5. Keluarganya Haru Lee

115 22 0
                                    

Halo!

Maaf aku baru muncul T_T

Enjoy yaaa


---


"Selamat pagi, Tuan Donghae Lee," ujar Jeno sambil membersihkan beberapa daun kering yang jatuh ke atas pusara Donghae. Baru kemarin dia mengunjungi makam tersebut, tapi rasanya sudah seperti berminggu-minggu. Mungkin karena harinya terlalu berat kemarin, dua puluh empat jam jadi terasa seolah satu dasawarsa.

Jeno tersenyum getir, sembari memandangi tanah makam yang bahkan masih belum padat itu. Dia merasa bersalah dan sudah menyadarinya sejak awal. Pada Donghae Lee, Haru Lee, atau bahkan ayahnya sendiri. 

"Tolong jangan benci Ayah, yang salah adalah saya," kata Jeno. "Saya yang bertanggung jawab atas kematian Anda. Saya ingin melihat Ayah bebas, karena itu bukan salahnya. Harus dengan apa saya menghidupkan Anda kembali? Harus dengan apa saya membuat putri Anda bahagia kembali?"

Jeno tertunduk dalam-dalam. Kedua telapak tangannya ia gunakan untuk menangkup seluruh wajahnya. Sesekali dia mengusap wajah itu sambil mengembuskan napas dalam. Wajahnya memerah ditelan rasa frustasi. Dia benar-benar sudah kehabisan cara. 

Menghidupkan orang yang sudah meninggal? Bagaimana caranya? Sampai menjadi gila dan mati pun Jeno tidak mungkin bisa!


"Kamu siapa?" 

Jeno menegakkan kepalanya, untuk kemudian menoleh ke sumber suara. Tepat di sampingnya, ada dua wanita paruh baya yang memakai baju hitam sambil membawa payung yang juga hitam. Keduanya menatap Jeno dengan bingung.

"Ya Tuhan! Kamu siapanya Donghae Lee? Kenapa wajahmu mirip sekali dengannya?" tanya Ibu yang berdiri di depan.

"Astaga, apa selama ini Haru punya Kakak? Kenapa mereka menyembunyikannya? Tahu begitu aku sudah jodohkan kamu sama putri sulungku!"

Jeno tertegun. Dia berusaha mencerna kalimat ibu paruh baya itu. Aku mirip Tuan Lee?

"Ya! Suji! Kamu ini bicara apa? Jelas-jelas dia sedang berduka. Maafkan kami ya. Kami benar-benar minta maaf. Kami tetangga ayahmu. Maaf ya kami baru bisa ke sini, karena kami baru sempat."

Jeno berdiri perlahan, sambil matanya tak dapat terlepas dari kedua wanita yang terus mengoceh itu. Dia memandang takjub, sekaligus keheranan. "Aku... mirip dengan Tuan Lee?"

"Hahahaha! Tentu saja mirip. Aku tadi sempat kaget, kukira Lee kembali hidup!" seru wanita yang berdiri di belakang.

Wanita di depannya ikut tertawa, "Kenapa? Kamu ragu sama DNA ayahmu?"

Jeno menggeleng lemah, sambil matanya masih menerawang ke sembarang arah. "Dia bukan ayahku."

"APA?"

Aku mirip dengan ayahnya Haru Lee?


---


Jeno beranjak dari makam Donghae dengan segumul pikiran di dalam kepalanya. Terlebih, pertemuan tak terduga dengan dua orang tadi membuat perasaannya jadi berat.

"Kamu benar bukan anaknya?" tanya salah satu wanita paruh baya itu. Dia masih menatap Jeno dengan raut tak percaya. Orang di hadapannya, yang mirip sekali dengan tetangganya itu, bahkan tak punya setetes pun hubungan darah dengan Donghae.

Jeno menggeleng lemah. Matanya masih terpaku pada foto Donghae yang ditunjukkan oleh ibu itu dari ponselnya. Di sana juga ada Haru yang masih belum sebesar sekarang. 

Selamat Pagi, Jeno Lee [NCT Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang