9. Haru yang Menemukan Seseorang

95 19 3
                                    

Dengan tergesa-gesa, Jaemin membuka pintu minimarket. Dari jauh, ia dapat melihat minimarket sedang sangat ramai pengunjung dan ia harus bergegas menggantikan posisi Johnny yang tampak sedang sangat sibuk.

"Malam. Mohon maaf terlambat, Kak. Aku tadi—" ujar Jaemin sambil berjalan ke arah Johnny yang kini berdiri di meja kasir.

"Ya, aku mengerti. Cepat bantu aku di sini," pinta Johnny. 

Jaemin mulai sibuk dengan komputer dan scanner yang ada di meja. Sementara Johnny membantu Jaemin untuk memasukkan sejumlah barang belanjaan pelanggan ke dalam kantung kertas. Mereka begitu cekatan, hingga kerumunan pengunjung tadi dapat terlayani dalam hitungan menit.

"Jadi, Jeno sudah membaik?" tanya Johnny tiba-tiba. 

Jaemin mengangguk. "Dia sudah kuantar pulang ke rumahnya."

"Oh, langsung pulang?" tanya Johnny terkejut.

"Ya, begitulah."

Dari jauh, Haru yang sedang sibuk merapikan trolley hanya dapat mencuri dengar percakapan kedua pemuda itu. Biar bagaimanapun, ia begitu terkejut dengan fakta bahwa Jeno dibawa ke rumah sakit setelah mereka bertemu dan bertengkar di pemakaman. Haru yakin betul, kondisi pria itu baik-baik saja saat mereka bersua.

"Baiklah, aku akan kembali ke ruanganku," ujar Johnny setelah ia menepuk bahu kiri Jaemin. "Terima kasih sudah menolong Jeno ya, Jaemin."

"Aku harus melakukannya, Kak."

Johnny tersenyum tipis. Ia kemudian berlalu pergi dan masuk ke dalam ruangannya. Meninggalkan Jaemin dan Haru berdua. 


"Haru," panggil Jaemin. 

"Apa?" sahut Haru ketus. Dalam lubuk hatinya, ia seperti punya keyakinan kalau Jeno telah menceritakan hal-hal buruk tentang dirinya pada Jaemin. 

Jaemin meletakkan sebuah kantung plastik bening di atas meja kasir. Kantung plastik itu berisi dua buah boks putih dan dua set sumpit. Dengan sedikit mencuri pandang pada gadis di hadapannya, Jaemin bertutur, "Makanlah. Aku tahu kamu belum makan malam ini."

Haru tertegun. "Aku?"

Jaemin mengangguk. "Ya kamu. Kan tidak mungkin aku menawari trolley-trolley itu makan."

Dengan ragu, Haru tersenyum canggung. "T-terima kasih."

"Ini." Jaemin menepuk boks putih tadi, lalu mendorongnya ke arah Haru. "Ayo makan sama-sama. Suka jjajangmyeon kan?"

Haru mengangguk semangat sambil menahan semburat senyum di bibirnya. Dengan agak malu-malu, ia mengambil boks yang baru saja Jaemin sodorkan, lalu membuka dan melahap jjajangmyeon di dalamnya. 

"T-terima kasih."

"Hahaha. Dari tadi terima kasih terus. Makan yang banyak ya, habiskan!"

Haru mengangguk lagi. Sesekali ia mencuri pandang ke arah pemuda, yang entah bagaimana menjadi begitu perhatian padanya. Meski ia merasa sesuatu dalam hatinya membuncah, pikirannya kembali pada Jeno. 

Haruskah aku tanya? batin Haru sambil terus mengunyah.

"Enak tidak?" tanya Jaemin tiba-tiba.

Haru mengangguk semangat. "Enak."

Tidak, memangnya apa peduliku?


Jaemin melirik ke arah boks putih yang sedang Haru pegang. Rupanya gadis itu benar-benar lapar. Buktinya, saat ini sudah setengah porsi jjajangmyeon itu ia habiskan sendiri. Dengan begitu cepat.

Selamat Pagi, Jeno Lee [NCT Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang