahagia," kata-kata terakhir Renjun seakan duri yang menusuk pita suaranya. Semua yang hadir bertepuk tangan. Jeno dan Hime saling tatap lalu mereka berbagi ciuman singkat yang kembali disambut meriah oleh semua orang.
"Baiklah. Lagu yang ku nyanyikan kali ini adalah lagu ciptaanku sendiri," dan khusus untukmu Hime-ya sambung Renjun dalam hati.
Alunan musik mulai terdengar dan Renjun bersiap dengan mic di tangannya.
Dwitmosebi cham yeppeotguna
Jadi sosokmu yang sesungguhnya begitu cantikGaneun neol bogoseoya alge doeeosseo
Bodohnya aku baru menyadari ketika kamu pergi meninggalkanku
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno | Tears Are Falling [COMPLETED]
Fanfiction[PG+16] | Completed "Sampai napas terakhir, aku selalu mencintaimu," Jeno Lee :: Part sudah lengkap :: Don't be silent readers