6. Gigi Oh Gigi

214 35 25
                                    

Karena kondisi, Braja dan Ina melarang Tara pulang ke Surabaya. Apalagi masih harus kontrol. Puspa dan Djani hanya bisa pasrah dan menurut. Keduanya terkejut dengan kondisi sang putri.

Perlahan kesehatan Tara berlangsung pulih. Bella mengajak Tara bekerja di gerai donat bagiannya. Kini sudah enam bulan berlalu dan selama satu bulan terakhir, ia sudah mulai fit. Tapi ada masalah baru. Giginya bungsunya sering bengkak.

"Besok kamu periksa deh," kata Bella ketika melihat Tara mengeluh giginya sakit pada kasir gerai.

Tara mengangguk kemudian kembali bekerja. Dalam gerai mereka ada juga kursi untuk makan di tempat dan fasilitas WiFi.

BelladonnaT mampu bersaing dengan produk serupa. Harga yang terjangkau dan rasa yang berkualitas serta banyaknya varian membuat pelanggan terus berdatangan. Paling tidak jika omzet tidak naik signifikan, angkanya masih stabil. Hal itu membuat Tara hampir tidak bisa duduk padahal ia dilarang kerja terlalu capek oleh sepupunya. Bella juga memberitahu kepada semua karyawan termasuk alasannya, bukan karena mengistimewakan sebagai sepupu melainkan kondisi.

"Tara, sudah jam empat. Ayo pulang," ajak Bella.

Tara yang sedang membawa nampan berisi tumpukan piring dan gelas kotor segera mengangguk. Ia berjalan cepat ke dapur untuk menyerahkan ke bagian cuci piring. Setelah itu segera merapikan diri dan pamit kepada teman-temannya.

"Maaf, duluan ya?"

"Yooo!"

Mengekor di belakang sepupunya, Tara merapikan rambut cokelatnya dengan tangan.

"Kita belanja dulu ya nanti baru aku antar kamu pulang," ajak Bella.

Tara mengangguk semangat. Sudah lama ia tidak ikut ke supermarket. Baginya masuk supermarket sudah hiburan tersendiri apalagi seumur hidupnya lebih sering berbelanja di pasar. Atau tukang sayur.

Sesampainya di supermarket, Tara yang mendorong troli sedangkan Bella yang memilih apa yang hendak di beli. Berbelanja dengan Bella dan Donna sungguh berbeda. Jika bersama si sulung, mereka hanya akan pergi dan membeli yang dibutuhkan tanpa melipir ke manapun. Kalau ada yang diinginkan langsung ambil saja sambil sekalian jalan tanpa berputar-putar lagi. Bersama Donna, mereka akan menjelajahi setiap ujung supermarket.

"Kalau kamu mau apa, ambil saja," kata Bella. 'Kan?

"Iya, Mbak." Tara mengangguk. Ia ingin es krim dan snack tapi gusinya bengkak membuatnya sedikit hilang selera. "Mbak, puding sama yogurt ya?"

Bella mengangguk.

Tara mengambil apa yang dia mau kala mereka berada di rak pendingin. Troli juga sudah penuh. Sepertinya sepupunya belanja keperluan seminggu. Setelah dirasa cukup, mereka pun mengantre di kasir.

"Mampir beli makan dulu ya? Kamu mau apa?" tanya Bella.

"Burger," jawab Tara cepat karena ia pikir di rumah akan makan lagi sebab budenya tadi pagi masak rawon. Tentu ia akan makan dengan bubur dan telur. Sedangkan burger, ia merasa masih bisa mentoleransinya.

Bella mengangguk. Setelah meninggalkan supermarket, keduanya menuju restoran cepat saji. Kebetulan sepupunya ingin burger karena ia sendiri juga ingin burger dan ayam krispi.

Setelah mendapatkan semua yang dimau, keduanya pun pulang. Bella mengantarkan sepupunya ke rumah orang tuanya lalu ia langsung pulang ke rumahnya sendiri tanpa mampir.

Memasuki rumah, ternyata semua sudah pulang. Di dapur ada Donna yang membantu Ina. Tara hanya salim ke pakde dan budenya setelah cuci tangan dan kaki di kamar mandi luar lalu ke kamarnya.

ROSC (Return Of Spontaneous Circulation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang