3. Happy?

190 32 18
                                    

Siang ini ruang NICU cukup sibuk karena salah satu pasien sedang perburukan. Beberapa rekan Fyneen termasuk gadis itu tengah berusaha membuat pasien mereka kembali bernafas. Setelah waktu berlalu dengan usaha yang cukup keras, akhirnya pasien yang mereka tangani kembali bernafas

"Mbak Fyn, sambung ke ventilator*, ya!" perintah residen anak yang bernama Indah itu. Tanpa banyak komentar gadis itu mengangguk lalu melakukan tindakan sesuai perintah.

Fyneen dan Indah mengamati kondisi pasien setelah disambungkan ventilator.

"Sukurlah, Mbak. Nafasnya mulai stabil. Jangan lupa babygram* dan cek BGA*,  ya," intruksi Indah.

"Siap, sama Mbak Rina, ya, Bu. Shift sore udah dateng kok, saya operan dulu," jawab Fyneen sambil menatap arah pintu masuk. Ada rekannya, Rina yang baru saja datang.

"Loh, udah jam dua ya?" celetuk Indah.

"Kelamaan upacara kita Bu," seloroh Fyneen.

Mereka pun tertawa bersama. Upacara, sebutan bagi mereka kalangan medis ketika melakukan tindakan yang cukup lama. Contohnya resusitasi* yang baru saja mereka lakukan.

Setelah setengah jam Fyneen dan teman satu shiftnya melakukan operan jaga, mereka beranjak menuju ruang ganti. Mengganti pakaian kerja mereka menjadi baju biasa untuk pulang.

Ponsel Fyneen berdering nyaring saat ia masih sibuk didepan cermin merapikan rambutnya.

"Fyn, Mas Adit telpon tuh," ucap Gita rekannya saat melihat layar ponsel milik Fyneen. Fyneen hanya tersenyum, lalu mengangkat ponselnya.

"Sayang, udah makan?" ucap Adit dari seberang begitu panggilannya dijawab oleh Fyneen.

"Belum, tadi pasienku jelek. Mau mampir beli makan sih ini."

"Aku juga baru selesai beresin administrasi di SMF. Makan bareng, yuk!"

"Dimana? Jangan bilang di kantin, bosen, Mas. Mas masih ada perlu nggak di SMF?"

"Udah sih, oke di resto biasa di luar RS aja kalau gitu. Ketemu di Coffee Shop deket poli bedah ya, sayang. Aku ambil berkas dulu di Rendy, dia jaga poli."

"Ok, habis ini aku kesana." Fyneen memutuskan panggilan itu setelahnya.

"Pulang bareng Pak Adit, Fyn?" tanya Gita.

"Iya, Git. Udah kelar katanya ngurus administrasinya."

"Udah lulus kan, ya?"

"Udah, alhamdulillah, tinggal sumpah sama pelepasan dua bulan lagi. Kemaren selesein utang jaga doang."

"Wah, pasti bentar lagi kita dapet undangan nih," celetuk Irma, rekan Fyneen lagi.

Fyneen hanya tersenyum. Ada yang mengganggu di pikirannya saat ada yang membahas hal ini. Justru ini yang menjadi beban pikirannya saat ini.

'Apakah ada aku di masa depannya?'

🩺🩺🩺

Adit menatap lorong arah dari rawat inap, menanti sosok gadis yang ia rindukan. Sejak jaga terakhir seminggu yang lalu ia belum bertemu dengan gadisnya. Hanya sekedar via suara. Kesibukannya pasca pendadaran juga persiapan menuju sumpah dan pelepasan dokter dua bulan lagi, membuat ia tak sempat melepas rasa rindunya.

Fyneen mengedarkan mata di sekitar coffee shop yang berada di sebelah poli. Berseberangan dengan beberapa stand kantin juga penjual lain. Sosok laki-laki beratasan putih bawahan hitam itu tengah sibuk dengan ponsel ditelinganya.

"Yang Adit mau cuma Fyneen, Ma. Bukan gadis lain atau pilihan Mama," ucap Adit dengan nada tegas. Lalu ia putuskan pembicaraannya dengan sosok Mama dari seberang. Ia mengusap wajahnya frustasi karena belum menemukan titik temu dengan keputusan sang Mama.

ROSC (Return Of Spontaneous Circulation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang