8. Dia

155 40 10
                                    

Tara pikir, prosedur operasi itu mudah selagi sudah mendapat ACC atau rekomendasi DPJP. Nyatanya ...banyak yang harus dilakukan. Dirinya yang masih terkendala Hb rendah membuatnya masih harus kontrol rutin ke poli penyakit dalam hingga DPJP Penyakit Dalam memberinya ACC untuk operasi.

Jika Tara ada jadwal ke rumah sakit, berarti ia tidak bekerja di gerai donat. Hari ini ia tidak ada jadwal dan seharian ini beruntung kondisinya stabil sehingga bisa berada di gerai BelladonaT full time. Ia juga beruntung karyawan lainnya seperti keluarga tanpa ada yang merasa dengki akan kehadirannya yang sedikitnya ada perlakuan istimewa untuk tidak terlalu capek. Justru mereka mengingatkan agar dirinya sesekali istirahat.

"Dek, nanti aku ada janji sama temanku. Kamu pulang sendiri nggak apa?" tanya Donna.

Dengan cepat Tara menunjukkan kata oke dengan jemarinya sebab ia tengah sibuk menata stok donat di etalase."Oke, Mbak."

Hari ini gerai sedang banyak pengunjung dan donat-donat serta varian lain banyak yang habis.

"Eh, banyak yang habis," gumam seorang lelaki di sebelah Tara.

Tara yang otomatis menoleh terkejut mendapati siapa yang ada di sampingnya. "Eh, Mas Bagas?" celetuknya.

"Lho, Mbak Tara. Beli donat juga?"  tanya Bagas sembari mengambil beberapa donat yang ada.

Tara menggeleng. "Saya kerja di sini."

"Lho!" Bagas tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Saya pikir orang beli ngeborong soalnya nggak pakai seragam."

Tara tersenyum. "Iya memang nggak pakai seragam. Mas Bagas mau nyari donat apa? Saya ambilkan dulu. Ini baru mau nyetok. Tadi lagi rame. Tunggu sekejap ya."

Segera Tara kembali ke dapur, sementara rekan kerja yang lain datang untuk mengisi stok juga. Setelah semua kembali terisi penuh, Bagas yang memang sengaja menunggu dulu langsung mengambil yang diinginkannya.

Sementara Bagas antre di kasir, Tara bersiap pulang.

"Mbak Donna, semuanya, aku pulang dulu ya? Assalamu'alaikum, daaah," pamit Tara.

"Wa'alaikumussalam," balas Donna dan yang lainnya.

"Mbak Tara!" panggil Bagas ketika perempuan itu melewati counter.

"Ya?" sahut Tara.

"Bisa tunggu?"

Tara diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Saya tunggu di depan."

Bagas mengangguk lalu maju karena sudah gilirannya.

Sementara itu Tara menunggu di depan gerai sembari memperhatikan lalu lalang pengunjung mall dan terutama pengunjung BelladonaT. Secara umum cukup ramai mungkin karena akhir pekan meski bukan tanggal muda. Mungkin sedang butuh hiburan. Secara pribadi, ia lebih suka jalan-jalan di taman, kebun binatang atau taman hiburan daripada ke mall jika harus menghibur diri dari kepenatan.

Dari tempatnya berdiri di pojok, Tara entah mengapa tertarik memperhatikan dua perempuan muda, tampak lebih muda darinya. Mungkin mahasiswi. Keduanya berdandan modis dari ujung rambut hingga sepatu. Satu dengan rok, satunya bercelana. Kemudian ekor matanya menangkap bahwa tiba-tiba keduanya tertarik memperhatikan Bagas yang kini sudah berbalik. Di antara pengunjung gerai, kebetulan Bagas satu-satunya lelaki muda yang tampak menarik dan sendirian daripada lainnya yang lebih tua ataupun bersama anak-istri.

"Mbak Tara," panggil Bagas yang sudah mendekatinya.

Tara tersenyum tipis. "Sudah?"

Bagas mengangguk. "Ayo."

Tara pun mengikuti Bagas meninggalkan gerai dan melupakan kedua perempuan muda tadi.

"Maaf lama ya?" ucap Bagas tak enak hati sembari terus melangkah.

ROSC (Return Of Spontaneous Circulation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang