Fyneen baru saja menyelesaikan kegiatannya berganti baju scrub khusus petugas OK. Setelahnya ia meraih shoes cover dan apron untuk melengkapi baju dinasnya. Ponsel di kantong bajunya berbunyi nyaring tepat ia sedang mendorong pintu masuk lorong OK*.
Fyneen tersenyum, nama kekasihnya terpampang di layar ponsel miliknya. Praditya atau ia panggil Adit.
"Halo!"
"Ada SC?"
"Iya, di OK 4. Lagi di OK?"
"Hmm, di OK 3."
Sosok diseberang memutuskan panggilannya. Fyneen pun menatap ponselnya kesal. Adit sang kekasih memutuskan pembicaraannya begitu saja.
"Kesal sayang?" Suara berbisik ditelinga kiri tiba-tiba membuat Fyneen hampir saja melempar ponselnya.
"Mas Adit ihh. Hobi deh ngagetin orang," protes gadis itu. Sang tersangka hanya memamerkan deretan giginya meski dibalik masker. Bisa Fyneen lihat dari mata kekasihnya kalau ia sedang tersenyum jenaka seperti biasa.
"Nanti pulang dinas ketemu di tempat biasa ya, kangen," bisik Adit.
"Emang jaga?" tebaknya. Jika lelaki ini meminta bertemu mendadak bisa dipastikan ia akan ditinggal jaga 24 jam bahkan lebih.
"Hmm, nanti malam jaga bangsal. Besok jaga IGD."
"Loh masih jaga? Bukannya udah selesai, Mas?"
"Tinggal selesaiin beberapa hutang jaga doang kok." Fyneen menganggukkan kepala mengiyakan ucapan kekasihnya itu.
"Ok, aku pendampingan SC* dulu. Operasi apa?"
"Laparatomi eksplorasi*. Pasienmu juga kan, konsul NICU* ini."
"Oh, iya. Eh, kok masih ikut operasi? Diminta DPJP*?"
"Iyap, 100 buat sayangku." Fyneen hanya berdecak mendengar jawaban Adit.
"Yaudah, semoga lancar, Mas."
"Hmm, kamu juga!" balas Adit seraya mengusap kepala Fyneen seperti biasa. Kebiasaan yang selalu gadis itu sukai.
"Hayoo, Pak Adit, pinjem ceweknya bentar ya. Jangan pacaran mulu, deh!" Sosok residen anak, Ferdi menyela sepasang kekasih ini. Sedang, Adit hanya tertawa.
"Jagain ya, Pak Ferdi. Kembaliin utuh nanti," jawab lelaki itu seraya masuk ke OK 3. Masih Adit dengar jawaban siap dari Ferdi sebelum ia menghilang di balik pintu OK 3 untuk segera cuci tangan.
Fyneen dan Ferdi, residen anak level 2, pun juga meninggalkan lorong untuk memasuki OK 4.
"Mbak, besok ikut Pak Adit balik NTB?" Fyneen yang sedang mempersiapkan alat menoleh ke arah Ferdi.
"Nggak sih, dia belom langsung balik kok," jawab Fyneen.
Tepat setelah Ferdi mengajukan pertanyaanya, masalah yang dipendamnya selama satu bulan ini kembali muncul. Dibalik hubungan ia dan kekasihnya itu ada masalah yang mereka pendam. Setelah kelulusan Adit, apa yang terjadi pada hubungan mereka?
Dulu, Adit pernah mengatakan akan melamarnya segera setelah menyelesaikan PPDS-nya*. Tetapi, hingga detik ini Adit bahkan belum mengatakan apapun.
Hubungan mereka terbilang tak sebentar. Sejak pertama bertemu saat Adit masih sebagai residen bedah junior hingga sekarang ia sudah hampir lulus. Hubungan mereka pun bukan rahasia lagi, melainkan sudah menjadi rahasia umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSC (Return Of Spontaneous Circulation)
Romance"Saat Kamu diberi kesempatan untuk kembali bernafas" Benarkah kesempatan kedua itu ada? Tara merasa seolah tak ada harapan ketika menyadari sakitnya yang bagi orang lain tampak sepele tapi berat baginya karena membuatnya susah mendapatkan pekerjaan...